Ruang Televisi

14.5K 188 21
                                    

Sebuah siang sang sangat terik, tanpa awan sedikitpun, di daerah yang lumayan kumuh dan sepi berdirilah sebuah gedung yang tampak tua dan tak berpenghuni, namun tampak beberapa pergerakan di dalam jendela gedung itu, rupanya gedung itu adalah sebuah kos-kosan kecil. Daerah yang tampak kumuh itu seolah terlepas dari daerah hukum, kotor dan dikelilingi oleh rumah-rumah dan bedeng liar yang mengelilingi gedung kosan itu, sepanjang mata memandang, hanya dapat terlihat lautan atap yang terbuat dari seng dan genteng kusam yang sudah setengah rusak, itu adalah daerah pinggiran yang menampung banyak kriminal bercampur dengan rakyat yang miskin, bahkan polisi pun tidak bisa sembarangan bertindak kesana karena di tempat itu ada yang berkuasa.

"FUUUUH" hela Bimo menghembuskan asap rokoknya di balkon kamarnya tidak menggunakan pakaian dan hanya bercelana boxer. Bimo memiliki tubuh yang tinggi dan besar berotot layaknya binaragawan, wajahnya dihiasi brewok yang lumayan tebal ia memiliki wajah yang tampan, atau bisa dibilang sangat jantan, karena alisnya yang tebal, tatapan matanya yang tajam dan dagunya yang kokoh, bulu-bulu juga tampak menghiasi dada dan perutnya menegaskan kejantanannya, otot-ototnya menyembul dan urat-urat di tangannya bercabang tampak seperti peta, Bimo sesekali menyeka keringat di rambutnya memperlihatkan ketiaknya yang dipenuhi rambut yang basah karena keringat, tak hanya menyeka keringat di kepalanya, ia juga menyeka keringat di tubuhnya, diusap-usapnya beberapa kali dada dan otot perutnya yang berbaris rapi seperti beton yang kokoh, tetesan-tetesan keringat mengalir diatas kulitnya yang sawo matang diantara lekukan otot perutnya, lama kelamaan, turun ke pusar lalu membasahi jembutnya yang menyembul keluar dengan lebat dari boxernya, memancarkan aroma kelaki-lakian yang sangat kental.

Berjemur dengan sinar matahari tidak berbusana seperti ini adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh Bimo sehabis latihan bebannya sehari-hari, ia sangat membanggakan seluruh penampilan fisiknya, mulai dari otot dadanya yang menonjol dihiasi beberapa urat ketika ia mengeraskan otot dadanya, otot bisep dan trisep nya yang berkontraksi setiap kali mengangkat ketiaknya, ia juga suka melihat otot perutnya yang naik dan turun memperlihatkan barisan otot perutnya ketika ia terengah-engah sewaktu latihan fisik. Tapi dari semua bagian tubuhnya, ia paling membanggakan bagian kelelakiannya, alias kontolnya. Dalam keadaan biasa saja kontol milik Bimo sudah menyembul dan mencetak jelas di boxernya beserta kedua buah zakarnya yang lebih besar dari telur ayam, di kombinasikan dengan keringat yang mengalir dari atas tubuhnya, membuat boxer Bimo sangat basah dan mencetak jelas bentuk kontol di balik boxernya. Ya, Bimo memiliki sindrom narsisme.

Setelah Bimo berjemur beberapa lama,matahari pun mulai tertutup awan gelap secara tiba-tiba, mendung datang tanpa direncanakan, dan seketika daerah itu menjadi gelap Bimo pun segera menutup jendela dan balkonnya, karena ia tinggal di lantai tertinggi gedung tua itu dan anginnya sangat kencang. Ia pun menyalakan lampu dan televisinya, tangannya terus menekan channel tapi sama sekali tidak ada acara yang menarik, dia pun menyambungkan televisinya ke internet dan kemudian memasuki situs porno untuk mencari bahan masturbasinya siang itu, Bimo cenderung menjadi sange setelah ia mengagumi tubuhnya sendiri, Bimo memang bukan gay, tapi dia selalu mengalami ereksi setiap kali membayangkan ada yang mengagumi, memohon dan meraba-raba seluruh tubuhnya dengan haus, ia sangat menyukai ketika ia mengambil kendali penuh atas orang lain.

Belum selesai memilih video pornonya, mendadak lampu mati dan membuat ruangan sangat gelap, Bimo berusaha meraba-raba mencari ponselnya sebagai senter darurat, tapi dia tidak tahu, ada seseorang di belakangnya. Kehadiran orang misterius yang tidak disadari oleh Bimo karena angin kencang di luar itu menutup wajah Bimo secara paksa dengan handuk, bimo sontak memberontak namun lama-kelamaan ia merasakan pandangannya berputar dan kesadarannya sedikit demi sedikit menghilang, tampaknya ia sedang dibius oleh obat tidur yang kuat.

Setelah tertidur entah beberapa lama, Bimo perlahan-lahan membuka matanya, ia sadar bahwa dia sudah terikat di sebuah papan dalam keadaan tersalib di tengah ruangan yang gelap tanpa memakai pakaian apapun kecuali celana boxernya, awalnya Bimo berusaha menggunakan kekuatan ototnya untuk bebas dari besi yang mengikat dirinya, seluruh otot tubuhnya yang ia banggakan berkontraksi, urat-urat terpahat jelas di atas permukaan kulitnya yang gelap setiap kali ia memberontak namun tidak ada hasil, setelah beberapa lama berusaha melepaskan diri, bulir-bulir keringat pun mulai muncul di permukaan kulitnya yang gelap, memberikan pemandangan yang sangat jantan bagi pria yang berusaha lolos dari jeratan. Menyerah dengan kekuatannya sendiri, ia mulai berteriak meminta tolong namun ruangan itu benar-benar tertutup tanpa jendela satupun, yang ada di ruangan itu hanyalah dirinya yang sedang tersalib dengan seperangkat kamera, lampu penerangan, dan sebuah layar televisi di depannya.

Bully (Finished Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang