Kedua anak laki laki itu berlari menembus derasnya hujan sambil menggendong tas sekolahnya, Sang kakak membuka gerbang tinggi berwarna putih dengan nafasnya yang masih terengah-engah.Semua karena ide gila adiknya yang tidak mau sekolah karena ia sering di jadikan bahan ejekan teman temannya dan memilih untuk membolos sekolah. Alhasil mereka sampai lupa waktu seperti ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, ia membuka pintu rumahnya dan masuk secara perlahan. Bel pulang sekolah berbunyi sejak jam 2 siang tapi mereka baru pulang Selarut ini.
Clkkk..
Pintu itu terbuka dan menampilkan sosok sang ayah yang memasang wajah datar dan marah sambil menggenggam gesper kulit ditangan kirinya, mereka terpaku saat melihat sosok ayahnya.
"Dari mana saja kalian berdua jam segini baru pulang?".
"JAWAB ABIAN!" Bentak ayahnya.
"Abian dan adek habis dari..." ucap si kakak sambil gemetar.
"Abis les ayah" Ucap Nino dengan nada yang cepat.
Ayahnya menghampiri mereka berdua dengan emosi yang meledak-ledak karena ia tahu bahwa dirinya telah dibohongi oleh kedua putranya. merasa dalam bahaya, Abian mencoba melindungi adiknya agar adiknya itu berdiri dibelakangnya.
"Nino, sini kamu-!" Ucap sang ayah sambil menarik lengan Nino dengan kasar. Nino meringis kesakitan karena ayahnya menggenggam tangannya sangat kencang hingga menimbulkan bekas merah di tangannya.
"Ayah, ayah mau ngapain? Lepasin adek. Ini salah Abian" ucap Abian sambil mencoba melepaskan genggaman sang ayah.
"Diam kamu Abian. Kamu sebagai kakak harusnya mengajarkan adik kamu dengan baik, bukanny malah ikut membolos seperti ini.... Dan buat kamu Nino, cepat lepaskan bajumu"
"Ayah, maafin aku hikss... Kakak tolong.. ayahh maafin Nino, Nino gak akan bolos lagi ayaaahh." ucap Nino sambil menangis.
"CEPAT NINO!" Bentak ayahnya.
"Ayah jangan, ini salah aku bukan salah Nino. Harusnya aku tadi gak nurutin apa kata Nino,.. ayah biar aku aja yang di hukum jangan Nino" ucap Abian sambil berlutut di hadapan ayahnya.
Ayahnya menatap tajam Nino, "kali ini kamu selamat, Abian lepaskan bajumu!"
Abian menuruti keinginan sang ayah, dengan cepat ia membuka seragamnya dan menampilkan punggung polos dirinya. Abian di arahkan ke dinding dengan kedua tangan diangkat keatas.
Dalam hitungan gesper kulit itu mengenai kulit punggung Abian. Melihat itu Nino langsung berteriak agar ayahnya menghentikan cambukan sang ayah.
Ctassss
"Arghg... Ayaahh sakhitt" ucap Abian sambil memejamkan matanya erat, rasa perih dan panas menyapa kulit putihnya.
"Berhitung sampai 20, Abian"
Ctasss
"Ssatu..." Ucap Abian sambil meringis kesakitan.
Ctasss
Ctassss
"Lima belashh"
...
baru saja di cambukan ke lima belas Abian tumbang kesamping, Abian mencoba untuk tetap sadar walaupun sekujur tubuhnya sakit bukan main.
" AYAH STOPP AYAHHH.. KAKAK KESAKITAN" Ucap Nino berteriak histeris.
Nino berlari ke arah ayahnya dan mencoba mengambil gesper itu. Namun karena tersulut emosi, gesper itu ayahnya ayunkan kearah Nino. Alhasil kaki hingga paha Nino terkena cambukan sang ayah hingga dirinya terjatuh duduk. Abian melihat kejadian itu langsung mencoba untuk menghampiri adiknya, ia tidak mau jika Nino akan menjadi korban amukan ayahnya lagi.
"Ayah,, stop" kata Abian
Abian menghampiri adiknya yang menangis, ia menenangkan adiknya bahwa tidak usah khawatir karena ada dirinya. "Jika bukan karena kakakmu, kamu mungkin sudah mati ditangan ayah".
Setelah berucap seperti itu, ayah pergi meninggalkan kedua putranya yang hanya berdua dirumah yang lumayan besar. Abian Langsung memeluk Nino dengan erat, ia sangat mengkhawatirkan adik satu satunya walaupun dirinya tidak lebih baik dari Nino.
"Kakak.. maafin akuu" ucap Nino sambil sesenggukan.
Abian hanya tersenyum menanggapi adiknya. "Nino, bisa jalan kan? Sakit banget ya kakinya."
Nino menggelengkan kepalanya, ia menunduk sambil melihat bekas cambukan berwarna merah melintang di kakinya, rasanya panas dan perih. Untuk menggerakkan kakinya saja rasanya sulit.
Abian menghela nafas melihat adiknya, padahal dirinya terluka cukup parah tapi kenapa adiknya ini sangat manja. Hufft..
"Mau di gendong?" Tanya Abian.
Nino menatap Abian dan langsung menggelengkan kepalanya, "tapi kakak lebih sakit daripada nino''
"Kakak, maafin nino"
"Kakak akan ngelakuin apapun buat Nino, jangan khawatir" ucap Abian dengan senyumnya.
Nino, 15 tahun
"Kakak, aku juga pengen disayang ayah"Abian 17 tahun
"Walaupun dunia benci kamu, ada kakak disini yang sayang Nino"Thank u and see u.
Lanjut? Komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
dari Abang untuk Nino
Não FicçãoBahkan ketika dunia membenci dan membuatmu Menangis maka aku adalah orang pertama yang akan mendatangi dan memeluk dirimu. "selagi gue masih sehat, apapun bakalan gue lakuin buat adek gue" tegas Abian. #bromance #Jeno