Sampai di rumah sakit.
Mika sedang berbincang dengan dokter mengenai kondisi Dewasedangkan di ruangan Dewa, hanya ada Aura, karna yang lainnya harus kembali ke sekolah.
Aura sedari tadi cemas karna Dewa tak segera membuka matanya, ia sangat sakit melihat alat bantu pernapasan terpasang di wajah Dewa, tangannya yang dihiasi dengan selang infus, dan matanya yang terpejam lemas.
Aura tetus menggenggam tangan lelaki di depannya itu
tangan yang Aura genggam bergerak gemetar, bukannya tersadar justru tubuh Dewa bergerak tak terkontrol, dadanya naik turun mendadakan ia sesak.
Lagi lagi ingatannya berada pada beberapa tahun silam, saat ia melihat kedua orang tuanya tiada.
"Dewa?! suster!!! dokter?!!" Aura panik setengah mati.
"baik mbak permisi dulu" ucap suster ia segera menangani Dewa
Aura melangkah cemas, kakinya sangat lemas, ia terus menggigiti kukunya karna panik
sebentar sebentar ia mengintip celah buram dari luar ruangan, berharap semua akan baik baik saja
Mika berusaha menenangkan Aura, meyakinkan nya bahwa Dewa akan baik baik saja
Dokter kembali menghadap mereka berdua
"Sadewa stress, dia kecapean, dan juga sudah lama dia tidak meminum obatnya"
"Obat?" tanya Aura di sela sela percakapan"apa hal yang membuat dia drop sama seperti biasanya dok?" Maksud Mika tak lain adalah trauma pasca kecelakaan itu
"iya, hal itu memanglah penyebabnya, tapi juga di pacu dengan efek kecapean dan juga stress berlebihan"
"hal? hal apasih?" Aura bertanya dan memandangi Mika dan dokter Fernand
"ngga ra, Dewa gapapa ko"
"lo ngerahasiain sesuatu dari gua ya?" Aura menyadari akan hal itu"ngga ra, Dewa udah sadar, masuk yuk" ucap Mika mengalihkan pembicaraan
.
"ka Dewaaaaaaaaa" ucap Aura yang di sertai air mata, ia terus menyembunyikan wajahnya, menghapus air mata nya yang terus mengalir ke selimut Dewa
"gua takut ka"
Aura memukul mukul kecil dada DewaMika memandang Dewa dan mengkodenya dengan ekspresi
"dia gatau?" tanya Mika
"belum" balas DewaAura memandangi mereka berdua bergantian
"kalian ngapain sih"
"HUWAAAA KA DEWAAAAAA" lanjut Aura hiperbolaDewa tersenyum dan mengelus rambut Aura gemas
"gua gapapa ra" ucap Dewa
"Mik, tolong bilang nyokap gua nginep di lo beberapa hari ya? bilang aja ngejar tugas"
Mika menyetujuinya"kenapa ga terus terang?" tanya Aura
"nanya mulu deh kaya kasir indoapril" omel Jaehan yang tiba tiba datang, mereka, PHI dan juga beberapa anak PH menjenguk Dewa
Ruangan kamar Dewa mendadak menjadi tongkrongan PHI
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
Roman d'amour"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...