ㅤ* WARNING! Few bloody scenes. Maybe some people will feel uncomfortable reading this chapter.
• • •
ㅤㅤBenda tajam berujung runcing itu dengan mudahnya mengoyak lapisan tipis yang membungkus rapi apa yang memang semestinya tak kasat mata. Jemari kecil yang menggenggam benda runcing itu, menyeretnya turun hingga menusuk jauh lebih dalam lagi.
ㅤㅤKelabu yang semula berbinar terang, penuh antusias dan rasa penasaran itu meredup. Buliran bening mulai berjatuhan membasahi pelipis. Cekung manis yang semula tercetak jelas pada belahan daging ranum yang tipis itu kini menganga lebar, mengeluarkan jeritan mengerikan serta racauan dan rintihan.
ㅤㅤSeprei berwarna putih tulang itu mulai dibasahi cairan merah pekat yang mengalir dari tubuh mungil yang terbaring lemas diatasnya. Tangannya berusaha menghentikan tusukan benda runcing pada tubuhnya. Payah, terlalu lemah. Perlahan manik kelabu nya tertutup, serta tinggal menyisakan rintihan pelan yang mampu disuarakannya.
• • •
Hello dear, thanks for visiting my book.
Hope you guys like it! If u like it, don't forget to leave a trail in the form of votes/comments and follow. Anw, u guys can call me Zie. Wait for the next chapter, kkey!!?ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
We Never Know
Teen FictionㅤKelabunya menjerat sang gadis dalam belenggu kesengsaraan yang sadis. Tangis lirih setiap malam, yang hanya dapat ia pendam. Menyiksa diri untuk bahagianya, menebar senyuman semu pada semua. Kejadian tragis yang terkunci dalam memori, membuatnya te...