Hanya Laut yang mencoba menjadi manusia banyak bicara dan bahagia.
"Are you okay ta?" Satu kalimat yang tak dapat Laut jawab dengan sejujurnya.
"I'm okay Ra." satu kebohongan lagi, kebohongan yang selamanya akan Laut sesali untuk mengutarakan nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam yang dingin di hari Sabtu ini membuat Laut tak henti-hentinya merapatkan jaketnya. Berdiri di tengah kerumunan membuatnya gerah hingga jaket yang ia kenakan dilepasnya. Ide yang sangat buruk, jika Laut bisa mengakui. Karena, ketika Laut keluar dari kerumunan, dinginnya udara kembali menyerangnya. Laut merasa lega ketika ia tak perlu lagi berdesakkan dengan orang-orang yang selalu saja berteriak di setiap penampilan. SMA Bhaskara memang menyuguhkan acara dengan penampilan setiap ekstra yang dimiliki oleh SMA Bhaskara sebagai perayaan masuknya siswa-siswi baru. Maka dari itu, siswa-siswi baru, ataupun orang-orang yang datang, sangat bersemangat memeriahkan setiap penampilan dengan teriakan mereka.
Gara sudah tampil dan Laut terkesima luar biasa. Gara menampilkan keahliannya dalam Gitar dan temannya sendiri juga yang bernyanyi. Laut kurang nyaman di tengah keramaian, namun petikan gitar Gara serta suara indah temannya membawakan lagu Sewindu itu menyamankan Laut.
"Ta!!" Laut menoleh lalu melambai tinggi ke arah Gara yang sedang berlari ke arahnya.
"Gitu ya, makin jago gitarnya! Ampun deh! Ampun!" Gara tertawa lalu membawa tubuh Laut kedalam pelukannya.
"Keren banget tadi." Laut membalas pelukan Gara tak kalah erat. Gara melepaskan pelukan perlahan lalu mengusap bahu Laut.
"Dingin ya? Maaf bikin Lo kaya gini Ta."
"Bikin gue kaya gimana? Gue gak papa! Toh, gue juga mau cari bahan buat siaran baru nanti." Laut mengangkat handphone nya yang menyala sembari menenangkan Gara. Handphone itu menunjukan aplikasi recorder, Gara mengerti bahwa Laut baru saja merekam seluruh acara dan melakukan wawancara kecil dengan para penonton.
"Gue udah selesai. Mau pulang sekarang?" Laut mengangguk, baru saja dua langkah mereka berjalan, Laut kembali berhenti.
"Oh iya! Gue mau ambil catetan dulu di Reva. Lo mau nunggu disini dulu atau gimana?" Gara menggeleng kuat-kuat lalu merangkul Laut.
"Gue ikut! Bosen juga disini."
Laut dan Gara berjalan meninggalkan tempat acara dan menuju ruangan dimana panitia, OSIS, guru-guru, dan siswa-siswi dengan peran penting lainnya berada.
"Reva!!" Laut menepuk keras bahu sahabatnya. Laut menangkap wajah manis Reva dengan rambutnya yang diurai panjang dengan jepit-jepit lucu menghiasi poninya.
"Lah Dateng juga Lo! Gue kira Lo gak Dateng! Gimana tadi gue MC? Keren gak? Keren gak? Keren dong!" Laut menggeleng pelan, tak habis pikir dengan kepercayaan diri yang dimiliki Reva.
"Gue mau ambil buku catetan buat siaran besok. Kemarin kan gue gak masuk, gue gak tau Kak Riska ngomong apa aja."
"Nih! Gue udah tau Lo kesini buat ngambil ini. Oh iya, Aya titip pesen. Katanya, kalau gue ketemu Lo, disuruh bilang buku PR nya dikembaliin besok."
Laut sedikit kesal dengan pesan yang dititipkan oleh Aya. Kan Laut juga ingin belajar malam ini, bahkan semua catatan Laut menjadi satu dengan buku pekerjaan rumahnya.