7

1.4K 146 27
                                    

Namjoon melakukan serangkaian tes yang disarankan oleh dokter dan hasil akan keluar sekitar 3-4 hari. Selama menunggu hasil pemeriksaan keluar, ia diberi obat untuk mengurangi keluhan yang dirasakan. Melakukan aktivitas tanpa memikirkan kesehatannya sudah biasa leader Bangtan itu lakukan. Ia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk grupnya dan berharap sikap mereka kembali seperti dulu, tetapi mereka masih saja bersikap dingin karena kesal Namjoon belum menyelesaikan lagu yang dibuat. 

Setelah tiga hari, Namjoon diberitahu pihak rumah sakit jika hasil sudah keluar dan kebetulan dirinya sedang berada di luar yang jaraknya tidak jauh dari rumah sakit. Karena penasaran dengan hasilnya, Namjoon langsung menuju rumah sakit untuk mengambil hasil sekaligus bertemu dokter untuk mendengarkan penjelasan terkait hasil pemeriksaan.

Setelah mengetahui hasil pemeriksaan, Namjoon tidak langsung pulang, melainkan hanya duduk termenung di bangku taman walaupun sedang hujan deras. Tatapannya kosong, tangannya meremas kuat selembar kertas berisi hasil pemeriksaan. Air mata mengalir ketika teringat kembali penjelasan dokter terkait hasil pemeriksaan diri dan juga matanya.

Dokter melihat Namjoon yang duduk di depannya seraya memegang hasil pemeriksaan di tangannya untuk dijelaskan.

“Namjoon-shi, sudah berapa lama merasakan tidak nyaman dengan mata anda? Apakah ada keluhan lainnya selain mata? Kalau ada, sudah berapa lama anda merasakan keluhannya?” Dokter bertanya untuk memasatikan kembali.

“Ada keluhan lain seperti sakit pinggang dan perut. Kalau keluhan pada mata sudah dua tahun saya merasa tidak nyaman. Kalau pinggang, kurang lebih satu tahun belakangan ini saya merasa sering sakit, dan untuk perut … mm … setiap kali saya minum kopi atau alkohol pasti akan merasakan nyeri ulu hati,” Jelas Namjoon tanpa ada yang ditutupi. Dia bahkan menjelaskan yang tidak ditanyakan.

Dokter menggeleng seraya menghela napas panjang mendengar jawaban Namjoon.

“Saya baik-baik saja kan?” tanya Namjoon.

“Anda masih bertanya seperti itu setelah menyebutkan keluhanmu,” Dokter menggeleng heran.

“Apa salahnya positif thinking?” sahut Namjoon.

“Berpikir positif memang bagus, dan saya menyukai pemikiran anda. Hanya saja, saya tetap harus menjelaskan hasil pemeriksaanya.” Kata dokter dan Namjoon mengangguk.

Dokter mulai serius untuk menjelaskan hasil pemeriksaan. “Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sel abnormal di bagian retina, sel tersebut sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kebutaan, namjoon-shi,” Jelas Dokter.

Namjoon mengernyit, bingung dengan penjelasan yang dokter berikan. “Buta? Tapi kenapa?” ia menatap serius dokter menunggu jawaban.

Sel abnormal itu adalah sel kanker yang bisa menyebar dan merusak semua saraf mata, Namjoon-shi. Pandangan anda bisa saja memburam atau bahkan bisa gelap seketika, kemungkinan  pandangan bisa kembali normal setelah itu, tapi ada kemungkinan tidak akan kembali lagi.

"Anda bisa kehilangan penglihatan anda untuk selamanya dan hal itu bisa terjadi kapan saja. Untuk keluhan pada pinggang, anda bisa melakukan pemeriksaan fungsi ginjal agar tahu apakah ada masalah atau tidak dengan ginjal anda. Karena untuk pengobatan kanker, obat yang nanti anda minum adalah golongan keras. Jadi, mengetahui fungsi ginjal itu juga penting,” jelas dokter sekaligus memberi saran

Namjoon terdiam, terkejut dengan penjelasan yang diberikan dokter.  Dengan mata merah dan berkaca-kaca ia berkata, “Buta, ya?” katanya, lalu tertawa bersamaan dengan air mata yang mengalir, berusaha baik-baik saja walaupun air mata tidak bisa membohongi perasaannya. 

Setelah selesai dengan dokter spesialis mata dan mendapatkan rujukan ke spesialis kanker, Namjoon kembali bertemu dengan dokter spesialis penyakit dalam dan kebetulan dokter tersebut adalah dokter pribadinya untuk menjelaskan kembali hasil pemeriksaan medical chek-up dirinya. 

“Bagaimana hasilnya? Aku baik-baik saja, kan, Dokter?” tanya Namjoon, menatap dokter di depannya.

“Hasilnya tidak bagus,” jawab Dokter Han.

“Tolong jelaskan poin pentingnya saja,” pintanya.

Dokter Han mengangguk. “Ada masalah dengan fungsi ginjal dan terdapat peradangan pada lambung. Dari hasil pemeriksaan ini, anda tidak bisa melakukan banyak aktivitas yang melelahkan karena bisa memperburuk fungsi ginjal, Namjoon-shi.”

Namjoon memejamkan matanya. Setelah kanker, sekarang ia harus mengetahui jika ginjalnya juga bermasalah. 

“Anda harus minum obat secara rutin, hidup sehat, dan berhenti dari aktivitas yang berat,” lanjut Dokter Han.

Namjoon membuang napasnya perlahan, kepalanya mendadak terasa pusing dan berat. Namun, ia masih berusaha untuk tetap tenang. “Apa … kalau saya melakukan yang anda sarankan saya bisa sembuh total?”

Dokter Han diam sebentar, lalu menjawab pertanyaan Namjoon. “Sayangnya, masalah pada ginjal tidak bisa sembuh total. Namun, dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup, Anda bisa mengelola penyakit ini dan meningkatkan kualitas hidup anda. Setelah ini, akan banyak pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui sampai mana masalah yang terjadi pada fungsi ginjal agar bisa mengetahui apakah anda harus melakukan cuci darah atau tidak.” 

“Kenapa? Kenapa semua harus terjadi padaku?” tanyanya pada diri sendiri. Merasa hancur dan menangis sambil merobek dan membuang asal hasil pemeriksaan secara asal.

"Ya Tuhan, aku masih ingin melihat, aku masih ingin bersama teman-teman ku, dan aku masih ingin melihat ARMY saat konser nanti, tapi kenapa kenyataan seperti ini  yang harus ku hadapi?

"Apa pundakku sekuat itu sampai kau berikan penyakit itu padaku? Penyakit yang tidak pernah kupikirkan akan bersarang di tubuhku, dan penyakit yang membuatku kehilangan segalanya.

"Kenapa, Tuhan? Kenapa kau berikan aku penyakit seperti ini? Saat aku buta, aku tidak bisa melihat apapun lagi, kan? Jangan kan melihat orang orang yang ku sayangi, melihat diri sendiri saja aku tidak akan bisa.”

Namjoon menunduk, air matanya bercampur dengan hujan yang turun dari langit, menyembunyikan kesedihannya dari pandangan orang lain. Tubuhnya terguncang oleh isakan tangis yang terus-menerus, seolah-olah jiwa raganya sedang tercabik-cabik oleh kesedihan yang mendalam.

Setelah perasaannya sedikit tenang, Namjoon berdiri dan berjalan meninggalkan taman, tanpa melihat ke kanan atau ke kiri, seolah-olah dunia di sekitarnya tidak lagi memiliki makna. Langkahnya terhenti ketika suara klakson mobil yang melaju kencang memecahkan kesunyian.

Namjoon menoleh ke kiri, matanya terpaku pada mobil yang semakin dekat, namun tubuhnya tetap diam, pasrah akan kematian jika hal itu harus terjadi.

“Tabrak saja, mati akan lebih baik,” katanya lirih, berharap mobil itu menabraknya, tetapi yang terjadi tidak sesuai harapan karena mobil itu berhenti sebelum mengenai tubuhnya.

Mobil itu mengklakson keras dan panjang, suaranya memecahkan kesunyian dan membuat Namjoon terhenyak. Namun, ia tidak bergerak, tidak bereaksi, seolah-olah telah kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.

Namun, kemudian Namjoon membungkuk, seolah-olah untuk meminta maaf atas kelalaiannya. Ia mengangkat kepala, menatap mobil yang masih berhenti di depannya, lalu berpaling dan berjalan pergi, meninggalkan mobil dan pengemudinya yang masih terkejut.


BERSAMBUNG

I'm Okay.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang