Katanya ialah karya yang dikreasi sang pencipta,
Hadirkan hegemoni pada tiap relung yang dihinggapi,
Perihal takdir tiada tau apa maknanya,
Pada rekayasa cipta tak menentu.
Mungkin alam mulai murka,
Melihat nestapa tak berkesudahan tuan puan.
Kita adalah para pendosa di tanah yang suci ini,
Berikan pertumpahan tak berkesudahan,
Konflik yang katanya tuk kebaikan manusia,
Atau sekadar alasan kita tuk merusak.
Kali ini alam benar-benar murka,
Tiada satu dari kita yang mampu prediksi.
Apakah sudah saatnya kita kembali?
Menjadi abdi pada baginda alam pertiwi.
Atau ... kita yang harus pergi dari peradaban alam.
Agar alam kembali tersenyum.
Alam bersenggama dalam nadir.
Menyatakan bahwa kita melanggar noktah yang pernah Adam perbuat.
Kala alam tak lagi sanggup,
Menahan egonya penduduk di tanah bernoda.
Alam kembali murka,
Tumpahkan ruahnya,
Pada kita,
Anak cucu Adam.
Tanah Umat Manusia, 03 Februari 2023