1 28√e 980 - 1

15K 413 10
                                    

Kalian pasti pernah merasakan perasaan jatuh cinta. Sama sepertiku yang jatuh cinta pada seseorang saat ini.  sayangnya aku tak berani mendekatinya

Karena aku sadar bahwa tak mungkin bisa mendapatkannya.  Kenapa? karena dia terlalu sempurna. dan yang terpenting kami satu gender.

Namaku Marco Evan Aditya, aku memiliki perawakan tubuh gendut dengan pipi cubby. Paha besar, betis besar, lengan besar, hanya perut ku yang tak buncit dan leherku masih terlihat.

Aku menyukai teman ku yang berbeda kelas denganku, namanya Tama, Tama Raka bumi.  dia anak basket dengan tinggi diatas rata-rata untuk anak SMA.  Rambutnya lurus rapi, mata sipit, Rahang tegas, paha dan lengan yang atletis. Raka juga merupakan ketua basket di sekolahku.

saat ini kami berada di tingkat SMA kelas 3. dan tak terasa aku sudah menjadi penggemar rahasianya selama hampir 2 stengah tahun belakangan ini.

Tama adalah anak IPA dan sedangkan aku anak IPS. bukan tak mampu masuk IPA,  hanya saja aku bukan orang yang ambisius untuk jadi anak IPA.

Aku anak yang cukup terkenal dikarenakan badanku yang tak mungkin bisa di tutupi.  satu sekolah pun tahu siapa aku, tinggal sebutkan ciri-ciri ku saja.

*********

aku sedang memandang tama yang yang sedang bermain basket di lapangan dari depan kelas kami di lantai 3, yah kegiatan ku selain belajar tentunya .

"jadi mau kapan ngaku ke tama tentang perasaanmu", ucap tata yang baru saja kembali dari kantin

Tata adalah temanku satu-satunya di sekolah. teman yang biasa membantu ku saat aku mulai melihat hal yang tak dapat orang lain lihat.

aku memandang tata malas, "emang aku segila itu mau ngakuin perasaan ke sesama cowo. yang ada baru ngomong langsung dapet bogem mentah dari tama. Lagi pula, aku memandangnya setiap hari saja sudah cukup".

"hidup itu harus optimis Mar. lagipula  kamu ga harus minta dia jadi pacar. cukup mengutarakan perasaan aja", katanya lagi

"ga.  biar aja. toh sebentar lagi kelulusan. aku sama dia juga beda kampus walau masih dalam 1 kota"

aku memandang ke lapangan lagi, tapi tak kulihat tubuh tama. aku pun berdecak dan masuk ke dalam kelas neninggalkan tata

"kamu ga mau usaha gitu ngajak sitam ngomong", tata berbisik di telingaku

"ta, please jangan bahas dia dikelas. ga semua kayak kamu yang bisa nerima masalah berbau LGBT. aku takut makin ga punya teman.  apa lagi kalau sampai orang tua ku tahu", ucapku sambil memasang wajah memohon

dan karena jam istirahat selesai, tata pun kembali ke bangkunya yang ada di depan ku. tak selang berapa lama, guru matematika masuk ke dalam kelas kami.

*************

tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 2 siang dan bel pulang sekolah berdering. seluruh siswa berbondong bondong segera keluar kelas untuk kembali ke rumah.

aku yang dasarnya terlalu santai pun memilih untuk pulang belakangan.  aku juga tak memiliki urusan yang mendesak.

ketika ku langkah kan kaki melewati kelas IPA 1 kudengar suara desahan. aku yang memang dasarnya penakut tapi penasaran, tetap mendekat dan mencari sumber suara.

Sialnya aku melihat pemandangan yang cukup menggores hatiku. membawa ku pada kenyataan pahit. ku lihat tama yang sedang bercumbu dengan seorang perempuan yang ku tahu adalah teman sekelas tama bernama evelyn.

aku berjalan mundur dan berusaha tak mengganggu aktifitas mereka tapi sayangnya aku menyenggol bak sampah dan membuat tama menatapku dengan tajam, mungkin karena aku mengacaukan aktifitas mereka.

1 28√e 980 ( i love you ) | mpregTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang