BAB 16

1.1K 130 21
                                        

Xiao Zhan berguling-guling di atas ranjang, merasa kesal lantaran tidak bisa tidur, padahal ia sudah mengantuk berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xiao Zhan berguling-guling di atas ranjang, merasa kesal lantaran tidak bisa tidur, padahal ia sudah mengantuk berat. Entah kenapa malam ini sulit sekali baginya untuk terlelap. Tidak seperti biasanya yang cukup menutup mata beberapa saat bisa langsung membuatnya menjemput mimpi. Seperti ada yang kurang?

Karena berbagai cara sudah dicoba dan tidak berpengaruh sama sekali, Xiao Zhan memutuskan untuk menonton film lewat ponselnya. Satu jam berlalu, menonton dalam diam dalam keadaan lampu mati, telinganya samar-samar menangkap suara dari luar kamarnya. Ia spontan mematikan ponsel agar bisa mendengar lebih jelas.

Jangan-jangan itu Wang Yibo? Setelah sepanjang hari tidak menampakan wujudnya, malam ini dia kembali masuk seenaknya tanpa permisi ke apartmentnya. Mungkin dia berpikir kalau dirinya sudah tidur, sehingga dia bisa menyelinap diam-diam masuk ke dalam selimutnya.

Sungguh sial! Posisinya seharusnya tidak menghadap ke pintu seperti sekarang. Bagaimana jika Wang Yibo sadar kalau dirinya sedang berpura-pura tidur.

Kasurnya bergerak, pertanda Wang Yibo sudah naik di atasnya. Aroma parfum yang familiar dan deru napas hangat pria itu menerpa wajahnya. Xiao Zhan menahan napas merasakan usapan lembut pada pipinya dan disusul kecupan pada bibirnya. Xiao Zhan takut jika pria itu bisa mendengar debar jantungnya yang bergemuruh kencang dan sandiwaranya akan terbongkar.

Aduh, bagaimana ini?

"Baby."

Xiao Zhan tidak mungkin menjawabnya karena sedang berpura-pura tidur. Dia mungkin hanya ingin memanggilnya saja.

"Aku tau kau tidak tidur."

Wang Yibo merendahkan tubuh besarnya, lalu menarik pinggang Xiao Zhan hingga merapat pada tubuhnya, memeluk pinggang ramping itu erat. Meski Xiao Zhan masih betah menutup mata, tapi ia bisa merasakan jarak wajah mereka sangat lah dekat.

Berusaha memejamkan mata senatural mungkin, seolah menunjukan dirinya sedang tertidur lelap. Namun tindakan Wang Yibo selanjutnya sontak membuatnya melotot dan itu sukses menghancurkan sandiwaranya. Astaga! Bagaimana tidak gagal, jika dua jari pria itu masuk ke dalam mulutnya secara tiba-tiba. Wang Yibo sungguh tidak bisa ditebak.

Lihat, dia tersenyum lebar saat berhasil mengagalkan sandiwaranya.

"Sayang, aku sangat merindukanmu."

Wang Yibo menindihnya sambil memeluk erat pinggangnya dan kepala pria itu tenggelam di ceruk lehernya. Xiao Zhan menahan geli saat merasakan kecupan hingga jilatan pada lehernya.

"Yibo... awas! Kau berat." Xiao Zhan mencoba mendorong bahu pria itu menjauh, namun kedua tangannya digenggam di atas kepala.

"Sayang, bisakah malam ini kita tidak bertengkar?" Membuat dahi Xiao Zhan mengerut dalam.

Siapa yang bertengkar? Bertengkar itu terjadi antara kedua belah pihak, sementara dirinya dan Wang Yibo sama sekali bukan bertengkar, malainkan pemaksaan kehendak pria itu padanya!

Renjana | YiZhan (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang