#04

881 127 5
                                    

Park Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Jimin

☆☆☆

1 bulan lebih berlalu begitu saja. Jimin sudah tidak mengabari Jungkook lagi semenjak sebulan yang lalu. Terakhir ia menghubungi Jungkook adalah saat anniversary mereka.

Ada rasa kehilangan di hati Jungkook namun ada rasa jenuh juga. Tapi disinilah ia, di depan rumah pemuda cantik itu.

Pintu terbuka dan menampakkan seorang pemuda mungil dengan pakaian rapi berdiri dihadapannya. Jungkook memaksakan sebuah senyuman diwajahnya.

"Hai." Sapanya.

Jimin sedikit menyingkir dan mempersilahkan Jungkook untuk masuk ke dalam rumahnya. Jimin segera mencari ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Hoseok hyung, maaf sepertinya aku sedikit telat nanti." Sesalnya begitu sambungan terhubung dan terdengar sebuah suara diseberang sana.

"Kenapa?"

"Ada sedikit urusan."

"Baiklah. Tapi cepatlah datang!" Seru Hoseok. Mereka sedikit terlibat perbincangan kecil sebelum sambungan terputus. Jimin menutup pintu dan sekilas melihat Jungkook yang tengah memperhatikan sekelilingnya.

Jimin berjalan begitu saja menuju dapurnya dan menyiapkan makanan dan minuman untuk disuguhkan.

"Kenapa akhir-akhir ini kau tidak lagi menghubungiku?" Tanya Jungkook dibalik punggung Jimin. Tangannya melingkari perut Jimin, namun pemuda manis itu segera menghindar.

Jungkook terdiam selama beberapa saat melihat sikap Jimin yang seperti itu.

"Jika tidak ada hal penting yang ingin kau bicarakan, kau bisa pergi sekarang." Ucap Jimin dingin sembari menuangkan air mineral ke dalam gelas tanpa menoleh sedikitpun ke arah Jungkook.

Jungkook sedikit terkejut mendengar perkataan kekasihnya itu. Ia mencoba mendekati Jimin lagi dan ingin memeluknya tetapi pemuda itu berjalan mundur.

"Kau masih ingin berlama-lama disini?" Tanya Jimin dingin sembari menatap Jungkook tajam.

"Apa kau ingin pergi?" Tanya Jungkook.

"Apakah itu penting untukmu?" Balas Jimin.

"Bagaimana jika pergi bersamaku?" Tawar Jungkook dengan senyum mengembang diwajahnya.

"Aku tidak berminat." Jawab Jimin ketus sembari menatap Jungkook tajam sebelum pergi meninggalkan Jungkook begitu saja.

Jungkook terdiam. Ia tidak menyangka Jimin bisa bersikap sedingin ini padanya.

☆☆☆

Jimin duduk terdiam sembari menatap kosong gelas minuman yang ia pesan dua puluh menit yang lalu sedangkan para sahabatnya itu masih sibuk dengan cerita-cerita mereka selama beberapa bulan tak berjumpa. Ia sendiri yang hanya duduk diam dan melamun kan kejadian sebelumnya.

"Yaa, sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau berubah dengan cepat?" Keluh seseorang padanya. Ia hanya menatap dingin dan acuh pada laki-laki dihadapannya.

"Sudah selesai? Bisakah aku pergi sekarang?" Sahutnya malas lalu berjalan begitu saja dari hadapan laki-laki itu.

Sebuah tangan menahannya, menggenggamnya dengan erat, dan menariknya pelan. Jimin berhenti melangkah tanpa membalikkan tubuh atau menolehkan wajahnya sedikitpun.

"Apa kau marah padaku karena akhir-akhir ini aku tak punya waktu untukmu?" Kesalnya. Jimin hanya tersenyum getir mendengar perkataan laki-laki itu. "Park Jimin, jangan bersikap seperti anak kecil. Kau pikir berapa umurmu sekarang, huh?"

Jimin menepis tangan Jungkook dan melepaskan dirinya dari laki-laki itu. Jimin lalu melangkahkan kedua kakinya kembali, meninggalkan Jungkook dibelakangnya.

"Terkadang ada baiknya kau berpikir tentang sikapmu pada orang lain terlebih dahulu, Jeon Jungkook." Gumam Jimin, dingin.

"Park Jimin!" Panggil Jungkook sembari sedikit menaikkan nada suaranya, tetapi Jimin mengabaikan panggilan itu dan mengambil tasnya yang sempat ia letakkan disofa ruang tamu.

Jungkook menghela napas kasar dan melangkahkan kedua kakinya dengan lebar. Ia membuka pintu rumah kekasihnya itu untuk menyusulnya dan mendapati Jimin masih berdiri mematung memunggunginya.

Seulas senyum tersungging diwajah Jungkook. Ia lalu memeluk Jimin dari belakang dan menghirup dengan leluasa bau harum shampoo yang pemuda mungil itu kenakan. Jimin sedikit mengelak dan berusaha melepaskan dirinya dari dekapan pria itu.

"Sebentar saja." Pinta Jungkook lembut tepat ditelinga Jimin dan kekasihnya itu sedikit melunak untuk tidak melakukan perlawanan.

"Lepaskan, Jungkook."

"Kau sedikit bertambah gendut sekarang. Kau makan dengan baik ternyata." Ucap Jungkook menolak melepaskan sembari tertawa pelan. "Walau beratmu sedikit bertambah, tetapi tidak terlalu buruk."

Jimin dengan sigap melepaskan dirinya dari dekapan Jungkook. Ia lalu berjalan ke belakang menuju pintu rumahnya, menguncinya, lalu memasukkan kunci itu ke dalam tasnya. Tanpa mempedulikan Jungkook, pemuda mungil itu memilih untuk bergegas pergi.

"Jimin, ada apa denganmu?" Tanya Hoseok yang khawatir sembari menyentuh lengan Jimin lembut.

Jimin menoleh dan mendapati para sahabatnya tengah menatapnya khawatir. Ia hanya bisa memaksakan sebuah senyum diwajahnya.

"Apa Jungkook bersikap acuh lagi padamu?" Tebak Hoseok.

"Tidak." Sangkal Jimin pelan walau kenyataannya benar begitu adanya.

"Lalu?" Yoongi, temannya yang lain turut bertanya.

"Aku hanya memikirkan..." Jeda Jimin sembari berpikir. "Bagaimana menyelesaikan pekerjaanku yang mulai menumpuk?" Lanjutnya berbohong.

"Aish, kau ini." Balas Hoseok pura-pura kesal dan mereka pun tertawa, termasuk Jimin. Tawa yang dipaksakan diwajahnya.

☆☆☆

1 Pesan Masuk. Jungkook hanya menyentuh layarnya dengan tidak begitu bersemangat.

From : Lisa

Jungkook, bagaimana jika besok kita pergi berkencan sekaligus merayakan hari jadi ke-1 bulan kita?

Seulas senyum tersungging diwajahnya. Ia sedikit memain-mainkan jarinya sebelum mengetik pesan tersebut.

Baiklah. Besok aku akan menjemputmu, bagaimana?

To : Lisa

TBC

[ FREE ] RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang