1.

263 29 6
                                    

"Hatake Kakashi? Kau mencintainya, Sakura? Dia itu memang jenius—tapi dia juga seorang maniak seks."

"Iya, itu benar."

Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha mengabaikan perkataan teman-temannya tentang Hatake Kakashi.

Sakura ingin ia bisa bertemu dengan laki-laki itu. Ia yakin bahwa Kakashi bukanlah laki-laki yang mesum seperti apa yang dikatakan teman-temannya.

Sakura mempercepat langkahnya. Ia melewati koridor sekolah dan berhenti di balkoni lantai dua.

"Seharusnya kau tahu tentang pr mata perkuliahan kemarin, Kakashi! Dosen akan memarahimu nanti."

"Hei Obito, bukankah peraturan itu ada untuk dilanggar?"

Sakura mendengar kedua suara itu—suara yang familiar di telinganya. Ia menoleh ke samping, Obito dan Kakashi rupanya sedang berjalan ke arahnya.

Kakashi terlihat santai dengan buku matematika tebal di tangannya. Sedangkan Obito masih sibuk membicarakan pr mereka.

Sakura—masih berpikiran yang sama ingin berbincang dengan Kakashi—kini melangkahkan kakinya, terlihat seperti terburu-buru.

Ia berjalan cepat ke arah Kakashi dan dengan sengaja menyenggol lengannya dan membuat buku-buku di tangannya terjatuh.

Berusaha untuk terlihat natural, Sakura reflek mengambil buku-buku yang jatuh itu, "Maaf, Kakashi-k-kun.." ucapnya terbata-bata. Sedangkan Kakashi hanya menatapnya datar.

Sakura kembali melangkahkan kakinya—menahan lengan Sakura. "Hey, nona Haruno. Sudah lama aku tidak melihatmu."

Sakura melepaskan genggaman tangan Kakashi di lengannya. "Lepaskan! Kita juga sering bertemu—bukankah kita satu kelas?!"

Kakashi menyeringai, "Ya, aku tahu. Tapi apakah kau tidak menggunakan matamu dengan baik hingga kau menabrakku seperti tadi?"

"Kau saja yang menghalangi jalan!" Sakura menunjuk dada Kakashi. "Laki-laki payah! Maniak seks!"

Kakashi menghela nafas, hingga suara Obito menginterupsinya, "Kakashi, ayo kita pergi. Ini sudah terlambat!"

"Tinggalkan aku saja, Obito. Aku akan menyusul setelah berurusan dengan gadis malang yang satu ini."

Obito meneguk ludahnya sebelum ia pergi meninggalkan Kakashi.

***

"Maniak seks?"

"Kau bercanda, Sakura." Kakashi menekankan.

"Itu fakta 'kan? Jangan menghindar!" Sakura kukuh pada apa yang dikatakan teman-temannya tentang Kakashi.

"Bukankah kau sudah pernah tidur dengan banyak gadis?"

"Berbicara apa kau ini?"

Kakashi mendekat ke arah Sakura, hingga tubuh mereka hanya berjarak dua sampai tiga centi saja. Kakashi membawa tangannya untuk membelai pipi Sakura. Sakura merinding merasakannya.

Kakashi mencium kening gadis itu tanpa melepas maskernya, "Aku menyukaimu. Aku menunggumu, Sakura—sejak lama."

"Jangan menjadi buaya! Aku tidak butuh lelaki buaya!!"

"Aku bukan buaya, Sakura. Aku benar-benar menyukaimu."

"Aku tidak percaya!!"

Kakashi menarik tangan Sakura, ia membawanya ke tempat yang sepi—di samping gudang sekolah.

Ia mendorong tubuh Sakura untuk berbaring. "Apa yang akan kau lakukan Kakashi?"

Kakashi sengaja menghamburkan dirinya pada Sakura. "Aku tidak bisa bernafas, Kakashi!!! Heii!!"

Kakashi mengangkat tubuhnya, kemudian ia menunduk dalam-dalam. "Ya, Sakura, aku menyukai seks—itu yang aku butuhkan. Aku punya alasan sendiri kenapa aku melakukannya.

TBC

Welcome to cerita saya yang baru..
Jangan lupa VOMMENTT..






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang