Tentang Gara, dan segalanya menyangkut tentang Negara Rakhiel,
Do you want to read the story? Ok, please just read it, thank you.
[]
"Buruan Jennn, gue udah gak kuat nahan!"
"Begooo lo liat dulu noh, itu bod...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[]
Di kediaman Bramasta Adriano, sudah adem ayem. Syukurlah..
Gara sudah tertidur setelah diperiksa tadi. Tumbenan kok gak nge-reog ya? Kayak bukan Gara banget gitu loh, kalo gak cari masalah.
Dan Gevan juga lagi anteng di kamar sang adik, entah apa yang ia lakukan. Yang jelas Brama juga tidak bisa menebak kelakuan random putra-putranya itu.
Sementara dikantor, sedikit terjadi kericuhan akibat ulah sang CEO mereka. Ini pak Brama gak ada rasa berdosanya, apa lupa kali ya?
[]
"Loh? Pak Sean? Pak Brama kemana ya?"
Tanya Laskar, sedikit terkejut. Bukannya ada bosnya, tapi malah ada sekretarisnya.
Soalnya ia tau tadi ada mobil yang keluar dari parkiran private, yang ia yakini bahwa itu pak Sean. Siapa lagi yang menempati parkiran itu selain presdir dan sekretarinya? Gak ada. Cuma mereka aja.
"Dari tadi udah balik, mas" ucap Sean tenang, masih sibuk menandatangani berkas di hadapannya.
Sean pun beralih memandang Laskar, karena merasa asisten pribadi bosnya itu memandang dirinya.
"LAH ANJRITTT, Jangan bilang doi pake mobil gue?!! AHHHHH BISA-BISANYAAAAAAA"
Teriak Sean akhirnya menyadari semua ini, setelah mereka termenung seperkian detik. Ia sibuk mencari-cari dimana kunci mobilnya.
Dan yang benar saja. Memang betulan tidak ada.
"Saya antar aja, Pak.. " ucap Laskar pada akhirnya, melihat Sean yang nampak frustasi mencari kunci mobil itu.
"Masalahnya itu mobil cewek saya, dan dia minta tukeran sekarang" balasnya sedih.
"Waduh.."
Laskar pun gak bisa bantu kalo masalah rumah tangga mah, sorry ya Sean. Tolong maafkan bosmu yang aneh itu ya.. Tenang aja pasti kamu bakal dikasih bonus akhir bulan ini, hehehe.
[]
Brama memutuskan untuk menenangkan dirinya, di perpustakaan pribadi rumahnya. Karena ruangan tersebut bersebelahan dengan kamar Gara, sehingga Brama gampang memantau putranya itu.