nineteen

96 16 5
                                    

Seminggu sudah berlalu, teman teman jihyo sudah tidak lagi menginap dirumah jihyo. Tentu jihyo merasa sepi karena itu. Tapi tidak masalah, mereka masih bisa bertemu tiap hari di kantor ataupun diluar kantor.

Jungkook dan jihyo pulang malam hari ini. Jungkook mau tidak mau harus menyuruh jihyo untuk lembur bersamanya karena tugas yang sangat banyak, ia memerlukan sekretarisnya. Jungkook merasa tidak enak, padahal kalau dipikir pikir sekali lagi itu harusnya tidak masalah. Itu memang tugas sekretaris untuk mendampingi bos nya ditiap hal pekerjaan. Entah apa yang membuat jungkook jadi lemah dan merasa kasihan pada jihyo yang harus lembur bersamanya.

Dilain sisi, jihyo justru biasa saja saat ia mengetahui kalau ia harus lembur hari ini. Ini kali pertama ia mendapat lembur di kantor ini, jadi tidak masalah. Di kantor sebelum sebelumnya, ia hampir setiap hari mendapat jam lembur. Jadi untuk jam lembur seperti ini, jihyo sudah terbiasa. Lagipula jihyo juga tidak ingin pulang terlalu cepat, ia tinggal sendiri dirumah. Tidak ada teman temannya. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan jika ia pulang larut malam, ia juga sedikit bosan jika dirumah sendiri.

Jungkook dan jihyo duduk dimeja yang sama agar mereka lebih mudah untuk bekerja sama melakukan tugas mereka. Dengan serius mereka mengerjakan tugas tugas mereka yang membeludak ini. Satu per satu tugas pun selesai.

Jam sudah menunjuk ke angka 11. Butuh waktu yang panjang ternyata untuk mengerjakan tugas tugas ini semua. Pinggang mereka jadi sedikit pegal karena mereka setia berjam jam duduk dihadapan laptop mereka. Mereka mencoba meregangkan otot otot mereka dengan melakukan peregangan ringan. Jungkook menoleh pada jihyo yang ada disebelahnya. Ia yang melihat mata jihyo sudah mulai sayu pun merasa kasihan, jihyo pasti mengantuk.

"Hyo lo ngantuk?" Ucap jungkook

"heem sedikit" ucap jihyo

"Gw antar pulang aja ya?" Ucap jungkook

"Ga ngerepotin?" Ucap jihyo

"Engga lah, lagian kalau lo pulang sendiri ntar naik apa? Mending sama gw aja" ucap jungkook

"Yaudah deh, boleh. Makasih ya" ucap jihyo

"Sama sama" ucap jungkook

Jihyo membereskan semua file file yang ada di meja, ia juga mengambil tas nya karena ia akan segera pulang dengan jungkook. Jungkook mengambil jas nya yang menggantung di gantungan ruangannya itu, ia melepas jas nya tadi karena sedikit risih bekerja berjam jam memakai jas. Ia segera memakai jas nya.

Belum lagi mereka sempat berjalan ke pintu, tiba tiba saja lampu ruangan itu mati. Tidak hanya lampu ruangan mereka, ternyata semuanya. Sepertinya listrik perusahaan jungkook sedang rusak. Ruangan benar benar gelap, tidak ada sedikit pun cahaya. Belum lagi ini malam hari, jam 11 malam. Cahaya bulan saja tidak ada di ruangan mereka.

Ruangan gelap itu membuat jihyo berteriak dan menutup matanya. Jihyo juga menangis karena jihyo memang takut dengan gelap. Dari kecil, jihyo tidak pernah suka dengan gelap. Ia selalu menangis jika ia berada di tengah tengah tempat gelap. Biasanya, orang tua dan abang abangnya yang dapat menangani ketakutannya. Semenjak ia tinggal sendiri, listrik rumahnya tidak pernah mati karena ia memakai genset. Pernah sekali dimana genset rumah nya rusak, itu membuat dirinya menangis berjam jam sampai akhirnya listrik hidup lagi. Matanya bengkak dan nafas nya tidak teratur sangkin berjam jamnya ia menangis karena menunggu listrik hidup kembali.

Kini kejadian itu terulang kembali setelah sekian lamanya, listrik perusahaan tiba tiba saja rusak dan semua ruangan menjadi gelap. Trutama ruangannya dengan jungkook saat ini. Jungkook yang melihat jihyo bertriak dan menangis pun segera meraih jihyo dan membawa jihyo dalam pelukannya. Jungkook mencoba menenangkan jihyo tapi tetap saja jihyo terus menangis. Jungkook mengelus ngelus punggung dan kepala jihyo, menyuruh jihyo untuk berhenti menangis. Tapi tidak bisa, jihyo terus menangis.

Whats Wrong With Secretary ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang