Putra Exodus

8 1 1
                                    

Langit mulai termenung, bintang enggan menampakkan diri di dekat bulan sabit yang tergantung di bawah pohon persik.

Hiruk pikuk pelayan istana yang sedang menyiapkan air bersih dari sumber yang tersisa jarak paling jauh dari kamar bersalin Ratu. Semua pelayan berjajar menjalankan estafet ember berisi air yang tidak penuh akibat guncangan.

"Hei! Tolong berhati-hatilah, air ini sangat berharga, kau mengerti!" pekik ketua pelayan.

.
.
.
.
.

Raja terlihat cukup tenang duduk di tahta, walau terlihat para menteri sedang memohon agar Raja segera memberikan keputusan untuk bayi yang akan lahir.

"Yang Mulia! Mohon dengan bijak memutuskan masa depan kerajaan Exodus!"

Mata tajam bak elang yang sedang mengintai, tangan menggenggam erat pedang yang berdiri di samping siap menebas. Suara berisik para menteri semakin menguasai pikiran Raja.

"Kalian ...." suara lirih Raja membuat hening seketika seisi aula. "Apa kalian ingin aku membunuh darah daging yang selama dua puluh tahun aku nantikan?! Kalian ingin aku membunuh bayi yang dilahirkan dengan perjuangan hidup dan mati Ratu?!"

"Itu karena Yang Mulia mengabaikan nasehat kami sembilan bulan yang lalu," tungkas menteri pertahanan Yoon.

"Berani sekali kamu!!"

Pedang Raja kini berakhir di leher menteri Yoon. Sedikit goresan mungkin dapat memotong urat nadi dan melayangkan nyawa orang itu. Namun, semua dihentikan oleh suara tangisan bayi yang terdengar samar.

"Mohon kebijaksanaan Anda, Yang Mulia!" Semua menteri bersujud sambil terus mengucapkan hal yang sama. Membuat Raja risih dan pergi begitu saja untuk melihat keadaan bayi dan ratunya.

.
.
.
.
.

Tabib dan para pelayanan terlihat cekatan membersihkan ruang bersalin. Raja tiba dengan perasaan gelisah. Bagaimana keadaan Ratu, bagaimana keadaan bayinya. Dalam pikirannya hanya ada kalimat itu selama perjalanan.

"Mohon berhati-hati, Yang Mulia!" tegur kepala kasim yang mengikuti.

.
.

Senyum tipis keluar dari bibir Raja kala melihat Ratu tengah memeluk bayi mungil yang sangat lucu. Raja mengelus lembut kepala Ratu dan memegang tangan mungil sang bayi.

"Lee Yong. Namanya adalah Lee Yong, putraku Lee Yong."

.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EXODUS: The El DoradoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang