Di ruang ganti seorang aktor muda bernama Adelion Revagantara langit, terdengar perdebatan antar perempuan suara yang sangat nyaring sampai keluar dari ruang ganti.
Ashel yang berbicara sangat nyaring dengan cemprengnya terus mengomel masalah gaya rambut yang tidak cocok dengan Adel.
“Hah? Kenapa malah jadi aneh begini?”
“Kau terlalu terburu-buru sih, fokuslah sedikit.”
Flora membenahi tatanan rambut yang dibuat oleh Ashel. Flora terlihat sangat terampil dalam hal semacam itu. Sepasang matanya menatap serius ujung rambut sang pemuda yang memikat hatinya.
“Ra, ada apa? Apa ada yang aneh?” tanya adel dengan bingung
“Hm, tidak ada aneh del, hanya saja ini terlihat lebih rapih daripada sebelumnya. Apa kau mengikuti saranku kemarin?” tanya flora
“Iya, Aku ikuti semua saranmu kemarin.” kata adel
Adel tersenyum setelah menjawab pertanyaan Flora. Ashel yang memperhatikan mereka berdua yang saling memandang dengan intens pun terlihat kurang suka karena diacuhkan.
“Ehem! Kalian mau sampai kapan saling pandang seperti itu?” tegur Ashel karena merasa diacuhkan oleh mereka berdua
“Sudah selesai.” ujar flora sambil menatap Adel
“Wah, kamu memang hebat Ra, Aku saja tidak bisa menata rambutku sendiri sampai seperti ini.” ujar Adel puas dengan hasilnya.
Ashel cemberut karena merasa tidak dianggap oleh Flora dan Adel yang saling mengobrol. Flora, Adel dan Ashel sudah berteman lama sejak mereka kelas 3 SD, sampai mereka memutuskan untuk menjadi sahabat bahkan seperti keluarga sendiri sampai mereka kini dewasa.
Adel yang berperan sebagai pangeran di dalam film. Dia terlihat sangat menikmati perannya, saat mulai dan berakhirnya selama berakting di depan kamera. Flora dan Ashel hanya mengamati dari kejauhan sambil mengobrol tentang peran Adel sebagai pangeran bangsawan suatu kerajaan.
“Ra, kelihatannya Adel menikmati perannya kali ini. karakternya juga sesuai dengan kepripbadiannya bukan?.”tanya Ashel
“Hm ya, lumayan bukan?” ujar Flora
“Saking terlalu lumayannya, aku sampai ingin mencubit pipinya.” ujar gemas Ashel sambil memandang Adel
“Cih, selalu saja shel kau mengatakan hal-hal aneh jika bersangkutan tentang Adel.” ujar kesal flora
“Apanya yang aneh? Aku jujur loh Ra dari hati yang paling dalam!” ujar Ashel tak terima dengan ucapan Flora.
“Begitu ya, shel.” ucap Flora
Ashel menatap datar Flora yang menganggap ucapannya main-main. Mereka berdua kembali melihat Adel yang sekilas melirik mereka berdua saat berdebat tadi. Flora hanya tersenyum ketika di lirik, sementara Ashel hanya malu-malu sambil tersenyum bersembunyi dibelakang Flora sebagai pelindung rasa malunya dari Adel, sedangkan adel hanya menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya.
Sang sutradara terus mengomeli banyak pemainnya. Ashel mengerucutkan bibir, menahan kesal karena sikap sombong dari sang sutradara. Sementara Flora hanya diam dan terus melihat ke arah Adel yang mulai tidak fokus karena diperhatikan walaupun dari kejauhan.
“Dia gugup?” gumam Flora
Ketika Flora bergumam seketika itu juga Ashel menoleh ke arah Flora yang berdiri disebelahnya.
“Hah! Gugup? Siapa yang gugup?”tanya Ashel
“Tch! shel kamu main nyaut aja sih.” kesal Flora