REGENERARE { 00 }

2.8K 310 16
                                    

Perkemahan musim semi

"Jaemin ... ?" Jeno dengan hati-hati berjalan diantara semak belukar setinggi dada.

Sebelumnya ia melihat rekan tendanya melewati jalan ini menuju ketengah hutan. Entah apa yang di lakukan, tapi hal itu justru membuat Jeno jadi penasaran ingin tau apa yang diperbuat.

"Jaemin ... ?" Namun sayangnya Jeno malah kehilangan jejak dan tersesat seorang diri tanpa penerangan selain sinar gerhana bulan.

Kriik kriik kriiik

Suara hewan malam menambah kengerian perjalanannya. Helaan nafas terdengar nyaring, Jeno berhenti melangkah lebih jauh. "Dasar bodoh, apa sih yang aku lakukan?" Gerutu Jeno kesal, mengacak surai legamnya sampai berantakan.

Langkah kakinya berputar arah menelusuri jalan setapak sebelumnya yang telah dilewati. Ingin kembali pada rombongan.

Namun sayangnya sudah hampir 3 jam menempuh jalan tanpa terasa, Jeno tak kunjung sampai. Sudah berapa kali umpatan kotor terlontar di celah ranumnya.

"Ini semua karena si aneh Jaemin?! Ngapain dia ke hutan sih malam-malam?! Mau buat mesum apa gimana?! Sial," omelnya tak henti henti. Kakinya menghentak kesal.

Beberapa ilalang yang tersentuh oleh tangan ditariknya sampai lepas lalu dibuang begitu saja. Meski tubuhnya menggigil ketakutan, tapi dalam benak Jeno menyakinkan diri jika tak ada sesosok makhlukpun yang akan menyakitinya sebab dirinya tidak mengganggu mereka.

Tidak.

Sebelum suara Geraman dari arah belakang membuat tubuhnya menegang panas dingin. Bak tersambar petir di malam gelap, tubuhnya kaku bahkan untuk sekedar berbalik melihat sosok dibelakangnya.

Ggngg! gngrmm!

"Sial!"

Tanpa menoleh kebelakang, Jeno memacu kakinya agar berlari sekuat tenaga. Tanpa melihat pun Jeno tau jika dibelakangnya adalah hewan buas, entah itu serigala ataupun sejenis harimau macan, intinya hewan buas dan liar.

Ingin berteriak minta tolong pun akan percuma, siapa yang akan meresponnya? Malah akan mengundang marabahaya lainnya ditengah hutan seperti ini.

Bruk!

"Aduh, pake jatuh segala." Jeno mencak mencak sebab terjatuh karena tersandung bagian ranting pohon yang telah tumbang.

Ingin kembali bangkit melanjutkan pelarian tapi sialnya pergelangan kakinya sakit ketika digerakkan. "Argh!"

Grree!

Suara Geraman hewan itu terdengar jelas dan dekat, tubuh Jeno menegang sempurna mendengarnya, bergetar takut, dengan perlahan menolehkan kepala kebelakang.

Kedua matanya membulat seperti ingin lepas dengan bibir yang terbuka sedikit memberikan celah, bagaimana tidak, seekor serigala hitam bertubuh besar dengan tatapan tajam berada dekat dengannya.

Berdiri di batang pohon besar tumbang yang tadi rantingnya tanpa sengaja tersandung olehnya. Nafasnya keluar tak beraturan, terlebih moncong yang memperlihatkan belasan gigi tajam nan runcing serta linangan air liur yang menetes mengeluarkan geraman mengerikan.

Tak tau apa yang akan terjadi, begitu sang serigala melompat kearahnya, suara teriakan nyaring terdengar hingga burung-burung yang bertengger beterbangan menjauh.





5 tahun kemudian.






















Mmph~

Hmpp~

Hhah~

Owhh~

Suara decapan antara kedua bibir yang saling beradu terdengar didalam kamar mandi.

Pemuda bersurai hitam legam menjambak rambut si partner yang mulai lancang meremas dadanya kuat.

"Jaemin sialan, bibirku sakit!" Jeno mendorong dada Jaemin menjauh, ia meringis menyentuh permukaan bibir bengkak merah merekah yang ternyata berdarah.

Tatapan tajam diberikan Jeno pada Jaemin yang hanya diam sambil menjilati bibir, merasakan rasa anyir darah Jeno.

Ketika Jaemin ingin kembali mendekat untuk mencium, Jeno segera menahan dada si empu. "Aku ada kelas, udahan aja," tolaknya yang lalu berdiri dari duduk di kloset. Menyamakan tinggi badan dengan Jaemin yang memang sedari tadi berdiri mengungkung posisinya.

Mana lehernya pegel karena terus mendongak keatas.

Ketika ingin beranjak menjauh, Jaemin menahan pergelangan tangan Jeno. "Pulangnya nanti aku anter, ya?"

Jeno terdiam beberapa saat sebelum melepaskan tangan Jaemin pada tangannya. "Gak perlu, aku pulang bareng Donghyuck."

Selepas kepergian Jeno, Jaemin dilanda amarah, rahangnya mengeras dengan tatapan mata tajam dan pupil mata berwarna hitam legam kini berubah menjadi coklat hazel.

"Aku gak suka penolakan."

...

To Be Continued.

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oye_

10022023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[On Going] Regenerare || JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang