Bertahan hidup

23 6 7
                                    


Di Malam saat manusia mengalami hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, hujan batu dari langit menghantam gedung-gedung, petir bergumuruh, ombak yang sangat besar menerjang pesisir pantai, dan hal yang terakhir ku ingat-
Umat manusia (dibumi hanguskan), Aku saat berlari di tengah hutan menyelamatkan diri terjatuh oleh akar pohon membuat kepalaku sakit, seperti dijatuhi palu aku lalu tertidur.

Hal yang terakhir ku ingat aku terbangun di hutan yang tak berpenghuni, aku mencoba menenangkan diri dari sakit kepala yang menimpaku semalam. sembari memegang kepala aku berdiri dan melihat keadaan sekitar

"dimana aku?" Ucap si pemuda dengan kebingungan

Seperti bayi yang baru belajar berjalan, dia berjalan dengan sempoyongan dan terus berjalan tanpa arah dan tujuan. menelusuri pepohonan dan mencari beberapa makanan. Dia menemukan Jamur liar dan mengambilnya sembari membungkuk

"Apakah ini bisa dimakan?" Ucap si pemuda itu sambil mengendus baunya. Si pemuda itu kemudian memakannya

"Rasanya pahit." Dengan tatapan untuk bertahan hidup dia terus memakannya.

Sesudah ia makan dia mendengar suara sungai, pergi ke hulu sungai si pemuda mengulurkan tangan dan mengambil segenggam air di telapak tangannya, ia lalu meminumnya. Dengan tatapan curiga pemuda itu memandangi air sungai, pemuda itu mengambil beberapa langkah ke belakang dengan perlahan, menggenggam ranting di atas pohon seolah dia akan melompat ke atasnya. Dan benar saja sesosok mahluk muncul dan ingin menerkamnya. Pemuda itu lalu dengan sigap langsung melakukan lompatan kedepan dan menendang rahang buaya itu, lalu mendarat di atas ranting pohon. dia mencabut ranting yang berada di dekatnya untuk menjadikannya senjata. Ia turun melihat buaya itu lalu ia tantang, buaya itu menerjang kembali, si pemuda menghindari nya dan menangkap rahang buaya itu lalu menggunakan rantingnya sebagai penyangga. di rahang buaya itu ia gunakan sebagai penyangga, dan menusuk mata buaya itu dengan ibu jarinya, mata buaya itu mengeluarkan percikan darah dan mengenai wajah dingin si pemuda, dengan sekuat tenaga si pemuda memeluk buaya itu dengan keras seperti ia ingin mengcekik buaya itu. Selang beberapa menit ia mengcekik buaya nya, ia berhasil membunuh buaya itu.

"Aku lapar"
sembari melihat mayat buaya itu Aku lalu membawa buaya itu ke dalam hutan, sembari berfikir cara untuk mengulitinya aku menyiapkan api unggun dan api yang ku buat dengan cara menggosokkan percikan api dari batu, aku mencoba mengasah batu dan membuat nya cukup tajam sampai untuk menguliti daging buaya itu, aku lalu meraba kulit buaya itu dan mecari sisi lunak dari kulitnya, aku lalu mengulitinya dan merobek dagingnya dengan batu, percikan darah membasuhi muka ku, lalu aku menusuk daging menggunakan ranting dan membakarnya di api unggun, dengan lahap aku memakannya walau rasanya sangat mengerikan

Dia lalu berjalan dan menelusuri hutan yang lebat tanpa arah dan tujuan, dengan muak pemuda itu terus berjalan melihat disepanjang jalur yang dia lalui dipenuhi dengan warna hijau
"Pohon." Pikirku dengan tatapan sayu
"Lagi dan lagi, di sepanjang jalan" dengan pikiran yang kosong aku hanya menatap lurus
"Aku bahkan tidak tau kemana aku pergi, hanya berjalan dan terus berjalan, tanpa arah dan tujuan.. sungguh melelahkan" berfikir sembari berjalan dan melihat secercah cahaya di lorong bukit
"Cahaya?" Aku lalu berjalan dengan tergesa-gesa, semak semak dan ranting yang menghambat jalanku, menggores, melukai lengan dan tubuhku, bajuku teriris sobek, bagai galon yang kempes terisi air cairan merah keluar dari luka yang tersayat, tak juga mengiris kelopak mataku sebelah kanan, sembari berjalan dengan resah aku mendaki bukit dan tak terlalu mempedulikan  luka luka yang ku dapati dengan harapan akan mendapatkan sesuatu

sesampainya di lorong Bukit tinggi aku melihat pemandangan yang tak pernah aku lihat tapi serasa pernah aku rasakan, pemandangan kota gedung-gedung dipenuhi akar merambat, rumah, mobil, serta bangunan disekitar diselimuti warna hijau. Aku lalu menuruni bukit dengan berhati hati lalu mulai mengelilingi reruntuhan bangunan disekitar dan samar samar ingatan yang sepertinya sangat penting muncul di benakku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang