Lia duduk dikursinya dan mulai mdngambil makanan yang ada, tapi dia sangat gugup karena Kakanya Alicce terus saja memandangi dirinya.
'Ini Gue ketahuan apa yak?' monolognya dalam hati.
Dia berdoa supaya itu hanyalah pemikiran negativ thinking-nya saja, namun apa yang dikatakan Alicce selanjutnya membuatnya sangat terkejut.
"Liya, Kamu kok seperti berbeda yak?" ucap Alicce bertanya pada adiknya ini.
"Ah apa yang berbeda Kakak?" ucap Lia malah bertanya balik, dia dipermukaan terlihat biasa saja tapi yang ada dalam hatinya dia sangat gugup sekali.
"Yah Kamu biasanya tidak akan bangun sendiri, bangun-bangun kalo pintu minimal udah digedor-gedor" jawab Alicce dengan sedikit tawa.
Lia yang mendengar jawaban Alicce pun merasa ingin pingsan, apakah Figuran yang dikatakan sangat anggun ini akan bertanya seperti ini pada adiknya sendiri?
"Ahahaha Kakak Aku juga ingin berubah menjadi lebih rajin, supaya pangeran tampanku juga tidak malas untuk segera bertemu denganku" ucap Lya sedikit pede, dia mulai mencoba mencairkan suasana, walau dirinya aslinya sangat canggung.
Mendengar perkataan dari Lia, semua orang mengeryit heran.
"Liya, Kamu ini yak sudah memikirkan pangeran tampan segala!" ucap Luna, Bundanya dengan nada yang marah?
"Ih Bunda mah, Kak Alicce aja sudah tunangan, masa Aku yang cantik dan manis ini enggak!" balas Lia, dia berpura-pura keras kepala.
"Yak sudah nanti Ayah cari dari anak teman-teman kerja Ayah, yang modelan seperti Kakakmu kan?" ucap Ferri bercanda.
"Apa?!, tentu saja tidak Ayah, Aku tidak ingin mendapatkan calon suami modelan kek si Theo itu!" ucap Lia langsung saja menolaknya dengan cepat.
Yang dia suka dinovel ini, bahkan di dunia nyata sendiri hanya Dzaky!
Dia tidak bisa membayangkan akan bagaimana jadinya jika dirinya bersama dengan cowok modelan kek protagonis pria.
"Kamu ini ysk yang sopan dong, manggilnya tuh Kak Theo gitu, bukan si Theo, dia lebih tua darimu!" ucap Alicce sembari mengetuk tangan adiknya dengan sendok.
"Aduh Kak sakit tahu, lagian emang kenapa?, Aku tuh gak suka sama tunangan Kakak yang sok itu!" ucap Lia kesal.
"Mau bagaimana pun Dia itu calon Kakak iparmu, Liya" ucap Alicce mencoba menjelaskan dengan pelan-pelan pada adiknya yang keras kepala seperti batu ini.
"Sudahlah kalian makan makanan kalian" ucap Bunda Luna lembut.
"Tapi Bun, ini sakit ih!" ucap Lia sembari menatap tajam Alicce.
"Apa?!!" Alicce membalas tatapan tajam adiknya.
Keduanya berakhir saling cubit.
Melihat kedua putrinya bertengkar seperti itu, membuat Ayah Ferri tertawa kecil.
'Sungguh lucu kedua putriku ini' pikirnya.
Sedangkan Bunda Luna sudah lelah dengan mereka.
"Cepat makan makanan kalian!" ucap Bunda Luna marah pada keduanya.
"emm, iya Bunda" ucap Alicce, dia takut kalau Ibundanya sudah marah ini, dia lalu makan.
"Baik Madam" ucap Lia, lalu dengan cepat membawa semua lauk pauk dimeja ke piringnya untuk disantap olehnya.
Pertengkaran kecil dimeja makan pun berakhir.
__________________________________
__________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Life In A Different World
General FictionWarning : cerita bukan untuk diplagiat, kalo ngeyel nanti dibom Deidara 💣 ________________________________________ Liya pada awalnya hanya karakter yang tidak pernah disebutkan, namun karena jiwa Lia semuanya berubah. Male lead dan second male lea...