19

33 5 0
                                        

Heejin POV

Menantikan waktu bebas ini adalah impianku sejak umurku menginjak tepat di 19 tahun, kala itu aku menyadari prajurit sebenarnya adalah mereka yang tidak terhasut apa-apa sayangnya aku terlalu larut dalam harapan seorang pemimpin yang selalu ku andalkan hadirnya sebagai ayah, kekasih maupun kakak tertua.

Swan memang kawan setiaku, meskipun ia selalu mendidikku dengan segala macam pukulan, cambukan atau bahkan tendangan ia memang banyak memberikan banyak kualitas berperang dalam hidupku. Lantas saat aku mulai mendengar segala kemunafikannya aku masih belum ingin menerimanya, segala harga diriku, tubuhku, bahkan perasaanku sudah aku limpahkan kepadanya, kepercayaanku bahkan segala rasa pengabdian atas kematian ayah yang sia-sia sudah aku korbankan di hunian yang layak disebut neraka.

Orang yang sangat aku percaya, orang yang banyak memberikan aku kekuatan untuk terus berperang dan membelanya kini mengungkapkan sebuah kebusukannya.

" Sial."

Selama ini, aku mengabdi kepada orang yang membunuh ayahku sendiri, dengan tangannya sendiri, dengan pengkhianatan yang ia ajarkan kepada putri bungsunya ini, selama ini aku terkatung-katung dalam bayangan ayah, sampai aku baru menyadari akulah dalang dari segala orang-orang yang membenciku.

Kematian para prajurit atas ke naifanku, dan segala penentangan yang aku buat rasanya tidak seimbang dengan prestasi yang sudah aku punya di militer ini, orang yang banyak di agung-agungkan ini pantas banyak dibenci.

" Hee."

" Berikan aku sebilah pedang, aku akan melawan satu prajurit di sini."

" Tapi lukamu?."

" Ada dan tidak adanya luka ini sama sekali tidak menyurutkan ketakutanku."

Sriiing!

Apakah selama ini, segala kebencianku kepada orang-orang terdekatku hanyalah manipulasi mereka? Menumbuhkan perasaan itu kepadaku hingga menimbulkan banyak orang-orang yang menentang adanya sosok Jeon Heejin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah selama ini, segala kebencianku kepada orang-orang terdekatku hanyalah manipulasi mereka? Menumbuhkan perasaan itu kepadaku hingga menimbulkan banyak orang-orang yang menentang adanya sosok Jeon Heejin.

Sriing!...

" Jenderal Hee."

" Gunakan pedangmu dengan jantan, Samuel."

Lantas, kejadian kemarin adalah sebuah penentangan orang-orang yang membenciku, anak-anak kecil yang ada di bukit itu adalah bukti dari nyawa fraksi yang menerima diriku untuk bergabung di White House milik lee Jeno dan Na Jaemin.

Sial... kepala ku begitu pusing, memikirkan tentang perjanjian yang membelenggu diriku pada dunia politik ini.

Ayah... Apakah aku bisa menjadi putri kebangganmu? Aku hanya ingin membela dirimu, aku hanya ingin membanggakan namamu, aku bertahan sampai di sini karena dirimu... Apa putrimu ini sudah sejauh ini untuk membelot mereka yang berani membunuhmu.

Heksagon 🔞|| LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang