Jam 12 Siang

9 1 0
                                    

Dalam sebuah ruangan petak dengan ukuran 4 × 4 meter bernuansa abu-abu ada seorang pria jangkung yang tingginya hampir mencapai 2 meter dengan perawakan sedikit sangar masih tertidur pulas akibat semalam bergadang sampai subuh, padahal sekarang waktu sudah menunjukan pukul 12 siang. 

Kring.. Kring.. Kring..

Alarm handphone berbunyi.. 

"Ishhh, berisik." Gumam pria itu.

Pria tersebut lantas mengambil telepon genggam yang berada diatas nakas dengan setengah sadar lalu menekan tombol volume dan men-swipe layar teleponnya hingga menyala. 

Matanya memicing sebentar sebelum akhirnya benar-benar terbuka. 

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang

"Hmm, sudah jam 12 ya." Gumamnya lagi. 

Pria jangkung itu segera beranjak dari tempat tidur berjalan gontai menuju arah dapur yang terhubung dengan kamar mandi. 

Muka bantal, rambut gondrongnya acak-acakan, dan hanya dengan memakai celana boxer

Ibunya Rey sedang berada di dapur, ia hanya bisa menggeleng pelan dan mengelus dada melihat anak terakhirnya itu. 

Ya.. Pria itu adalah Rey Prawira Lesmana. 

Seorang laki-laki dewasa berumur 27 tahun dengan tubuhnya yang tinggi mencapai 182 cm dan agak sedikit kurus, memiliki mata tajam namun sendu, alis tebal, warna kulit sawo matang, hidungnya mancung, rambutnya gondrong, berkumis dan memiliki jenggot yang cukup panjang, Sengaja tidak ia cukur entah apa alasannya. 

Ya.. ciri khasnya sama persis seperti mas-mas gondrong pada umumnya yang sering orang sebut sebagai anak senja. 

"Kamu baru bangun nduk?." Tanya ibunya sambil memindahkan sambal tahu yang baru saja ia masak ke dalam sebuah piring keramik bercorak bunga-bunga. 

"Hehe, iya bu." Rey berhenti sebentar lalu terkekeh. 

Ibunya menaruh sutil dan kuali yang sedang ia pegang ke dalam wastafel pencucian piring.  Lalu beralih mendekati Rey.

"Nak..nak.. kamu itu ya." Ibunya berancang-ancang mencubit pinggang Rey.

"Kaburrr." Ucap Rey berlari pelan menuju kamar mandi. 

"Reyyyyyyy." Teriak ibunya.

"Santai bu haha." Jawab Rey dari dalam kamar mandi. 

Ibunya hanya bisa memijat pelipis matanya sembari menggeleng pelan. 

"Nak.. Nak.." Gumamnya.

10 menit kemudian, Rey keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. 

Wajahnya terlihat lebih segar, rambut gondrongnya pun terlihat basah, dan ada sedikit air menetes ke dada bidang berbulunya, harum mawar yang berasal dari sabun pun semerbak memenuhi ruangan.

Setelah makan siang sekaligus sarapan, Rey menengok ke arah jam yang bertengger di ruang tamu ternyata sudah menunjukkan pukul 01.00 Siang. 

Untungnya Rey sudah siap dengan kaos warna hitam, celana jeans, dan sepatu convers warna kuningnya. 

Rey segera berjalan keluar rumah menuju arah barber shop yang baru saja dirintis sejak satu tahun yang lalu. 

Bulan kemarin, tepatnya pada tanggal 21 Oktober barber shop miliknya itu baru saja anniversary yang ke 1 tahun.

Rey sengaja mendirikan barber shop di dekat rumah dengan alasan agar ia bisa memantau orang tua yaitu ayah dan ibunya,

Rey membangun usaha itu dengan modal yang ia tabung dari hasil kerja selama beberapa tahun di sebuah perusahaan tempatnya berkerja dulu semenjak lulus kuliah pada tahun 2017 lalu. Rey adalah seorang sarjana jurusan Psikologi. 

Warna barber shop miliknya di dominasi warna ungu sesuai dengan latar belakangnya sebagai seorang sarjana psikolog, oleh karena itu ia memberikan nama Trishula Barber.

Nama Trishula atau Trisula terinspirasi dari lambang universal jurusan psikologi, yang merupakan tombak bermata tiga. d
Dalam mitologi, Trisula dikaitkan dengan Neptunus yakni dewa yang melambangkan kekuasaan atas laut, lambang juga ini memiliki sifat Siwa yang artinya sebagai pencipta,  pemelihara,  dan pelebur. 

Jika Rey ditanya kenapa warna ungu?. Rey selalu menjawab karena warna ungu adalah warna asli Trisula psikologi.  Konon, warna ungu identik dengan tingkat spiritual tertinggi selain itu warna ungu juga melambangkan kebijaksanaan. Ya, sesuai dengan tujuan dari ilmu psikologi itu sendiri. 

Begitulah kira-kira penjelasan yang sering ia sampaikan jika ditanya kenapa memilih warna ungu. 

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat malam, apa kabar semuaaaa?. saya harap temen-temen sehat dan bahagia selalu ya..

Ketemu lagi nih...

Setelah hampir 3 tahun ini engga buka wattpad. Ngga tahu kenapa akhir-akhir ini jadi keinget, dan ingin buka wattpad lagi.

Lihat draft cerita yang dulu pernah ku tulis dengan judul Maafkan Aku, padahal ceritanya sudah sampai 21 bab tapi ngga tau kenapa aku unpublish. Ada juga cerita lain yang sudah 10 bab gak aku selesain dan berujung di unpublish juga. Nyesel banget dulu gak konsisten nulis padahal kalau konsisten mungkin ceritanya udah selesai huhu.. Yaudah deh gapapa tapi kali ini aku harus konsisten.

Mau nanya nih,
Siapa yang akhir-akhir ini sering galau?.  Kalau ada yuk kumpul disini aku jugaaaa wkwk. 

Dari pada galau terus, aku akhirnya memutuskan untuk kembali ke hobi lama ku yaitu membaca dan menulis.  Doain aku istiqomah ya guys nulisnya hihi...

Thankyou buat yang sudah baca. 
Tunggu next part nya ya, InsyaAllah dalam satu minggu aku akan publish 2-3 Bab. 

Oh iya visualisasi Rey, ada di gambar atas ya guys. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rey GondresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang