Suara deras air hujan menyelimuti ruangan yang gelap tiada cahaya dan hening, hanya Samar-samar cahaya luar menembus melewati celah-celah kecil ruangan. Terlihat Samar-samar bayangan diatas kasur tidur. Rayta, ya Rayta dialah yang duduk di atas kasur tersebut dengan menyilangkan kedua tangan di kakinya, kepalanya yang menunduk kini sebagai bukti kegelisahan nya.
"Rayta, Rayta apa yang kamu lakukan di dalam kamar cepat keluar, berhentilah bersifat kekanak-kanakan" Tegas mamahnya
Air mata kini semakin deras tiada bisa terkendali. kini Rayta kembali meneteskan air matanya dengan mata terbuka membeku tiada sadar.
"Lagi, lagi, dan lagi kenapa harus aku, selalu aku" Ucap Rayta lirih
"Rayta kamu mau nurut ga sama mamah, mamah ga suka ya kalo kamu gitu" Tegas mamahnya
Diambilkan lah selembar tisu dan dibersihkan lah air mata diwajahnya, kini dia merubah wajah sedihnya dengan ketegasan. Melangkah sedikit demi sedikit ke arah pintu.
"Klekk" Kini pintu terbuka diberikannya sebuah celah oleh Rayta dan dinyalakan nya lampu, setelah itu Rayta kembali ke tempat tidurnya.
Ketika Rayta tengah bersender di papan tempat tidurnya. Terlihat bayangan di celah pintu tersebut membuat Rayta sedikit cemas. Namun ketika pintu terbuka dilihatnya seorang perempuan dengan muka datarnya siapa lagi jika bukan kakak perempuan pertama nya. Karena diketahui bahwa Rayta merupakan anak terakhir dari empat bersaudara dimana ketiga kakaknya sama-sama perempuan dan jarak umur nya dengan kakaknya sangat jauh.
Kini perempuan itu melangkah menuju tempat tidurnya sambil berkata.
"Apa yang sudah kamu lakukan akankah kamu tau itu perbuatan yang salah" Ucap kakak pertama nya
Kini Rayta hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca seolah tidak dapat menahan air mata terucap dalam hatinya.
" Bisakah kamu tau usaha ku, itu bukan hal mudah, kalian tidak pernah melihat proses ku, yang kalian liat hanya hasil taukah kalian perasaan ku, aku lebih menginginkan dukungan daripada segalanya" Ucap Rayta dalam diam dia tidak mampu mengatakan nya karena dia tau bahwa dia bersalah, baginya dia tidak berhak lagi menyangkal perkataan kakaknya.
Suasana menjadi hening tersisa suara tetesan air hujan yang berada di atap rumah menuju dasar. Tanpa kata-kata lagi perempuan itu pun meninggalkan Rayta yang terdiam dikamar nya, ditutupkannya pintu dengan sangat keras oleh perempuan tersebut.
Kini dengan perasaan bercampur Rayta pun berlari ke arah pintu tersebut dan di kuncinya pintu tersebut oleh nya. Kini dia merasakan perasaan sangat hancur dalam hatinya. Perlahan iya menyenderkan tubuh nya pada pintu tersebut sampai iya terduduk.
"Ya Allah maafkanlah aku ya Allah, hamba sudah berusaha dengan semua ini, maafkan hamba ya Allah hamba mohon berikan aku petunjuk ya Allah, hanya engkau yang paling mengerti perasaan ku ya Allah" Bisik Rayta dengan air mata yang terus mengalir.
✩┄•͙✧⃝•͙┄✩ͯ•͙͙✧⃝•͙͙✩ͯ┄•͙✧⃝•͙┄✩
Jarum jam tak terasa kini menunjukkan waktu jam 21.00 malam, perasaan Rayta kini lebih tenang, dia bangkit dari posisi duduknya dan melangkah kan kaki menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya dan diambilnya wudhu, setelah itu dia bergegas mengambil Al-Quran, dengan cahaya yang samar-samar terdengarlah bacaan Al-Quran yang terdengar lirih di keheningan malam.
Rayta terus membacanya sampai pada akhirnya dia tertidur sangat lelap.Ketika Rayta tertidur dia bermimpi bahwa dia sedang berada di sebuah pondok pesantren dan dia diperintahkan gurunya dalam tugasnya untuk membawa telur ayam yang sudah tua/hendak menetas. Dan ketika dia membuka nya terdapat semacam embrio, karena kaget Rayta tidak sengaja menjatuhkan nya, saat itu terjadi tiba-tiba terdapat aliran sungai disisinya, dan jatuhlah embrio tersebut pada sungai tersebut dan setelah Itu Rayta melihat munculnya seekor lobster di letak embrio tersebut jatuh, dimana lobster tersebut naik ke daratan. Melihat kejadian tersebut membuat Rayta terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin nya. Tanpa Rayta sadari itu adalah jawaban dan petunjuk dari Allah.
"Huft, mimpi apakah ini sungguh melelahkan, lebih baik aku menenangkan diri dengan Solat malam" Ucap Rayta didalam hatinya dengan arah mata menuju ke jam yang menunjukkan pukul 01.00 malam.
Rayta pun bergegas mengambil wudhu, dan setelah itu melakukan solat tahajud, setelah Rayta selesai berdoa dia pun kembali menuju tempat tidurnya dengan perasaan lebih tenang. Dia pun menyelimuti dirinya sambil mencari posisi ternyaman untuk tidur.
" Astaghfirullah......huft kenapa rasanya sulit banget ya buat tidur, lagi-lagi huftt..., kenapa aku selalu tiba-tiba jadi gelisah begini tanpa alasan, astagfirullah..."ucap Rayta sambil tetap berusaha untuk tidur.
✩┄•͙✧⃝•͙┄✩ͯ•͙͙✧⃝•͙͙✩ͯ┄•͙✧⃝•͙┄✩
Tanpa disadari kini Rayta tertidur mengikuti alur mimpi kosong hingga waktu terasa sangat cepat kini jam sudah menunjukkan pukul 04.30 pagi. Rayta pun bergegas mandi, dilanjutkan solat subuh dan bersiap berangkat ke sekolah.
Setelah beberapa menit akhirnya Rayta pun selesai bersiap-siap. Setelah ini hendaklah dia berfikir dan menyiapkan mental untuk berhadapan dengan keluarga nya.
Ketika Rayta lebih tenang dia pun segera membuka pintu kamarnya dan segera menuju ke ruang makan, dimana seluruh anggota keluarga nya, papah, mamah, dan ketiga saudara perempuan nya sudah berkumpul di meja makan.
"Selamat pagi pah, mah, kak" Ucap Rayta dengan gugup
"Pagi Rayta" Jawab papah dan ketiga Saudara nya
"Udah cepat makan semuanya, nanti kalian terlambat, oh ya bik udah siapin bekal belum buat Rayta? " Tanya mamah Rayta
"Sudah saya siapkan bu" Jawab bibi rumah tersebut
Melihat suasana ruangan dan jawaban mamahnya perasaan Rayta menjadi lebih tenang meskipun dia tau bahwa sikap mamahnya masih sedikit berbeda dari biasanya. Namun hal tersebut sudah cukup membuat Rayta memiliki semangat lagi. Setelah selesai makan Rayta pun bergegas untuk berangkat kesekolah. Rayta pun beranjak dari tempat duduknya.
" Pah, mah Rayta berangkat dulu ya! " ucap Rayta sambil mendekati mereka lalu mencium tangan mereka.
"Pah, mah kakak juga berangkat dulu ya!"Ucap ketiga kakaknya yang ikut beranjak dari tempat duduk nya dan segera bersiap untuk berangkat bekerja.
diketahui bahwa keluarga tersebut adalah keluarga yang istimewa dimana hampir semua Anak-anak nya sukses dengan pencapaian mereka, tentunya ketiga kakak Rayta memiliki profesi yang luar biasa dimulai dari kakak pertama yang bekerja sebagai pengusaha, dilanjutkan kakak kedua yang bekerja sebagai perawat di RS, dan kakak ketiganya bekerja sebagai guru.
✩┄•͙✧⃝•͙┄✩ͯ•͙͙✧⃝•͙͙✩ͯ┄•͙✧⃝•͙┄✩
"Non Rayta silahkan masuk ke mobil" Ucap supir pribadi rumah.
Rayta pun segera masuk ke dalam mobil sesaat menoleh kebelakang dilihatnya kedua orang tuanya yang mengantarkannya di halaman rumah depan, kini Rayta tersenyum tipis sesaat sebelum dia masuk ke dalam mobil sambil dilihatnya kedua orang tuanya yang tengah berdiri dihalaman rumah.
Ketika di perjalanan lagi-lagi Rayta berperasaan buruk pada alur hidup selanjutnya, kini lagi-lagi perasaan nya menjadi gelisah, Rayta berusaha menenangkan dirinya dan terus berfikir positif.
Ketika mobil sedang melaju tiba-tiba Rayta dikagetkan dengan seseorang yang mengendarai sepeda motor yang secara tiba-tiba memotong jalan yang sedang dilalui mobil Rayta, sehingga membuat mobil yang Rayta pakai mengerem secara mendadak. namun beruntung nya mobil yang Rayta naikin tidak mengenai pengendara sepeda motor tersebut. Setelah itu Rayta pun bergegas turun.
"Kamu" Ucap Rayta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir Rayta
Mystery / ThrillerRayta Ayudia mahfuza seorang remaja yang memiliki banyak kisah kelam dalam hidupnya dan memiliki banyak kejanggalan dalam hidupnya termasuk kepekaan nya yang sangat tinggi ketika hendak terjadi masalah. Merupakan gadis introvert yang telah kehilanga...