Jendela Kamar

8 1 0
                                    

"Menari dibawah hujan denganmu adalah keinginan terbesarku, tapi aku ingin meminta maaf untuk diriku sendiri karena aku tidak bisa mewujudkan keinginan yang sekecil itu."

🍄🍄🍄

Suasana pagi ini sangat redup, hujan pun tak kunjung reda. Suasana seperti ini sangat nyaman untuk kita kembali diselimuti benda lembut yang bisa menghangatkan suhu tubuh kita kembali.

Tetapi ada sesuatu titik yang menarik perhatian gadis itu, terlihat sepasang anak kecil tengah bermain hujan terlihat di depan jendela kamarnya, saat melihatnya ia segera beranjak dari tempat tidurnya. Lalu, ia menduduki kursi putih yang cantik, yang didepannya terdapat meja putih beserta buku dan novel yang selalu tersusun rapih.

"Kapan terakhir kali kita berjumpa dan bermain hujan seperti itu Lana? Sudah sekian purnama aku tak mendengar kabarmu Lan. Masa kecil itu begitu indah untuk aku lupakan Lan, mungkin suatu saat jika nanti kamu melihatku dimana saja, tegur saja aku Lan. Aku tak akan sungkan untuk menegur sapamu kembali. Saat kita bertemu lagi setelah sekian lama, bolehkah aku merasakan kembali hangatnya berada dalam dekapanmu seperti dulu Lan, meski hanya sekejap dan hanya untuk melepas lelah dan rinduku terhadapmu Lan." dalam benaknya.

Tok... Tok... Tok....

Suara ketukan itu, menyadarkan lamunan gadis berambut panjang yang tengah duduk didepan jendela yang sedari tadi hanya terdiam memaku sembari memperhatikan dua sepasang sahabat kecil yang tengah bermain hujan. Rasanya ia ingin sekali menjadi mereka sekali saja, untuk merasakan kembalin dinginnya suhu hujan. Tetapi ia tersadar saat ia nanti bermain hujan ia hanya akan mengingat Prince Alana, seorang pria berkulit putih dan bertubuh tinggi disertai rambut hitam terlihat sangat perfect bukan.

"Non, ibu sudah menunggu dimeja makan," ucap perempuan paruh baya itu.

"Iyaa bi," tak selang berapa lama gadis itu pun turun dan bergabung dimeja makan.

🍄🍄🍄

"Today takyah u caw eh sayang, suasana hari ni tengah teruk. Ayah taknak kalau terjadi pape dekat u." ucap Zaidy.

"Yeee ayah, Shana pun takde schedule untuk pi luar hari ini. Hari ni free je, Shana pon hari ni maybe duduk kat bilik je. Tengah takde energy untuk kerjekan sesuatu." jawab Shana spontan.

"Alaaaa, Ishana Erinemily binti Zaidy anak ayah ni dah kenape takde energy pulak. Ade ayah sayang, jom kongsi problem." goda Zaidy

"Takde la ayah, just takde energy je, nak duduk kat bilik only. Nothing problem ayah, iyakan ibu." jelas Ishana.

"Iya sayang, yauda sekarang kita makan ya keburu dingin nanti gaenak dimakan." ucap Jennie sembari menghidangkan makanan untuk anak dan suaminya.

"SELAMAT MAKAAAAN SEMUEEEE." ucap Ishana menunjukkan wajah imutnya. Melihat tingkah lucu anak semata wayangnya itu Zaidy dan Jennie hanya menampilkan senyum manis diwajahnya. Tapi tiba-tiba Zaidy menyeletuk "Kate takde energy, tapi semangat betul cakap selamat makan." sindir Zaidy. Lalu semua yang berada di meja makan pun tertawa puas.

🍄🍄🍄

Ping... ping....

Dering pesan masuk terdengar jelas di telinga gadis itu, ia langsung mengambil benda canggih itu lalu melihat siapa seseorang yang mengirimnya pesan saat cuaca sedang hujan.

*Room text*

Ice besfie
Woi sa
Jadi gak anjay

Shana
Jadi apa cuy?

Ice besfie
Hari ini kan kita ada janji mau ngopi di kafe tepi jalan dongo, masa lupa si

Shana
Oh iya
Anjirrrrrr
Lupa gua
Mana gua belum mandi
Sorry ya Ice, lo tunggu bentar gua siap-siap dulu

Ice besfie
Udah gua tebak si, lo anak pelupa, pasti bakal lupa.
Yaudeeee, buru mandi.
Gua jemput lo jam 11 ye anak anjing

Shana
Iyeee zamet

*end texting*


Setelah settle texting dengan Ice, Ishana pun langsung bergegas mengambil handuk dan segera membersihkan tubuhnya. Sebab ia tau Ice sahabatnya ini orang yang sangat  benci dengan orang ngaret, maka dari itu Ishana dengan tergesa-gesa bersiap diri untuk jalan dengan sahabat tercintanya itu.

Tin! Tin! Tin!

Saat Shana melihat hand phone disebelahnya, jam sudah menunjukan pukul 10:45 WIB tapi suara klakson mobil sudah terdengar di luar rumah.

"Lihatlah Tuhan, sahabatku yang satu ini sangat tepat waktu sekali, bahkan schedule jalan kita aja jam 11:00 tapi dia sudah sampai jam 10:45" ucapnya sembari melihat wajahnya di cermin.

Setelah selesai bersiap-siap Ishana segera turun dari kamarnya dan menemui kedua orang tuanya untuk izin pergi ke coffee shop depan. Entah apa yang akan orang tuanya katakan, karena saat di meja makan Shana bilang yang dia ini gak akan pergi kemana-mana, tapi sekarang ia akan pergi dengan sahabatnya.

"Ibuuuuu, Ayah, Shana pergi dulu ya." ucapnya sembali mencium tangan kedua orang tuanya.

Lah bukan tadi bilang gak mau pergi kemana-mana ya? tanya Jennie.

"Ini lho aku lupa bu, aku udah ada janji sama Ice. Itu dia udah nungguin di depan dari tadi." jelasnya.

Yauda take care ya sayang, kalau nak uang text je ayah eh. Ucap Zaidy sembari mencium kening dan mengacak-acak rambut rapih gadis cilik yang semakin hari semakin bertumbuh menjadi orang dewasa.

"Alaaaaaaa ayah, Shana ni dah penat catokkan hair Shana ni tau ayah." ucap Ishana dengan muka cemberutnya yang imut, Zaidy pun hanya  tersenyum melihat muka anaknya.

Sayang hati-hati di jalan ya. Ucap Jennie sembari mencium pipi Ishana.

"BYE AYAH, IBU." ucap Ishana sembali melambaikan tangannya. "Byeee sayaaaang." saut Zaidy dan Jennie.

Setelah menemui Zaidy dan Jennie kini Ishana pun segera pergi meninggalkan rumahnya itu bersama sahabatnya itu, dengan menaiki mobil brio merah.

Cuaca sekarang masih terlihat seperti pukul 07:00 pagi, hujan pun tak kunjung reda. Tetapi dari kejauhan Ishana samar-samar melihat seseorang yang ia kenal.

"Rasanya, perawakan ia tak asing bagiku." dalam benaknya, "Tetapi, siapa laki-laki pengendara motor itu?" lanjutnya.

🍄🍄🍄


Thank u for reading my story readers, i love u🥰😍❤️

HAI INI AKU LAGI BELAJAR BUAT CERITA, TOLONG KRISARNYA YA🥰🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ISHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang