" Hei, Nona."suara maskulin dari laki-laki di belakang Heejin kini membuat lamunannya buyar, ia lantas menoleh kebelakang dan memastikan apakah lagi-lagi Sunwoo mengganggu dirinya lagi?.
" Boleh aku duduk di sampingmu?." Ucap laki-laki dengan hair s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sial, padahal aku masih punya masa cuti yang banyak, tapi harus di sia-sia kan untuk keikutsertaan keamanan Si kembar." Ucap Felix yang menggerutu di kamar mereka berdua siang itu. Sedang Heejin yang masih terfokus kepada formasi keamanan yang dibuat oleh Mark Lee tak rela untuk mengalihkan fokusnya untuk menanggapi ucapan Lee Felix barusan.
" Kau menyesal?." Tanya Heejin yang kini mengambil satu miniatur mobil berada tepat di belakang mobil yang nantinya akan ia gunakan untuk mengamankan si kembar.
" Tidak." Ucap Felix santai, namun terkesan memendam amarahnya yang ia kubur dalam-dalam.
" Siapa dia? Kenapa aku di beri personal kemanan?." Heejin menunjukkan miniatur mobil tersebut kepada Lee Felix, laki-laki itu kini mengalihkan pandangannya dari Heejin dan menatap serius ke arah Ipadnya untuk mengetahui miniatur dengan nama siapa di sana.
" Hwang Hyunjin, letnan militer pertama." Heejin lantas menyipitkan kedua matanya, apa maksud dari Hyunjin membuat formasi seperti ini? Bukankah misi ini berupa kemanan si kembar? Lantas kenapa harus ada 3 lingkaran yang harus di jaga ketat?.
Heejin lantas berdiri, dan menggeletakkan miniatur tersebut ke arah meja, Lee Felix yang masih menatap serius ke arah Heejin kini menahan pergelangan tangan si perempuan.
" Mari di bicarakan lebih serius, ini juga demi keselamatanmu." Heejin menggeleng, tak terima atas formasi yang di buat oleh Mark Lee dan Giselle sebagai sang kekasih.
" Aku akan ke ruangan Mark Lee." Ucap Heejin yang lagi-lagi begitu keras kepala.
" Kau ada jam meeting malam ini bersama para Heksagon." Felix mencoba mengingatkan.
" Terimakasih sudah mengingatkan." Entahlah, Heejin itu terbuat dari apa, bahkan keras kepala, dan juga egoisnya selalu berpacu lebih besar daripada rasa siaganya terhadap dirinya.
Heejin kini berjalan lebih cepat untuk keluar dari hunian ini langkah kakinya yang tergesa-gesa membuat beberapa staff di rumah ini bertanya-tanya.
" Hee." Perempuan itu tiba-tiba saja terhenti dengan panggilan Soobin di lorong penghubung hunian 1 dan dua.
" Soobin." Laki-laki itu tersenyum, namun tidak dengan Heejin yang memberikan raut wajahnya begitu kesal dan dingin.
" Aku sudah hapal dengan raut wajahmu." Heejin kini menetralkan nafasnya, amarahnya begitu naik begitu Mark Lee membuat formasi kemanan yang terlalu berlebihan.
" Akan ku temani, tapi jangan pernah membuat emosi seperti ini, kau terlihat jelek Hee." Soobin mencubit pipi putih Heejin, disaksikan dengan pasang mata beberapa prajurit disini perempuan itu lantas menghantam perut sixpack Soobin dengan tinjuan yang kuat.
" Tidak lucu sama sekali." Soobin tertawa, satu tangannya kini merangkul bahu Heejin, dan langkah kaki mereka pun lebih pelan untuk mengikis jarak ke ruangan Mark Lee. Perlakuan seperti ini, memang sudah biasa untuk Heejin, ada beberapa orang yang memang memiliki kedekatan bersamanya, namun tidak sembarang orang yang bisa menghabiskan satu malam bersamanya.