Bab 1

382 18 1
                                    

Tut tut tut ...

Hoseok menutup ponselnya dengan marah.

"Awas kau Yoongi! Aku telfon tidak diangkat, sms-pun tidak dibalas! Sial! " umpatnya kesal sambil terus berjalan dikoridor kantornya.

Direktur muda perusahaan Jung itu terlihat menggerutu, namun, saat sesekali karyawan menyapanya, dia tetap menyempatkan tersenyum. Saat langkahnya terhenti di ujung koridor yang terlihat sepi, dia terdiam sejenak.

"Aku ingin menjamah seseorang." Gumamnya sambil menghela nafas.

Hope x Jin Fanfiction

M O R E

By : Array Harmond

Suara klakson dari setiap mobil menggema di lampu merah ini. Teriknya matahari, membuat Hoseok yang juga terjebak dalam kemacetan dengan mobil flat berwarna merahnya-pun menghujat macam-macam kosakata kasar, sama seperti pengemudi lainnya.

"Sialan! Brengsek! Bajingan!" umpatnya kesal. Bungsu Jung ini memang terlihat berkelas dan berwibawa, tapi sayang, cara bicaranya dan sifat aslinya berbeda dari apa yang orang tahu.

Hoseok suka mengumpat, pemarah, tidak sabaran dan berjiwa mesum. Namun, Hoseok menyimpan sifat ini dengan baik agar tidak mengganggu karir bisnisnya.

Hoseok menyerah. Percuma mengumpat jika hanya melelahkan dirinya saja. Tapi dibalik jendela hitam mobilnya, dia memiliki rasa kesal yang lain selain terjebak dalam kemacetan. Hoseok menunduk dan menatap pada sesuatu yang menggembung dibalik celana formalnya dan dengan lembut mengelus-elusnya dengan kasihan.

"Kasihan sekali kau, Junior, kau harus segera dipertemukan dengan lubang yang nyaman." Gumamnya, lalu tatapannya terarah kembali kedepan kaca mobil, menatap mobil-mobil lain yang mulai maju perlahan dan diapun mengikuti. Bulir keringat turun dari pelipisnya lagi dan lagi. "Panasnya, rasanya ingin sekali meneguk cairan putih yang sangat kental ... apa aku akan mendapatkan itu secepatnya?" Ucapnya sesekali menyentuh bibirnya disertai air keringat yang mulai turun teratur.

.

.

.

Sampai di kediaman Jung, disebuah rumah yang elegan dan terletak diperumahan. Hoseok tinggal bersama kakaknya disana. Mereka sengaja tinggal di rumah itu karena nyaman dan udara nya selalu sejuk, tak lupa halaman dengan rumput hijau yang tersedia didepan rumah.

Ckit!

Hoseok memutar mobilnya dengan cepat sehingga menabrak pot bunga disamping garasi. Seorang pria berambut legam yang memang ada di halaman itu langsung menghampiri Hoseok dan masih membawa-bawa gunting rumput yang baru saja tadi dia gunakan. Hoseok turun dari mobil dengan wajah yang amat kesal.

"Selamat siang tuan." Sapa pria itu dengan wajah yang terlihat kotor karena sedang memperbaiki tanaman dan membersihkan halaman depan ini.

"Hm." Jawab sang tuan rumah singkat sambil melonggarkan dasinya dan menenteng tas kerjanya.

"Biar aku yang membawa tas tuan."

"Tidak usah. Tanganmu kotor Seokjin, bereskan saja pecahan pot tanaman itu." Tunjuk Hoseok ringan pada pecahan pot tanaman itu lalu menghembuskan nafas -lagi-sebelum berjalan masuk.

Melihat wajah Seokjin yang kotor dan termakan terik matahari itu, Hoseok semakin jengah dengan nasibnya hari ini.

Seokjin adalah pembantu yang sudah bekerja 2 tahun dirumah ini. Meski Hoseok tidak ramah padanya, entah kenapa Seokjin selalu bersabar menghadapi kelakuannya.

M O R E [ Complete ] || HopeJin ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang