tentang awal pertemuan,aku rindu saat itu.
kamu ingat tidak? saat dimana kita belum mengenal satu sama lain, saat dimana sekedar menyapa pun hanya ada kecanggungan.
jujur, rasanya aku ingin sekali memutar waktu. menemui mu dimasa itu, dan ada sedikit pesan yang ingin aku sampaikan jika aku bisa memutar waktu.
satu hal saja, jangan buat aku jatuh cinta kepadamu. sebenarnya tak masalah, tapi jika tidak ada niatan untuk mencintaiku kembali sebaiknya jangan.
maksudku bukan nya aku menyesal telah jatuh cinta padamu, hanya saja jika tau akhirnya seperti ini aku tidak ingin jatuh terlalu dalam padamu.
_______________________________
People come and go! Begitupun di hati kita, ada yang sekadar lewat, ada yang mampir sebentar, dan ada yang akhirnya terus tinggal.
Semua luka yang kita rasakan adalah proses, dalam perjalanan menuju pertemuan yang sungguh untuk singgah.—lentera rasa
____________________________________________
Hidup terkadang bukan hanya tentang kebahagiaan dan hal indah yang kita dapatkan, tapi hidup juga tentang menerima dan merelakan sesuatu yang bukan bagian dari takdir.Pagi itu, tepatnya pukul tujuh pagi, seorang gadis yang terlihat manis tengah melangkahkan kakinya menyusuri koridor kelas yang kian ramai karena sudah hampir memasuki jam masuk pelajaran, banyak anak anak yang masih berhamburan di koridor kelas ada yang sibuk bercengkrama dengan teman temannya, dan ada juga yang sibuk mengerjakan tugas sekolah yang belum terselesaikan di rumah.
Gadis itu terus berjalan hingga kakinya sampai dimana kelas yang ia tuju berada, 10 Mipa 1 tepat berada di lantai 2 koridor pertama, tujuan utama gadis itu bukan lah kelas ini melainkan toilet disebelah kelasnya itu, setelah sampai di kelas yang gadis itu tuju pun segera ia meletakan tas di bangku dan langsung menuju ke toilet.
Sesampainya di toilet, gadis itu langsung masuk ke salah satu bilik toilet, tidak melakukan apapun, menyenderkan tubuhnya di pintu toilet sembari menengadahkan kepalanya menahan sesak yang menjalar di relung hati kecil nya itu, entah bagaimana perasaan nya tidak tenang, deruh nafas yang tidak stabil dan menutup mata sejenak menahan tetesan air mata yang bagaimana lolos begitu saja dari balik netra miliknya, menambah sesak perasaannya saat ini.
Setelah gadis itu lelah menangis dan sesak yang ia rasakan mulai berkurang, gadis itu pun merapikan penampilan nya kembali dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu.
Hingga langkahnya perlahan mulai melambat lalu terhenti, tepat ketika matanya tak sengaja menangkap bayangan dirinya didalam cermin dengan keadaan mata sembab dan penampilan yang begitu tidak beraturan, akibat dirinya yang terus saja menangis dari semalam.
Ah, gadis ini tampak begitu menyedihkan dan sepertinya juga tampak kehilangan semangat hidupnya, gadis itu perlahan mengukir senyum saat melihat pipi dan mata sembab miliknya, membuatnya menyesali perbuatan nya kemarin yang terus saja menangis tanpa alasan yang begitu jelas, jika saja ia tidak segera sadar bahwa penyebab apa yang terjadi sekarang pada nya adalah campur tangan kesalahan dirinya juga. "Gadis yang cantik" gumamnya sendiri menyemangati dirinya.
Pikiran gadis itu seketika terlempar dan secara otomatis memutar ulang memori tentang kenangan dirinya dengan seseorang, ingin mendengarnya? Baiklah akan ku ceritakan.
Dia Dipta, lebih tepatnya Pradipta samudra, seorang lelaki yang gadis itu, temui melalui media sosial, lelaki yang pernah menjadi tokoh utama dalam cerita singkat gadis kecil itu yang kini telah usai. Seseorang yang pernah menjanjikan tentang akhir yang bahagia walaupun baik gadis itu maupun dipta tau benar bahwa tidak satupun dari mereka yang akan mengalah dan mengorbankan hal itu.
Biasanya mereka akan menghabiskan waktu bersama saat hari weekend dengan melalui vidio call, tepat setelah dipta selesai melakukan sembahyangnya di pura, dipta itu keras kepala, kalian tau kenapa? Karena dipta selalu saja meminta gadisnya itu untuk menemaninya ke pura, bukan nya gadis itu tak ingin, hanya saja ia tidak bisa menemani dipta berdoa di hadapan tuhan nya.
" ell, maaf ya lama" ucap dipta setelah mematikan bisu panggilan telfonnya.
Eh, iya nama Chellia Attaera, dipta lebih suka memanggilnya dengan sebutan "ell". Dia dan dipta sama sama masih duduk di bangku SMA hanya saja berbeda tingkat kelas nya, dan tentu berbeda sekolah bahkan provinsinya. Sangat malang bukan? LDR? huh, ell sangat jengah mendengar kata itu.
Awalnya semuanya berjalan baik seperti biasanya, hingga suatu hari suatu masalah pun timbul di hubungan mereka, dipta yang mulai berubah, sifat yang benar benar berubah menjadi sangat posessif parah, awalnya ell tidak ambil pusing dengan itu sebab ell mengira mungkin dipta takut kehilangan ell, hingga siang itu saat ell sedang mengerjakan tugas sejarah miliknya, sahabatnya Shilla, dengan iseng menekan ikon panggilan pada nomer dipta, ell yang sedang sibuk pun menghiraukan hal itu, lagi pula apa yang bisa di perbuat oleh shila kan? Paling paling juga shila akan bertanya hal hal tidak penting seperti, apakah ell sangat bucin pada dipta, atau mereka selalu sleep call tiap malam nya? Astagah shila ada ada saja.
"Ah, melelahkan sekali mengerjakan tugas sejarah ini." Keluh ell merasa jengah mengerjakan tugas miliknya itu, lalu melirik ke arah shila yang masih sibuk bertanya hal hal tidak penting pada dipta, sampai tiba tiba saja sebuah ide konyol terlintas dipikiran ell, ia pun memanggil teman laki lakinya, Yoga. yang pada dasar nya memang pencinta BL dan cowok cowok tampan.
"Yoga!!" Yoga yang merasa terpanggil pun menoleh, lalu mendatangi ell yang berada cukup jauh dari dirinya.
"Apa chel?" Ucapnya ketika sudah berada di hadapan ell.
"Lo suka cogan kan? Nih, cowok gue ganteng" ucap ell seraya menyodorkan ponselnya pada yoga, terlihat mata yoga berbinar, lalu merebut ponsel itu dengan hebohnya.
Ell terkekeh kecil melihat kelakuan yoga yang lucu itu, tapi ia melupakan satu hal, pacar nya yang begitu posesif. Setelah berbincang sebentar yoga pun menyodorkan kembali ponsel milik ell, kata nya ia bingung harus berbicara apa lagi, hal itu bertepatan dengan masuk nya guru mapel selanjutnya di kelas mereka, ell pun dengan sigap mengatakan akan menutup telfon tersebut pada dipta lalu mematikan telfon tersebut sepihak, tanpa tau apa yang dipta rasakan sekarang.
Bel istirahat pun berbunyi, menandakan selesainya pelajaran informatika. Ell pun membuka ponselnya.
"Aneh? Tumben gak ada notif dari dipta" ucap ell pada dirinya sendiri, ell pun berinisiatif untuk mengirim pesan terlebih dahulu pada diptanya itu.
"Pura pura ngambek lucu kali yaa?" Ah lagi lagi ide konyol terlintas di pikiran ell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Rasa
Teen FictionKita dan rasa yang memudar di penghujung hari. Menuju masa di mana aku dan kamu yang tiada lagi berhubung kata "kita". Engkau menuju pulang lalu perlahan menghilang. Hingga yang tersisa hanyalah rasa rindu yang kemudian menikam di pekatnya malam. -L...