Terdengar riuh sorak teriakan yang begitu menggema di setiap penjuru kantin, bahkan teriakan itu terdengar nyaring sampai semua siswa yang tengah sibuk dengan aktivitasnya teralihkan dan bergegas masuk ke dalam kantin melihat apa yang sedang terjadi di dalam sana.
"gila tuh anak." cicih seorang gadis manis saat baru masuk ke dalam kantin, dia menggeleng gelengkan kepalanya sampai mengusap wajahnya dengan kasar.
nafas panjang terdengar begitu berat dan kasar, setelah puas dengan aksi yang baru saja dilakukannya itu dia berbalik menatap semua orang, banyak sepasang mata yang tengah menatapnya, dia berdecih kemudian pergi begitu saja keluar menyeruduk kerumunan yang semakin padat diikuti kedua teman lainnya.
setelahnya tatapan semua murid teralih pada seorang gadis malang yang kini terduduk sambil menangis dengan baju yang sudah kotor karena kuah bakso membasahi seluruh tubuhnya.
"samperin gih." ucap gadis tadi kepada teman disampingnya yang masih termenung, dia mengangguk mendapat tepukan pelan dipunggungnya seolah menyadarkannya dari lamunannya, perlahan mereka berdua menghampiri gadis malang itu saat kerumunan sudah mulai kembali pada aktivitas nya masing masing, mereka sama sekali tidak perduli dengan gadis itu.
"aku beli bajunya dulu deh di kantin, kamu tolong dia ke toilet dan bersihkan badannya." kata Via, gadis yang tadi bersuara di awal.
Yayu, temannya itu mengangguk kemudian berjongkok dan mengusap sisa kuah bakso itu di sekitar wajahnya. "ayo, aku bantu."
gadis malang itu hanya pasrah, dia tak hentinya menangis sesenggukan dan terus mengusap air matanya yang menetes. Yayu yang sudah terbiasa dengan itu hanya berhembus pelan. dia membantu gadis itu berdiri dan memapahnya menuju toilet "lain kali kamu hati hati, jangan pernah membangunkan singa yang sedang tertidur jika kamu tidak ingin menanggung resikonya."
"aku ti-tidak sengaja." ucapnya terbata bata, rasanya terasa perih di tenggorokan saat dia berusaha bersuara.
"ketidaksengajaan itu mencelakakan kamu."
setelah sampai di dalam toilet, Yayu membiarkan gadis itu membersihkan badannya di dalam bilik toilet, tubuhnya bersandar di tembok dan segera mengeluarkan ponselnya sambil menunggu kehadiran Via.
beberapa menit berlalu suara langkah seseorang menyadarkan Yayu yang hanyut ketika sedang melihat media sosial nya, dia menegakkan tubuhnya melihat Via datang dengan menjinjing totebag, itu pasti baju seragam yang baru dibeli.
"aku tadi ngobrol sama dinda, dia kesal karena bajunya kotor karena kuah bakso tumpah di bajunya, dia membalasnya dengan mengguyur badan anak itu sampai seluruh tubuhnya basah." Via kembali menggelengkan kepalanya, dia menatap dirinya di depan kaca wastafel. "dia gak cape capenya bully orang terus, apa yang kurang dari hidupnya, bunda sama ayah sayang sama dia bahkan lebih menyayanginya dari pada aku. tapi sikapnya selalu buat onar, aku benci bunda yang nitipin dia sama aku, beban aku nambah lagi."
Yayu menghampiri Via yang kini menunduk dalam, gadis itu menahan kekesalannya dengan menghembuskan nafas kasar. dia ikut melihat pantulan dirinya di kaca, bibirnya tersenyum, cantik sekali dirinya ini.
"kenapa kamu gak pernah bilang sama bunda?" Yayu membalikkan tubuhnya, tangannya menopang di sudut wastafel.
"aku gak mau dia kena masalah." ucapnya dan menengadah mengusap air matanya yang sempat menetes.