There is no one

2 0 0
                                    

˗ˏˋ 'ˎ˗

"Bunda! BUN! Aku udah kesiangan."

"Bunda kok bekel nya cuman buat adik?"

— Tak!

"Suruh siapa sih emang bangun nya siang, orang udah gua bangunin."

"Gak ada bekel, itu ongkosnya disitu."

"Cepet berangkat."

Pukul 06.00 tepat, matahari sudah mulai menampakan sinar nya. Bagi sebagian orang mungkin masih bisa merasakan udara segar. Namun tidak untuk Jiya, udara disekitar nya menipis. Ia tercekat dan gemuruh dihati nya terasa sangat kencang.

"Yaudah! Berangkat dulu."

Jiya berjalan keluar rumah, menyusuri jalan setapak menuju halte pemberhetian bus sekolah nya. Pagi yang cerah, namun tidak untuk dirinya. Setiap hari mendung, dalam hidupnya. Ia berjalan dengan penyambung musik bluethoot di telinganya.

"Padahal kakak cuman mau makan lho bun... Hehehe..."

Setitik cairan bening mengalir membasahi pipinya. Segera ia menyeka dan menghapusnya sebelum ada orang lain yang melihat. Ia tertawa kecil, berbanding terbalik dengan pipinya yang telah basah.

— Kebaikan adalah hal kecil yang tidak bisa diberikan oleh sebagian orang. Kuat kan dirimu sendiri.

"Ryu. Om firman belum datang?"

Jiya duduk dibangku halte pemberhentian bus sekolahnya. Disampingnya nampak seorang remaja yang mengenakan seragam sama denganya.

"Belum, btw... kamu pilek ya? Kok hidung kamu merah?"

Ryujin tampak mengamati wajah Jiya yang baru saja duduk disampingnya. Jiya mengeluarkan tissue dari dalam kantongnya, dengan segera ia mengusap hidungnya dan benar saja ada cairan dari dalam sana.

"Iya ih cape jadi ada ingus nya deh. Hehehe.. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wabi SabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang