Prolog

184 15 2
                                    

Suara siulan patah patah sangat terdengar ketika angin mulai meniup sangat kencang menerpa wajah orang orang, Juni kecil salah satunya. gadis kecil itu membuat bibirnya membentuk lonjong kemudian menjadikannya lingkaran kecil.

"Fuu ... fuuu ... fuuu"

Tawa seseorang berderai dengan pipi merah merona yang kentara, Juni melihat anak laki laki itu, memegang perutnya sambil mendekat ke arah Juni. Ia duduk dengan santai di bangku taman, menyandarkan tulang belakangnya di kursi besi.

"Payah, masa kau tidak bisa bersiul?" Tanya anak laki laki itu.

Gadis kecil itu mengepalkan tangannya dengan raut wajah merah sepenuhnya menahan amarahnya untuk meninju laki laki itu tepat di wajah. Laki laki itu diam kemudian mulai bersiul, tak lama kemudian ia menatap Juni.

"Kau tau artinya apa?"

Juni menggeleng cepat, perempuan itu sama sekali tidak marah lagi pada laki laki yang sedang duduk di sampingnya sambil menatapnya dengan cengiran khas anak laki laki yang tidak diurus orang tua.

"Fri-en-d"

Juni mengangguk angguk, saat gadis itu memainkan pegangan kursi besi dengan jari telunjuk, Laki laki kecil itu berceletuk.

"Kita teman sekarang, aku dan kau, teman." Laki laki itu kemudian memberikan tangannya untuk bersalaman "Louis Tomlinson."

"Juni Asuka."

Louis kemudian tersenyum, ketikan jabatan tangan mereka terlepas, Louis berucap seperti anak laki laki idiot dengan senyum mereka reka.

"Louis berteman dengan Asuka, Asuka berteman dengan Louis, Louis dan Asuka berteman."





Hope you like it! Aku mau bilang bahwa cerita ini bakalan diusahakan semanis mungkin ((kalau mampu)) dan mau berkesan bahwa cerita ini kayak permen. Manis manis unyu #ahay

Heartache ⇢ tomlinsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang