Tak lama ada suara ketukan pintu, aku segera bergegas dari kamar untuk melihat siapa yang datang dan ternyata itu om Wira dan Tante Saras datang bersama dengan Michel
Michel : assalamualaikum
Aurel : waallaikumsalam
michel: aku datang buat nemenin kamu ni hehehe
Aurel: terimakasih banyak sudah repot-repot kesini/aku bersalaman kepada kedua orangtuanya Michel, dan aku menyuruh mereka duduk
Aurel : silahkan duduk pak/buk saya ambilkan minum sebentar
Tante saras : terimakasih Aurel,tidak usah tidakpapa Aurel kamu pasti sudah lelah
Aurel: ah membuat minum saja tidak selrlah mengangkat satu karung beras Bujawabku dengan sedikit tertawa
Michel : dia pasti sedang sedih sekali, tapi dia masih bisa tersenyum didepan orang lain mah
Tante Saras : iya sayang mamah liat bagaimana dia menutupi kesedihannya dengan senyuman seadanya itu
Om Wira : saya jadi kasihan melihat dia, apa dia tinggal sendiri di sini Michel?
tanya om Wira pada anak gadisnya itu
Michel: iya pah, dia disini tinggal sendiri dulu masih ada neneknya sekarang kan neneknya sudah meninggal
Tante Saras : apa orangtuanya tidak mau merawat Aurel nak?
michel : aku tidak tau, aku belum menanyakan apa² padanya hari ini, hatinya masih didalam suasana yang berduka, tidak enak rasanya jika aku tiba² menanyakan keluarganya itu mah
/aku datang membawakan air minum dan kue untuk om,tante dan michel
Aurel : silahkan di minum tehnya Bu/pak
Om/ Tante : terimakasih nak
Aurel : sama-samamereka semua berbincang di rumah nenek cukup lama, keluarga michel adalah keluarga yang bahagia, mungkin impian semua anak broken home.
saat memikirkan itu tak sadar air matamu menetes dan Tante Saras bertanya
Tante Saras : Aurel sayang, kamu baik-baik saja nak?
tanya Tante Saras dengan mengelus halus punggungku, aku tak kuat jika ada yang mengusap punggung lantas air mataku keluar dan aku menangis lagi di depan keluarganya Michel.
aku menangis sambil memeluk Tante Saras ibu dari teman baikku itu
Aurel: tente kenapa semuanya seperti tidak adil, kenapa aku diberi cobaan seberat ini aku tidak mampu menghadapinya,aku cape, aku juga ingin bahagia sama seperti yang lain Tante.
Aurel : kenapa semuanya jahat sama Aurel, Aurel salah apa Tan
tanyaku sambil menangis tersedu-sedu di pelukan Tante Saras, Tante Saras mengelus halus kepalaku dan berkata
Tante Saras : anak cantik, kamu tidak salah apa-apa kok sayang, tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya, pasti ada kebahagiaan yang menunggumu di luar sana.
Tante Saras : nak kita sebagai keluarga michel ada buat kamu kalo kamu butuh kita sayang, Tante sudah anggap kamu sebagai anak tente sendiri bahkan Michel sudah anggap kamu seperti kakaknya sendiri nak
Tante Saras : kamu tidak perlu merasa jika kamu tidak mempunyai siapapun sayang,kami ada buat kamu
jawab Tante Saras yang membuatku semakin menangis, jawaban halus layaknya ibu seberuntung apa michel mendapatkan ibu seperti Tante saras
suasana di saat itu sangatlah mengandung bawang, tak lama kemudian Tante Saras menawarkan agar Aurel tinggal bersamanya.
Tante Saras : nak apa tidak lebih baik jiga kamu tinggal bersama kita? daripada kamu tinggal disini sendirian
Michel : Bener itu, nanti kamu tidur sama aku jadi ada temen ngobrolnya deh yeeyyyucap michel senang, namun Aurel masih ragu untuk meninggalkan rumah neneknya itu
Aurel : lantas rumah nenek bagaimana Tan? apa harus di biarkan kosong? apa tidak sayang ?
Tante Saras : di sewakan saja nak daripada kosong.
Aurel : jika begitu baik Tante, aku mau tinggal bersama Tante dan menyewakan rumah nenek.lalu Aurel di ajak pulang ke rumah Tante Saras dan om Wira, betapa senang hati Aurel saat mendapatkan keluarga baru yang begitu menyayangi nya...
. . . . . The End . . . . .
Terimakasih sudah membaca guyss 🤧❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
lonely
Teen Fictioncerita ini tentang anak perempuan yang kurang perduli dengan lingkungan sekitarnya, dia adalah aurelia dia begitu semata-mata bukan keinginannya sendiri, tapi keadaan yang menyuruhnya dia terlahir dari keluarga yang cukup, dia kekukarangan kasih say...