4

515 34 3
                                    

Baekhyun duduk tegak dengan keringat dingin. Dia meletakkan tangannya di atas dadanya yang berdegup kencang, mencoba menenangkan dirinya. Tetesan keringat mengalir di lehernya dan Baekhyun menyekanya sebelum jatuh. Baekhyun tidak ingat mimpi buruknya tapi dia tahu pasti itu sangat buruk hingga dia bangun seperti ini.

Baekhyun duduk beberapa detik, sebelum melepaskan selimut dari tubuhnya. Dia meletakkan satu kaki di lantai dengan hati-hati, mendesis saat jari kakinya menyentuh lantai batu yang dingin. Baekhyun berjalan ke jendelanya, menarik tirai. Kemungkinan besar sekitar jam 6:00, melihat bagaimana matahari baru saja terbit.

Baekhyun cemberut, dia tidak ingin bangun sepagi ini tapi dia juga tidak ingin kembali tidur, siapa tahu dia mengalami mimpi buruk lagi.

Baekhyun mengenakan sandal puppy nya yang lembut dan melilitkan kardigan nya yang kemarin ke tubuhnya sebelum berjalan ke kamar orang tuanya. Dia mengetuk pintu kayu, menajamkan telinganya untuk sebuah jawaban.

Baekhyun mendorong pintu hingga terbuka saat dia tidak mendengar jawaban. Dia berjalan ke tempat tidur ukuran besar orang tuanya dan memanjat tubuh Junmyeon atau Yixing.

Junmyeon mengerang saat dia merasakan tubuh seseorang menyelinap ke selimut di sebelahnya. Dia mengintip dengan satu mata terbuka untuk melihat putra yang ketiga meringkuk dengan hangat di antara Yixing dan dia.

"Baekhyun-i, aegi... apa yang kamu lakukan di sini?" Dia bertanya. Baekhyun menoleh ke ayahnya.

"Aku mimpi buruk, ayah." Jawab Baekhyun sedikit cemberut, takut ayahnya akan memaksanya kembali ke kamarnya sendiri. Yixing memeluknya dan menyisir rambut pirang Baekhyun dengan jarinya. Baekhyun tersenyum dan meringkuk ke ibunya.

Junmyeon mengerutkan kening, "Kenapa kamu tidak pernah memeluk ayah?"

Baekhyun menjulurkan lidah pada ayahnya, "Karena ibu lebih nyaman."

Junmyeon mengernyit dan mulai menggelitik Baekhyun. Baekhyun tersentak dan mulai tertawa, "Ayah! Jangan! berhenti!" Katanya di sela-sela nafas. Junmyeon mengabaikan anaknya sambil terus menyerang Baekhyun.

Dia akhirnya berhenti dan tersenyum penuh kemenangan, "Itu akan mengajarimu untuk tidak main-main dengan Raja Junmyeon."

Yixing memutar matanya, "Oh, tolonglah. Kau terlalu memuji dirimu sendiri."

Junmyeon hendak mengatakan sesuatu tapi pintu kamarnya berderit terbuka. Baekhyun mendongak untuk melihat Sehun berdiri di ambang pintu, rambutnya menjulur ke segala arah sambil menggosok matanya dengan tangannya.

"Haish! Kenapa Baekhyun hyung mendahului ku."

Sehun cemberut.

"Kemarilah sayang... Ada ruang untuk satu lagi."

"BAGAIMANA DENGAN TIGA LAGI?!"

Baekhyun terlonjak saat mendengar teriakan Jongin.

Jongin mendorong melewati Sehun dan melompat ke tempat tidur dan mendarat di atas Baekhyun. Baekhyun mengerang dan mendorong adiknya yang kekar itu menjauh darinya.

Zitao dengan cepat mengikuti dan mendarat di atas Baekhyun dan Jongin. Sehun mengangkat bahu dan dengan cepat melompat ke tempat tidur, berhati-hati untuk menghindari Baekhyun yang sedang menatap tajam ke arah Jongin dan Zitao.

Junmyeon mendengus dan mendorong Sehun menjauh darinya, "Oke, di mana iblis kelima?"

Minseok menyembulkan kepalanya, "Hei. Bagaimana kabar kalian?"

Yixing tertawa dan memberi isyarat padanya. Minseok mendekat dan berlari menuju tempat tidur yang sudah penuh.

Dia mengambil lompatan dan mendarat di atas Jongin, Sehun dan Zitao menyebabkan dia disumpah oleh banyak orang.

King Consort (Chanbaek) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang