Hari ini hari minggu dan pagi ini tama menghubungiku untuk mengajak bertemu pengelola lokasi yang akan menjadi tempat angkatan kami melaksanakan perpisahan sekolah. tahun -tahun sebelumnya acara perpisahan akan dilakukan di sekolah, tapi khusus tahun ini panitia ingin dilaksanakan di bumi perkemahan.
tama datang menggunakan mobilnya, aku cukup lega karena tak nyaman jika dibonceng oleh orang lain naik motor. dan tak mungkin juga tama mau ku bonceng
"Ayo naik. apa perlu gua bukain lu pintu", sarkasnya saat aku hanya diam menatap pintu mobil
aku menggeleng dan langsung masuk kedalam mobilnya. Harum tubuh tama menguar . Aku sadar bahwa wangi tubuh tama selalu sama, sekalipun baru selesai berolah raga.
"Lu udah minta surat permohonan ijin dari sekertaris nya kan?", tanya tama
"Sudah tadi malam lewat email di kirim sama susan", ucapku mengeluarkan kertas yang tadi pagi baru ku print
******
Setelah menempuh sekitar 1 jam dari rumah, kami pun sampai ke lokasi yang kami tuju
Aku berdiri disebelah tama karena melihat banyak mahkluk di atas pohon yang sudah menunggu kami
"Tama, boleh minta tolong?", tanya ku pada tama
"hmm", dia hanya membalas dengan dehaman
"aku boleh pegang ujung baju kamu?", tanyaku
dari wajahnya aku dapat menebak dia pasti berpikir aku orang aneh
"mereka ada banyak tama. aku ga kuat", ujar ku dengan napas yang mulai sesak dan menutup mataku
"ck, nyusahin", ujarnya namun setelahnya yang kurasakan adalah tanganku di genggam erat olehnya
"mas yang lusa lalu menghubungi saya?", tanya seorang bapak bapak yang sepertinya pengelola yang sudah tama hubungi sebelumnya
"iya pak, Saya tama dan ini teman saya Marco. Kami dari SMA Pahlawan yang sebelumnya menghubungi bapak. Kami ingin meminta izin untuk mengadakan perkemahan sekaligus pesta perpisahan sekolah disini. Sekitar 5bulan lagi, bulan juni awal ", tama mulai menjelaskan
Aku hanya diam dan memperhatikan sekitar dengan masih di genggam tama.
"teman nya bisa lihat ya mas. disini memang banyak sih, tapi biasanya ga ganggu kalau ga langgar pantangannya", ucap bapak itu
"intinya disini jangan berbuat mesum, jangan berkata kasar, lebih ke tata krama nya saja mas yang harus dijaga", ucap bapak itu lagi
*********
Setelah mengurus perijinan dan pembayaran uang muka, tama mengajak ku untuk berkeliling.
Aku merasa nyaman dengan genggaman tangan tama. Perlahan rasa takut ku memudar.
"Apakah aku boleh memiliki tama disampingku?", tanyaku dalam hati dan langsung ku gelengkan kepala ku
"Lu napa geleng geleng? pusing?", tanya tama dengan wajah datarnya
"Nggak. makasih ya buat bantuan nya. maaf nyusahin kamu. Apa sebaiknya aku mundur dari panitia aja ya. Aku ga sanggup kalau harus di alam terbuka begini", ujarku memelas
"lu gila? udah setengah jalan gini lu mau mundur?", ujarnya melepaskan tanganku dan berjalan cepat meninggalkan ku
Aku panik, sungguh panik. Aku berada di dekat kolam. Langit pun mendung. Badanku gemetar. Rasa sesak kembali menghampiri ku. Aku berlari mencoba mengejar tama. Tapi aku tak melihatnya
"Tam.. tolong. Jangan tinggalin aku tam", teriakku sambil berlari an
"hahahahahahaha", kudengar tawa banyak orang saling bersahutan