7. Deja Vu

45 4 0
                                    

Notes: Putar music videonya nanti setelah ada sign ya.

            SEPERTINYA sudah satu jam lebih mereka berjalan menyusuri hutan, namun rasanya tak kunjung sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            SEPERTINYA sudah satu jam lebih mereka berjalan menyusuri hutan, namun rasanya tak kunjung sampai. Hingga langit mulai menampakan awan kelabunya di ikuti hembusan angin kencang membuat pepohonan rimbun bergoyang kesana-kemari dengan kasar. Suara gemuruh langit terdengar kian menggelegar menandakan hujan yang sangat deras akan datang.

"Seberapa jauh lagi tempatnya?" tanya Rachel dengan suara yang lemah, ia begitu kelelahan dan jatuh terduduk di atas tanah, lagi. Rok abu-abunya kini sudah sangat coklat terkena tanah hutan yang lembab. Bukan hanya itu kaki dan tangan Rachel-pun ikut menjadi kotor dan lecet di beberapa tempat akibat beberapa kali bergesekan dengan ranting ataupun akar yang mencuat.

"Kita tersesat," ujar Davian datar- mengundang tatapan bertanya Rachel, namun dia hanya bungkam tidak ingin bertanya lebih jauh demi menyimpan energinya. Mengingat percakapannya bersama Val ketika hari pertama Rachel sampai di sekolah, tak disangka-sangka siswa yang justru tersesat di hutan adalah dirinya sendiri.

Val bilang hilang di hutan adalah masalah sepele. Meski Rachel tidak sepenuhnya yakin dengan perkataan Val, namun dia berusaha untuk percaya. Toh ini bukanlah sekolah biasa bukan?

Davian menghentikan langkahnya lalu duduk sedikit jauh namun berhadapan dengan Rachel, dia sengaja ikut duduk tidak lagi memaksakan Rachel untuk berjalan mencari jalan keluar dari hutan ini. Kalau gadis itu pingsan itu akan lebih merepotkan untuknya.

Hari mulai sore awan hitam yang tebal seakan-akan membuat hari sudah sangat dekat menyentuh malam, namun belum ada pergerakan dari keduanya. Mereka hanya diam duduk bersandar pada pohon, udara terasa semakin mendingin diiringi pohon-pohon yang mengeluarkan bunyi deritan yang keras pertanda angin masih menyapa dengan kuat.

Rachel mulai merasa takut gemuruh langit dan hutan pada malam hari terasa seperti mimpi buruk baginya. Hutan memang indah, tapi tidak ketika ia berada di alam bebas seperti ini rasanya gadis itu seperti berada di dalam cerita horor yang biasa ia baca.

Namun ia terus menepis pikiran itu, dia mencoba percaya bahwa Davian adalah senior dan dia pasti lebih tahu apa yang mereka berdua harus lakukan, meski kedengarannya agak menyebalkan. Mengingat betapa kejamnya Davian.

Selang beberapa menit Rachel angkat bicara, "Aku— tidak mengerti, kau senior yang diajak Mr. Kendrick untuk ikut ke hutan. Tapi ... kenapa bisa kita berdua malah tersesat di sini? Seharusnya kan kau sudah tahu jalannya," ucap Rachel dengan suaranya yang parau.

"Para Fairy," ucap Davian datar, lelaki itu hanya duduk santai bersandar pada pohon sembari menutup matanya, Rachel menatapnya jenga— sia-sia saja bertanya kalau jawabannya sesingkat itu.

"Aku sangat lelah. Ingin segera kembali ke asrama, Dav," eluh Rachel menatap nanar Davian. Dia sangat menyesal seharusnya dia diam saja dan tetap mengikuti Val dan Mr. Kendrick.

The Demon is Falling For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang