0.1 | Hujan, payung dan konser

70 19 5
                                    

°^°

Sedia payung sebelum hujan
Karena kalau sedia hati sebelum dateng kamu
Itu 'aku

-ewh-

°^°

Lampu kelap-kelip menerangi sebuah sekolah malam ini, sebuah konser di gelar sedemikian rupa dengan berbagai hiburan musik dari band terkenal seantero sekolah.

Melodi dengan setelan cantiknya berdiri di antara ratusan anak remaja yang menonton di bawah panggung, senyum manisnya tak pernah turun saat menyaksikan penampilan dari seorang remaja lelaki yang menjadi idamannya saat ini.

Segara Bumi Alaska-- sosok remaja yang lumayan terkenal di kalangan murid murid sekolah karena prestasinya dalam bermusik.Tak heran jika banyak yang menyukainya, tak terkecuali Melodi.

"Wooooo!! Pecah men!"

"Aaaaaa keren banget kak Segara!"

"Kak Gara! Kak Gara!"

Suara tepuk tangan hingga teriakan antusias terdengar ketika Segara mengakhiri lagu dengan supppllara indahnya. Bersamaan dengan itu hujan turun rintik-rintik membuat para penonton langsung berlari tak tentu arah.

Melodi yang sejak tadi fokus memperhatikan Segara, tak memperdulikan hujan yang hampir membuat tubuhnya basah. Sepersekian detik ia menutup matanya untuk merasakan bulir-bulir air hujan yang perlahan mengalir melalui sela-sela rambutnya.

Lama Melodi berdiam diri di tengah rintik hujan tersebut, hingga tiba-tiba dirinya tak merasakan tetesan air lagi. Melodi membuka matanya dan memasang ekspresi kaget.

"Kak- "

Melodi terkejut dengan kehadiran Segara di depannya. Sambil memegang payung untuk melindungi Melodi dari hujan, dan memasang wajah datar.

"Ee.. kak?"

Melodi mencoba memanggil Segara meski gugup, karena Melodi baru pertama kali bisa sedekat ini dengan Segara.

Biasanya Melodi hanya bisa berbicara pada Segara dengan jarak beberapa meter. Tapi sekarang ia bisa menatap seorang Segara dengan jarak hanya beberapa senti.

"Hujan".

Melodi mengernyit seolah tak paham arti kata singkat dari sosok yang ia idam-idamkan itu.

"Hujan nanti sakit." Sambung Segara

PYARRR

pecah sudah pertahanan dari seorang Melodi Aluna, pipinya saat ini pasti sudah memerah karena merasa diperhatikan oleh Segara. Melodi menangkupkan kedua telapak tangannya di pipi merahnya untuk menutupi rasa malunya.

Segara sadar akan hal itu, ia memutar bola matanya. Segara bahkan langsung menyangkal bahwa hal yang ia lakukan semata-mata hanya untuk menolong sesama,

"Lo salah paham, gue cuma bantu lo. Gue gaada rasa sama sekali ke Lo." Ucap Segara kemudian meninggalkan Melodi dengan payungnya.

Melodi mengerjap, senyumnya luntur mendengar ucapan terakhir Segara sebelum pergi. Melodi merasa hatinya terlalu lembut karena tetap luluh pada seorang Segara Bumi Alaska,padahal dirinya tahu bahwa nantinya pasti akan ditolak lagi dan lagi.

Ya, itu terjadi tidak hanya sekali. Melodi sudah pernah di tolak secara tidak langsung oleh Segara beribu kali.
Hal ini berawal dari saat dirinya menonton sebuah konser musik di sebuah acara saat masih SD
Saat itu Melodi kebetulan melihat penampilan Segara kecil yang sedang bermain piano. Penampilan terbaik yang pernah Melodi lihat sepanjang masa hidupnya.

.
.
.
.
.
.
.
.


I don't know anymore😭

Btw siapa yang punya crush dari SD/SMP/SMA nih?

Masih bertahan gak?
Atau Uncrush?
Atau udh meresmikan hubungan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MELODIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang