Pilihan Kedua [3]

47.9K 2.4K 407
                                    

Haechan kembali di kurung di kamar setelah pertengkaran antara Sungchan dan Mark terjadi di ruang tamu.

Si manis itu meringkuk dalam selimut merutuki dirinya yang tidak bisa berhenti mengucurkan air mata "aku kenapa sih, berhenti menangis Donghyuck"

Haechan terus menghapus air mata yang turun tanpa henti bahkan bantalnya sudah basah "kamu memang menjijikkan tidak usah menangis" ucapnya memeluk lutut nya sendiri.

"Tapi itu sangat menyakitkan hiks" cicit si manis, badan nya kini bergetar mengeluarkan tangisan.

"Aku ingin kabur" Haechan terduduk mengusap lelehan air mata di pipi.

Haechan beranjak dari kasur, semalaman dia terus menangis hanya karena mendegar kata menjijikan keluar dari mulut Mark, padahal dirinya sudah sering mendengar itu bahkan dari orang tuanya sendiri, hanya saja kali ini sakit itu berbeda, lebih perih ketika yang mengatakan itu adalah Mark, laki-laki yang baru saja mencicipi setiap inci tubuhnya tanpa terlihat jijik, apa itu acting? Si manis terlalu banyak berpikir.

Haechan melangkah pelan berniat membuka pintu, saat si manis membuka sedikit daun pintu suara ribut mulai terdengar "jangan pernah berani masuk ke kamar itu Mark, aku tidak mengizinkan mu" teriak seorang perempuan yang dipastikan adalah isteri Mark.

"Saya tidak memerlukan izin mu" jawab Mark berniat melanjutkan langkah nya namun kembali ditarik oleh isterinya.

"BERHENTI! Atau aku akan loncat dari sini" Mark berbalik melihat isterinya yang siap terjun ke lantai satu.

Haechan menelan saliva menyaksikan pertengkaran suami isteri di depan kamar nya, Haechan kembali menutup pintu kamar itu pelan lalu berjalan ke kasur.

BRAK

Pintu kembali terbuka kasar, si manis bahkan terlonjak dari duduk nya.

"Dengar kamu jalang sialan, aku sudah menjual mu ke Sungchan.. sekarang kemasi barang-barang mu dan pergi dari sini, jika ternyata kamu hamil anak Mark urus anak itu sendiri kalau perlu aku akan menyuruh Sungchan untuk menggugurkannya"

PLAK

Satu tamparan dilayangkan lagi di wajah Haechan lalu wanita itu keluar begitu saja.

Haechan turun ke lantai, duduk dan menyandarkan punggung nya di kasur, air mata kembali mengalir di pipi "apa aku ini barang dijual sana sini" Haechan menggigit ibu jari nya menahan isakan.

'kemasi barang-barang mu dan pergi dari sini' Haechan mengingat perintah tersebut, ia menghapus air matanya lalu berusaha berdiri berniat mengemasi barang-barangnya.

"Kemasi barang-barang mu aku akan kembali kesini sepuluh menit lagi, sekarang aku adalah tuan mu yang baru" Haechan menoleh dan itu adalah Sungchan.

Haechan tidak menjawab dan Sungchan pun berlalu dari ambang pintu.

Beberapa lama berkemas akhirnya tiba waktu nya Haechan akan pergi dibawa oleh Sungchan, Haechan melangkah mengikuti Sungchan keluar rumah, sesekali si manis menengok ke belakang berharap Mark tiba-tiba muncul dan mencegahnya untuk pergi tapi sejak pertengkaran antara Mark dan isterinya di depan pintu kamar Haechan, Haechan tidak lagi melihat Mark.

Haechan tertunduk menertawai dirinya sendiri 'untuk apa aku mengharapkan bantuan Mark, kenapa juga aku memikirkan laki-laki itu yang jelas-jelas meneriakkan dengan lantang bahwa aku adalah manusia menjijikkan' monolog si manis.

"Masuk" perintah Sungchan, Haechan sekali lagi melihat kebelakang namun tetap tidak ada Mark disana.

Haechan tersenyum tipis kemudian masuk ke dalam mobil.

Let's Talk About Love MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang