Cinta Anak Monyet

2 1 0
                                    

Ayundha Pramesti. Itulah namaku. Semua  memanggilku Ayu. Sayangnya kisahku tak se-ayu namaku. 

Disini aku akan berkisah. Tentangku dan asmaraku.

Dengarkanlah kisahku yang sederhana ini.

-

-

-

-

-

Saat itu usiaku 9 tahun ketika aku sudah memulai mengidolakan sosok lain selain keluargaku. Dia, dua tingkat di atasku. Sosok yang cukup good looking, berbakat dalam segi akademik maupun non akademik. Se-great itu sosoknya dimata anak 9 tahun.

Mungkin ini yang kalian sebut cinta monyet. Atau katakanlah cinta anak monyet, hahaha. Mengingat usia kami saat itu. Bukanlah layaknya usia untuk membicarakan soal cinta.

Perasaanku yang meletup ketika mendengar sedikit cerita tentangnya. Bahkan masih teringat bagaimana laku salah tingkahku setiap sosoknya berjalan, melintas di selasar depan kelas. Rasa marah dan iriku ketika aku melihat sosok lain beriringan dengannya, sosok lain yang disanding-sandingkan dengannya, bahkan sosok lain yang hanya sekedar berangkat lomba berboncengan sepeda dengannya. Sungguh rasa iri dan marah sudah muncul di rasaku saat itu.

Tak begitu lama sampai sahabat-sahabatku mencium gelagat anehku. Seperti reaksi anak kebanyakan, mereka bersorak "Cieee.. Ayu, cieee..,"sorak sorai mereka berulang.

Beberapa hari setelahnya salah seorang dari mereka memintaku untuk menulis surat. Aku tak begitu ingat isi surat cinta pertama yang aku buat. Entahlah, nekad memang. Jauh lebih nekad lagi adalah sahabatku. Tanpa sepengetahuanku, surat yang telah selesai kutulis tadi dia berikan ke idolaku. Saat kutanya dimana dan bagaimana dia memberikannya, coba tebak apa jawabannya. DILEMPAR. Iya, benar. Dilempar. Entah bagaimana detailnya, dia hanya bercerita saat idolaku duduk melamun di tengah pintu kelas, langsung dilemparlah surat cintaku tadi dan langsung kabur. Hahaha.

Apakah surat itu tersampaikan tepat pada orangnya?

Iya.

Apakah surat itu terbaca?

Iya.

Apakah surat itu berbalas?

Iya.

Surat itu berbelas setelah tujuh hari lamanya.

Bersama dengan sebuah bolpoin warna ungu bulat pendek, surat itu diantar oleh sohibnya kepadaku.

Sejak saat itu, beberapa kali kami saling berbalas surat. Bahkan sesekali lewat surat itu kita sertakan gift kecil, seperti pensil, bolpoin, gantungan kunci, gelang, bahkan cincin mainan. Hehehe.

Kadang saat aku berkeliling dengan sepeda bersama sahabatku, sengaja kami lewat depan rumahnya. Atau sebaliknya, ketika dia dan sohibnya bersepeda seringkali sengaja lewat depan rumahku.

Sungguh cinta anak monyet yang manis.

Sayangnya kemanisan ini tidak berlangsung lama. Ketika sosoknya telah dinyatakan lulus, saat itu pula kegiatan asamara anak monyet kami berakhir. Tanpa banyak kata dan tanpa banyak alasan kisah itu berakhir.

Siapa yang pertama mengakhiri?

Aku.

Dengan cara apa mengakhirinya?

Surat.

Berawal dari surat dan diakhiri dengan surat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MON AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang