Melody of Love and Friendship

1.3K 23 5
                                    

Author: Hahaha, sudah lama saya tidak buka wattpad saya. Yaah... Walaupun nggak ada perubahan, tapi saya mencurahkan perasaan saya ke cerita ini. Kisah manis pahit cinta dan persahabatan yang saya buat sepenuh hati. Saya rasa ke depannya dan sampai kapanpun saya nggak bisa divote banyak. Tapi bagi saya asal bisa menyentuh hati orang lain, saya akan menghiburnya. ^^

-----------------------------------------

Apa itu sahabat? Apakah sahabat memiliki arti yang lebih dari 'Teman'? Aku merasa... Sampai kapanpun, aku takkan punya apa yang disebut 'Sahabat' itu. Konyol sekali... Sahabat adalah tempat kita bercerita semua masalah kita, atau 'curhat'. Sahabat adalah orang yang akan selalu menyertai kita baik suka maupun duka. Sahabat adalah orang yang mengerti kita hingga detil terkecil. Sementara orang berciri-ciri seperti itu sulit dicari, bahkan jarang ditemukan, mungkin hampir tidak ada. Kalau kupikir-pikir, aku bisa menjadi seorang 'Sahabat' yang baik, tapi sayangnya tidak ada orang yang ingin menganggapku sahabat. Bahkan aku sering sekali dianggap tidak ada. Akupun sering dikucilkan dan ditindas oleh sebuah geng yang beranggotakan anak-anak perempuan yang sok cantik dan genit. Penampilan, gaya pakaian, dandanan, dan sifat mereka sama sekali tidak bisa dibanggakan. Justru harusnya mereka membuat ranking sekolah ini menurun, tapi herannya tak ada satu anak pun yang protes, menegur saja tidak. Padahal setiap hari mereka membolos pelajaran, penampilan mereka yang seperti gal, cara bicara mereka yang tidak baik, dan tingkah laku mereka yang seenaknya sangat memuakkan. Gosipnya mereka sering sekali diskors dari sekolah dan membuat banyak murid serta guru kewalahan. Tapi mereka tetap tenang-tenang saja. Sesekali aku mendengar mereka berkata, "Aku ingin pindah sekolah saja! Lalu memulai debutku sebagai anak SMP yang disukai semuanya!!". Secara manusia aku berpikir, "Kalau mau pindah ya pindah saja sana! Yang jauh!! Kalau mau debut, ya, sana! Debut-debutan!! Asal jangan di sini!! Dasar geng bodoh!". Tapi secara nurani aku berpikir, "Lebih baik kau ubah sikapmu sejak sekarang. Sudah banyak orang yang kewalahan karena geng-mu...". Sejak SMP aku jarang bicara, aku hanya bicara pada guru dan temanku yang bernama Matsuya Hiro. Hiro adalah temanku sejak TK, walaupun mama melarangku untuk terlalu dekat dengan Hiro tapi aku tak peduli. Karena hanya Hiro yang mengerti tentang aku. Selain Hiro, ada juga kakaknya yang bernama Matsuya Arai dan kenalanku yang baru, Yuzuki Taka. Aku sangat senang karena mereka bertiga sudah mau akrab denganku. Tapi aku jarang bertemu dengan kak Arai karena ia sudah kelas 2, sedangkan kami masih kelas 1. Sebenarnya aku menyukai kak Arai, kupikir pertemuan kami adalah keajaiban. Ia menemukanku di tempat yang tertutup dan hanya aku yang tahu. Ia memanggilku dan menghiburku yang sedang menangis. Walaupun aku tak melihat wajahnya, tapi aku yakin itu kak Arai. Kak Arai juga sangat baik padaku, ia selalu menyemangatiku ketika aku bersedih. Sedangkan Hiro, ia hanya menepuk kepalaku dengan pelan lalu berkata, "Tersenyumlah". Setelah itu ia pergi. Walaupun Hiro baik, tapi kak Arai LEBIH baik. Seangkan Yuzuki, ia selalu menjadi tempatku curhat dan ia menjadi psikolog yang luar biasa bagiku, satu-satunya orang yang dapat membuatku tenang dan satu-satunya orang yang menjadi tempatku bercerita. Oh, ya. Namaku Aika Yuuki. Murid SMP Yori kelas 1-1, salam kenal.

"A... Aika-chan ada?", tanya seorang gadis berambut hitam legam dan sedikit berombak, ia memakai kacamata. Kelihatannya gadis pemalu.

"Kamu? Siapa, ya??", tanyaku sambil memakan roti arbei-ku.

"A... Aku Futaba Suzuki dari kelas 2-3!", balasnya.

Aku kaget karena ia ternyata seniorku. "Ma... Maaf Suzuki-senpai! Ada a... Apa?", tanyaku dengan gugup sambil membungkuk.

"A... Tak apa-apa, kok... Ah... Apakah ini kelas Hiro Matsuya?", tanyanya.

"I... Iya...", jawabku sambil melanjutkan makan rotiku.

"Baguslah... Bolehkah aku titip surat padamu?", tanya Suzuki-senpai lagi.

"Su... Surat? Boleh saja...", jawabku.

"Waah! Terima kasih Aika-chan! Tolong berikan ini pada Matsuya-kun, ya!", katanya sambil menyerahkah sepucuk surat padaku.

Aku menerimanya dan berjalan kembali ke kelas. Aku baru menyadari kalau kelas 2-3 itu kelas kak Arai. Huuh.... Aku memang payah.... Tapi aku sedikit bingung, kenapa hatiku terasa sakit saat mengetahui ini surat cinta setelah mengintipnya sedikit, padahal aku suka kak Arai... Tapi kenapa hatiku malah sakit saat melihat surat ini, ya? Aku aneh, deh!

"Aicchi!!".

"Yuzuki!? Kenapa di sini? Katamu ada kegiatan klub?", tanyaku saat mengetahui bahwa suara itu adalah suara Yuzuki.

"Yaah... Aku ingin memberikan ini pada Hiro!", jawabnya.

Deg! Jantungku kembali terasa nyut-nyutan, paru-paruku juga terasa sesak.

"Kenapa, Aicchi?", tanya Yuzuki.

"Ah... Nggak apa-apa!", jawabku sambil tersenyum masam.

Aku tak ingin bilang kalau aku sedang merasa tidak enak.

Cinta dan persahabatan itu memang rumit...

Jujur saja, ini yang membuatku malas.

TBC

Melody of Love and FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang