Taman impian

4 0 0
                                    

 

    Sudah satu tahun ini Marsya pindah ke kota kecil yang udaranya sangat sejuk. Hanya dia dan buah hatinya yang sekarang sudah beranjak dewasa bernama Rara yang menemaninya. Rara kelas 1 SMA dan merupakan anak semata wayangnya yang disayangi oleh Marsya. Rara yang penurut dan selalu tahu bagaimana sifat ibunya juga menyayangi ibunya dengan tulus. Ibu dan anak ini bersama sama mengarungi kehidupan berdua, karena ayah Rara sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat terkena serangan jantung saat bekerja. Marsya sengaja pindah ke kota kecil ini karena ia tidak ingin mengingat masa masa saat ayah Rara menemani dan hadir dalam kehidupan mereka. Ini memang hal sulit tetapi Marsya berusaha dengan keras membagi waktunya dan berusaha menjadi ibu sekaligus ayah untuk Rara. Marsya menciptakan dunianya sendiri, membangun istananya dengan Rara dan tentunya taman impianya sangat ia inginkan selama ini.

    Taman yang tak pernah ia punya saat tinggal dikota dulu. Tapi sekarang satu persatu dunia Marsya telah hidup, telah bangkit mengisi kehidupanya. Dengan bekal uang pesangon dari perusahaan Marsya memberanikan diri untuk pindah ke kota kecil ini. Ia tahu hari demi hari pengeluaran dan belanja sehari hari semakin membesar. Tapi Rara anaknya selalu menyakinkan Marsya bahwa mereka bisa mengarungi kehidupan ini. Sambil menyiram benih benih beberapa bunga yang ditanam, Marsya tersenyum dan mengucap syukur. Rara datang dari belakang membawa ember kecil berisi air dan berkata “ ibu tak terasa bunga bunga ini tumbuh subur ya? “. Iya kak kata Marsya. “ meskipun dalam hati Marsya bergelut dengan pikiran-pikiran mengenai perekonomian keluarga mereka.

   Tapi Marsya percaya kebaikan yang mereka tanam akan menghasilkan kebaikan pula untuk orang yang menanamnya. Sampai pada akhirnya Marsya memutuskan untuk bekerja paruh waktu agar bisa menambah pemasukan keluarganya.

Rara dengan berat hati mengijinkan ibunya bekerja paruh waktu, ia tahu bagaimana rasanya menjadi orang tua tinggal untuk dirinya. Hingga akhirnya Marsya memutuskan bekerja paruh waktu di sebuah toko dekat dengan rumahnya. Marsya memiliki kesibukan disetiap harinya, ia harus merawat anak, mengkondisikan rumah dan juga merawat taman impian mereka. Taman impian itu juga bagian dari cita cita Marsya. Apapun yang terjadi Marsya akan tetap merawat dan menjaga taman impianya. Taman yang indah penuh bunga berwarna warni. Taman impian yang tidak akan dimiliki oleh siapapun, bunganya berwarna warni dan sangat indah. Ada bunga matahari, peony, mawar, melati, lily, dahlia, aster dan bunga lainya.

    Sampai pada suatu hari, Marsya sepulang bekerja seperti biasa ia menyiram bunga bunga itu dan memangkas rantingnya yang bercabang. Ia menyusuri jalan kecil ditaman yang luas itu sambil tersenyum penuh syukur.  Taman impianya lebih luas dari rumahnya sendiri, tiba tiba dari arah depan ada yang memanggilnya “permisi... Asalamualaikum.. Ibu “Marsya berlari kecil ke arah depan taman sambil membuka pintu taman... “iya Pak, ada apa? “  Terlihat seorang bapak dan anak perempuan keturunan Tionghoa membawa mobil pick up bertuliskan wedding organizer. Ternyata mereka dari agensi pernikahan, wajah bapak dan anak terlihat pucat dengan mata  mereka memelas menatap ke arah Marsya. “ ada apa pak? “ kata Marsya, kemudian bapak itu menjawab dengan terbata bata “begini bu.... Saya ingin sekali membeli bunga yang ada di taman ibu, bunga ini terlihat segar dan sangat indah” lalu si anak perempuan bermata sipit itu menambahkan “kami butuh banyak bu...      Banyak sekali, karena ini untuk mendekorasi acara resepsi anak pejabat di daerah sini bu” .  Marsya lantas keheranan bukankah setiap wedding organizer memiliki tim yang sudah dibentuk sebelumnya.

“ceritanya panjang bu, kami sudah memesan bunga jauh jauh hari sebelumnua, tetapi kami ditipu bu. “ kata anak perempuan itu.

    Singkat kata mereka berbicara cukup lama perihal pembelian bunga. Marsya merasa prihatin dan sedih sekaligus bingung, karena tidak pernah terbersit sedikitpun ia menjual bunga di taman impianya. Akan tetapi Rara yang sedari tadi mendengar percakapan ibunya akhirnya menggandeng lengan ibunya kebelakang rumah. Rara berkata “ibu.... Membantu orang yang kesusahan juga merupakan kebaikan, apa salahnya bila bunga ini dibawa mereka, karena hari ini mereka sangat membutuhkan, kita juga sedang dihimpit masalah keuangan bu, mungkin ini  sudah garis dari yang diatas”. Akhirnya Marsya mengiyakan perkataan Rara, bunga bunga itu diangkut ke pick up sampai dua kali pengangkutan. Anak perempuan Tionghoa itu memberikan amplop berisi nominal yang sangat fantastis.

     Cerita dari mulut ke mulut menyebar, banyak sekali wedding organizer yang menghubungi Marsya dan memesan bunga untuk acara pernikahan. Hingga akhirnya Marsya membuka kios sendiri, kios bunga “ taman impian florist “. Warga dikota kecil itu sangat mengenalnya, kini Marsya tidak bekerja di toko milik orang lain. Tetapi sekarang ia memiliki  taman impian yang nyata.   Taman impian yang menjadikan kehidupanya berubah. Marsya dan Rara hidup bahagia hasil dari menanam kebaikanya sejak dulu. Sekarang Marsya sudah memiliki 3 kios bunga, tiap pulang sekolah Rara menunggu kiosnya. Bahagianya hati mereka karena bisa berdiri di kaki sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Judul Standar - Tulis Judul Kamu SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang