Otot yang likat dan tulang tak remuk dibanting adalah kriteria ideal seorang pria. Itulah alasan tempat semacam ini dibangun; Pattaya Gum Judo titelnya, tempat para pria berlatih saling memelintir lengan dan merobohkan punggung. Siapa yang tidak ingin menjadi pria sejati, yang otot kokoh di dada itu ada isinya berupa tenaga dan teknik, bukan semata-mata sajian untuk kamera cermin.
Bunyi 'bruk' yang kalem namun mantap terhasilkan pada matras judo, hasil serangan banting dari sapuan samping yang disebut deashi barai, langsung disusul dengan kata gatame; teknik kuncian di bahu sebagai bentuk penaklukan terakhir bagi lawan. Pria bertubuh tinggi dengan kulit putih bening memenangkan babak akhir pertarungan pribadi ini secara mutlak.
"Tujuh banding lima. Ini adalah hari saya" Senyum puas diantara tetes keringatnya secara ajaib benar-benar menambah ketampanannya. Ia bangkit dan memberikan penghormatan pada lawannya yang kini tertawa nyaring.
"Hahahaha, beda tipis. Besok pria tua ini akan menang kembali" katanya dengan menepuk dada- merujuk pada dirinya sendiri. Pria tua itu dibantu bangkit oleh si muda yang tadi menang. Cara mereka keluar dari arena dengan bercengkerama terang-terangan menunjukkan mereka amat akrab.
Mile namanya, lelaki muda yang tadi memenangkan gulat hanya dengan selisih dua angka. Sama seperti mayoritas kaum adam di tempat ini, tampilan fisiknya adalah definisi dari bongkahan batu surga. Sedang wajahnya juga batu yang sama namun versi yang telah dipahat halus oleh para malaikat. Dia tampan, dan amat jantan.
Namun yang indah-indah saja juga banyak di dunia ini. Tahu mengapa pria tiga puluh dua tahun ini begitu istimewa bagi orang di sekitarnya? Dia adalah pria paling kompeten dan dapat dipercaya, kali ini dalam konteks pekerjaan. Jangan lupakan tutur bahasa dan olah sikapnya yang luwes itu. Tak heran saat ini ia dengan santainya berjudo dengan atasannya yang terhormat, dan- oh, membantingnya juga.
"Sudah tiga minggu kepindahanmu ke kantor cabang Pattaya, bagaimana? Apa kau sudah beradaptasi?" Pria yang lebih tua bertanya tentang amanat baru yang ia serahkan pada lelaki terbaik itu. Nada suaranya rendah dan padat, menimbulkan efek tegas dan wibawa yang alami. Postur lebih pendek dan warna putih di sekujur kepalanya sama sekali tidak menampik betapa gagahnya pria itu. Belum fakta bahwa ia hanya kalah dua nomor dari Mile yang artinya ia juga telah membanting lelaki muda bugar itu ke lantai sekian hitungan. Benar-benar seorang pria.
"Di luar dugaan, saya merasa amat nyaman. Kendati tanggung jawab saya berbeda dari kantor Bangkok namun suasana kantor baru membuat saya bersemangat. Terima kasih atas kepercayaan Anda" Tuturnya rendah hati. Menjadi satu poin plus mengapa lelaki ini menjadi orang kepercayaan dari presiden direkturnya yang baru saja mundur jabatan itu tadi.
Sebanyak apapun hal yang dapat dibicarakan para laki-laki, mereka tetap harus melirik jam. Membagi antara tumpukan tanggung jawab dan rekreasi sejenak secara adil. Dua pria yang hampir seperti bapak anak itu berpisah di area parkir. Sebelum sang mudanya bertolak usai salam, ia dipanggil lagi oleh yang lebih tua.