Cuma tulisan iseng, gak ada hubungannya sama cerita sebelumnya wkwk
.
.Sean Xiao duduk di atas pembatas atap gedung dengan kedua kaki berayun kecil, menendang udara diketinggian yang cukup untuk bisa membunuh seseorang dalam hitungan detik.
Rambut gelapnya berkibar, menari diterpa angin tengah malam yang berhembus kencang. Menyibak kulit wajahnya yang pucat serta iris jelaganya yang seolah menyapu lautan cahaya dibawah sana.
Ponsel disampingnya masih menyala, menampilkan sambungan bersama seseorang entah dimana.
"Bagaimana jika kita pergi ke Hawaii?" Terdengar sebuah suara berat dari speaker ponsel yang sengaja disetel dalam mode loud.
Sean hanya tersenyum kecil menanggapi ajakan itu, meski dirinya tau jika Yibo tak akan melihat reaksinya. "Udara disana pasti lebih hangat." Ujarnya kemudian.
"Mn, disana lebih hangat, kau akan suka."
Tiiin
Sean melirik ponselnya melalui sudut mata ketika suara klakson terdengar nyaring, disusul deru mesin kendaraan yang kian ribut. Dagunya bertumpu pada bahu tak terlalu lebar miliknya dengan mata yang masih menatap intens ponsel yang tak sekalipun mati, menunjukan caller ID bernama yiBOO.
Agak terkekeh, Sean merasa konyol sendiri karena memberikan nama se-cheesy itu untuk Wang Yibo.
"Gege, kau masih disana?" Ada gurat panik disela-sela suaranya yang teredam.
"Aku masih disini."
Lalu terdengar dengusan napas berat, "kita akan pergi bersama, aku janji."
Ah!
Sean tersentak ketika salah satu sepatu yang ia pakai terlepas dari kakinya. Sedikit melongok jauh kebawah sana hingga matanya harus menyipit untuk menemukan benda yang ia cari.
Nihil, terlalu jauh untuk dapat matanya tangkap.
"Yibo."
"Ya?"
"Jangan berjanji untuk sesuatu yang tidak pasti."
Tak ada jawaban, yang bisa Sean dengar hanya deru mesin kendaraan yang kembali ribut serta suara klakson yang kembali melengking tajam. Dengusan napas Yibo bahkan terdengar lebih berat dari sebelumnya.
Ada apa dengan kekasihnya itu?
"Aku akan mengajarkanmu berselancar, bukankah kau suka saat melihatku melakukannya? Kita akan bersenang-senang disana."
Sean menumpu tubuhnya dengan kedua tangan yang berada di balik punggung, irisnya beralih menatap lebam malam yang dihiasi kelap kelip bintang yang berbaur dengan ratusan satelit yang memenuhi angkasa sana.
Jarinya menghitung titik putih yang bisa matanya tangkap.
"Apa menurutmu orang yang sudah mati akan benar-benar bereinkarnasi menjadi bintang?"
"Gege!"
"Aku lelah, Yibo."
"Kumohon tunggu aku, aku akan datang untukmu. Tunggu aku sebentar saja, hm?"
Suara berat Yibo yang tercekat seolah menular padanya, Sean menahan desakan air mata yang hendak kembali menerobos pertahanan dirinya. Rasa sesak yang kian mencekik terasa menyakitkan ketika lagi-lagi suara isakan ia coba telan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN
FanfictionSEAN XIAO, tidak pernah sekalipun meragukan perasaan pasangannya- ia hanya tidak bisa mempercayai orang-orang disekeliling Wang Yibo. setiap tatapan yang mereka jatuhkan untuk kekasihnya itu, tak ubahnya mata pisau yang siap merobek kewarasannya.