Prolog

7 1 0
                                    

𝙷𝚊𝚒.  𝙸𝚗𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚑 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚛𝚞𝚔𝚞:).
𝙴𝚗𝚓𝚘𝚢 𝚐𝚊𝚎𝚜. 







*****


"GIO!.  GIO ANAK KAMU JAMBAK AKU! "

Suara lantang kelewat keras itu memenuhi seisi rumah, seorang wanita yang di duga memiliki suara membahana itu terjerit-jerit, ketika rambut panjang nya di tarik paksa oleh anak perempuan usia 4 tahun.

Ketika derap langkah kaki dari tangga lantai dua terdengar,  suara kesakitan dan teriakan masih saja terdengar jelas. Berisik.

"Rei lepas. Jangan kasar sayang, Papa gak suka. "

Hingga suara berat khas pria terdengar, suara teriakan pun berhenti. Hanya ada rintihan kesakitan dan isakan kecil.

"Papaa,  Reina gak suka papaa. Dia mau rebut papa dari Rei. Gak mauuu! "

Sosok pria dewasa berperawakan tegap berjongkok di depan anak perempuan bernama Rei itu,  dengan hanya merentang kan tangan, si gadis langsung melepaskan tarikan tangan nya dari rambut si wanita. Se mudah itu hingga suara isakan tangis khas anak kecil pun terdengar dari bahu si pria.

"Kamu apain lagi anak ku huh? " Tanya si pria. Tentu pada sosok wanita yang kini tengah memijat kulit kepalanya yang agak sedikit ngilu.

"Kebiasan deh suka nyalahin aku. Orang dia duluan kok yang mulai.  Anak kamu itu ya Gio nyebeliiiiin sumpah! " Gerutu si wanita dengan nada geregatan Dan tatapan kesal ketara jelas.

Gio. Yakni ayah dari Reina si gadis kecil itu duduk di samping si wanita, sambil mengelus sayang kepala putrinya.

"Sama kan? Kaya kamu" Komentar Gio padat dan tepat sasaran.

"Mana ada! " Sentak wanita itu.

"Ssttt. Jangan berisik Chia, Rei mau tidur kayanya" Interupsi Gio.

Wanita bernama Chia itu merengut, iri melihat Gio mengutamakan si kecil Rei daripada dia.

"Gio sayang banget ya sama dia? Aku jadi iri. Lagi. " Cicit Chia yang mampu membuat Gio menoleh. Menatap penuh pada lawan bicara.

"Aku sayang sama kamu Chia, sangat. Tapi rasa sayang ku padamu jelas berbeda dengan rasa sayang ku pada Rei. Rei anak ku"  Tutur Gio lembut namun tetap tidak bisa mengobati tatapan redup Chia.

Dengan halus Gio mengusap kepala Chia, membawa nya bersandar di bahunya lalu di iringi dengan elusan halus juga dia berbisik.

"Chia kecilku gak akan kehilangan Gio nya. Aku gak akan ke mana-mana Chia, aku akan tetap disini. Memeluk kamu ketika sedih, ada ketika kamu senang, marah ketika kamu hilang, aku disini. Jangan takut. "

"Gio sayang Chia ya? " Tanya Chia dengan purau seakan-akan memastikan kembali bahwa yang di katakan Gio benar.

"Sayang."

Senyum Chia terbit, tangan indahnya bergerak memeluk Gio dan tubuh kecil Rei.

"Terimakasih Gio. Chia pasti bahagia, Gio jangan khawatir lagi ya"

"Iya Chia"

Obrolan itu di akhiri dengan sapuan halus bibir Gio di kepala Rei, dan Chia. Adiknya.























*****






𝚂𝚎𝚕𝚎𝚜𝚊𝚒.

𝙰𝚍𝚊 𝚌𝚞𝚊𝚙-𝚌𝚞𝚊𝚙 𝚗𝚒𝚑!.

𝙹𝚊𝚍𝚒 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚑𝚘𝚛𝚝 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜 𝚜𝚎 𝚗𝚐𝚎𝚋𝚞𝚝 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗.  𝙹𝚊𝚍𝚒 𝚊𝚙𝚊 𝚋𝚒𝚕𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚔𝚞𝚛𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚍𝚎𝚙𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚊𝚞 𝚗𝚐𝚎𝚓𝚊𝚛 𝚒𝚖𝚊𝚓𝚒𝚗𝚊𝚜𝚒 𝚑𝚎𝚑𝚎.

𝙾𝚔𝚎 𝚜𝚎𝚔𝚒𝚊𝚗, 𝚝𝚎𝚗𝚐𝚔𝚢𝚞, 𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝙳𝚊𝚗 𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚝𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞 𝚔𝚎𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊.

𝙳𝚒 𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚞𝚙 𝚌𝚎𝚙𝚊𝚝.

𝙱𝚢𝚎.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙂𝙞𝙤 𝙒𝙤𝙧𝙡𝙙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang