prolog

5 1 0
                                    

Hallo semuanya semua, kisah ini berfokus kepada satu cowo cool yang susah di taklukan oleh para wanita di sekolahnya dan cowo ini memiliki talenta yang banyak sekali di segala bidang yang membuat diri semakin famous (terkenal) di sekolahnya.

Cowo tersebut ialah Artajuna Asmoro Bangun. Artajuna ini adalah seorang anak mutasi pelajar yang berasal dari sekolah swasta yang berada di daerah istimewa yogyakarta. Ia pindah ke sekolah Pelita Bangsa Internasional School akibat dari ayahnya yang sedang mengurusi pekerjaannya di Jakarta selama kurang lebih 3 tahun. Cukup bagi Artajuna untuk beradaptasi dan bisa menamatkan sekolahnya di Pelita Bangsa.

Hari pertama ia masuk sekolah sama seperti siswa mutasi lainnya. Ia di antar oleh wakil kesiswaan di sekolahnya tersebut sampai di kelasnya ia diminta untuk memperkenalkan namanya kepada teman-teman barunya di kelas tersebut.

"Silahkan perkenalkan namamu nak."

"Baik, perkenalkan nama saya Artajuna Asmoro Bangun, kalian bisa manggil saya Artajuna dan saya murid mutasi di sekolah ini."

Baru selesai ia memperkenalkan dirinya, ketua kelas di situ langsung mengajukan pertanyaan.

"Kalo dilihat-lihat muka anda bukan berasal dari orang Jakarta, apakah benar?"

"Benar, saya siswa pindahan dari daerah istimewa Yogyakarta. Sebelum saya pindah ke sini saya terlebih dahulu les privat untuk belajar Bahasa Indonesia agar saya lebih gampang untuk berkomunikasi kepada kalian semua."

Mendengar kata Yogyakarta, sontak siswi perempuan di kelasnya tersebut langsung memandangi wajah Artajuna dengan seksama. Begitupun dengan siswa laki-laki di sana langsung memandanginya dengan penuh rasa kagum. Karena impian mereka adalah bisa sekolah di Yogyakarta apalagi di sana terkenal dengan Universitas ternama di Indonesia yaitu UGM (Universitas Gadjah Mada) .

Keheningan tersebut sempat membuat suasana menjadi canggung, namun berhasil di cairkan oleh seorang siswi yang bernama Angel.

"Kenapa you datang ke Indonesia untuk bersekolah? Sedangkan You sendiri bisa sekolah di Yogyakarta dengan fasilitas yang lebih memadai dari sekolah ini?"

"Terima kasih atas pertanyaannya, saya pindah ke sekolah ini karena orang tua saya ada urusan kerja yang cukup lama dan bisa untuk saya menamatkan sekolah. Tadinya saya pikir untuk tidak ikut orang tua saya ke Jakarta, namun setelah saya pikir pikir untuk bisa mencari ilmu yang lebih luas dan rasa ingin tahu saya tentang Jakarta yang banyak di bilang sebagai warga kawasan padat penduduk dan banyak pusat pusat perindustrian dari berbagai macam perusahaan."

"Owh oke."

Wakil kesiswaan tersebut langsung menyuruh untuk duduk di sebelah cowo bernama Ikbal, ibarat bumi dan langit sifat Ikbal dengan Artajuna sangatlah berbeda. Ikbal orangnya sangat suka jail dan petakilan (ga bisa diem) dan Artajuna yang tipenya lebih kalem dan ambis namun tetap memiliki rasa untuk membantu temannya yang susah dalam menerima pelajaran di sekolah.

"Cukup untuk perkenalan pada hari ini, silahkan duduk nak Arta di samping Ikbal."

"Baik Pak, terima kasih."

Baru saja ia ingin duduk, Ikbal yang emang dasarnya jail langsung melemparkan pulpen kosong ke arah muka Artajuna, namun Artajuna dengan sigap menangkap pulpen tersebut yang dilempar oleh Ikbal. Kejadian tersebut dilihat oleh wakil kesiswaan dan langsung menegur perbuatan Ikbal tadi.

"Ikbal! Kamu jangan sembarangan kepada Artajuna, dia tuh anak dari..."

"Terima kasih atas pulpen kosongnya, saya punya banyak isi pulpen ini."

Belum sempat wakil kesiswaan tersebut menyelesaikan perkataannya, tapi langsung terpotong oleh perkataan Artajuna.
Melihat reaksi Aska membuat wakil kesiswaan Pelita Bangsa yang dibuat kagum dengan tanggapan yang diberikan setelah dirinya di jahili oleh orang yang baru dikenal olehnya beberapa menit yang lalu.

"baiklah Ikbal, kali ini kamu saya maafkan namun apabila masih berbuat nakal maka orang tua kamu saya panggil ke ruangan saya bersama dengan guru BK."

Wakil kesiswaan tersebut langsung pergi dari kelas Artajuna.
Di sini Artajuna mengambil jurusan MIPA karena kegemarannya dalam bidang hitung menghitung membuat dirinya memutuskan untuk mengambil jurusan ini dan kelasnya adalah X MIPA 4.

Lanjut part berikutnya.

Kisah di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang