Bersama

392 53 8
                                    


"Bee, maaf udah buat kamu nunggu lama." Jeka berujar sembari menyodorkan helm pada Adin.

Adin menarik kasar helm itu, lalu memakainya. Wajahnya juga terlihat datar tanpa ekspresi. Melihat itu membuat Jeka sedikit meringis dibalik helm fullface nya. Dengan kasar Adin mendudukan dirinya di jok belakang motor Jeka. Tanpa menunggu lagi, Jeka menangcap gas dan beranjak dari sana.

Cukup lama tanpa obrolan. Keduanya hanya menikmati perjalanan. Bukan sepenuhnya menikmati, tapi mereka sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Hal yang paling Jeka tidak sukai adalah ketika Adin marah dan memilih diam seperti ini. Ia lebih suka jika Adin mengomelinya seperti biasa. Jika sudah diam, itu berarti tingkat kesal Adin padanya sudah cukup besar.

Jeka sedikit menyesal karena membiarkan ponselnya mati total karena bermain game. Dan berujung ia harus meng-charge ponsel itu dalam keadaan mati. Padahal ia sudah berjanji untuk menjemput Adin yang kebetulan ada kelas sampai sore. Dan perlu kalian tau, sekarang langit sudah mulai gelap. Jadi memang cukup lama Adin menunggu.

Tak suka berlama-lama didiami Adin, Jeka berujar kembali.

"Bee, kamu laper gak? Kita mampir makan dulu, gimana?"

"Gak." Sahut Adin ketus.

"Tapi aku laper Bee, temenin aku makan bentar aja, boleh yah?"

"Gak."

"Yah Bee, kamu gak kasian apa sama aku. Dari tadi aku belom makan loh." Rengek Jeka.

Sebenarnya ini hanya akal-akalan Jeka, agar Adin mau menemaninya. Padahal dia sudah makan tadi bareng teman-temannya.

"Ya udah kalo mau makan, makan aja. Aku balik naik ojek online aja." Kata Adin.

Tentu saja Jeka tidak setuju.

"Gak usah, aku bisa nahan laper kok. Aku anterin kamu dulu." Katanya pasrah.

Adin diam tak menggubris lagi.

Sesampai didepan pagar rumah Adin, gadis itu turun dari motor Jeka dengan cepat. Membuka helm dan menyodorkannya pada Jeka.

"Nih." Katanya.

Jeka menerima helm itu.

"Makasih." Kata Adin lalu ingin segera beranjak dari sana. Tapi Jeka sigap menahan lengannya.

"Bee, aku minta maaf. Aku teledor dan lupa tadi, please maafin aku. Jangan marah lagi yah."

"Katanya laper, balik sana. Aku capek pengen istirahat." Setelah mengatakan itu Adin meninggalkan Jeka.

Jeka menghitung dalam hati. 1..2..3.. dan Adin berbalik.

"Kalo emang udah laper banget, masuk aja dulu. Entar aku masakin." Katanya

Yes! Jeka bersorak dalam hati. Adin memang hobby nya ngomel-ngomel. Tapi paling perhatian dan sayang juga ke Jeka. Tanpa menunggu lama, Jeka beranjak dari motornya mengejar Adin masuk ke dalam rumah. Saat sampai diteras rumah langkahnya sudah berbarengan dengan Adin. Jeka menarik Adin dan membawa tubuh Adin dalam gendongannya. Adin berontak tentunya.

"Kakinya pasti pegel Bee tadi pas nungguin aku, jadi aku gendong aja."

"Jeka turunin, entar kalo diliat mami gimana?"

"Yah paling dinikahin kita." Balas Jeka enteng.

Adin menggigit lengan Jeka, membuat pria itu mengaduh kesakitan.

"Sakit Bee."

"Makanya turunin."

"Iya-iya.." Jeka pasrah kemudian menurunkan badan Adin dari gendongannya. Dan...

BANGSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang