Tak disangka Kazuha tidak meletakkan Scara di basement lagi. Justru lelaki itu memperbolehkan Scara untuk berkeliaran bebas di rumahnya. Namun, tak ada benda tajam, kaca jendela pun telah diganti dengan kaca anti peluru, seluruh tempat terkunci dan hanya beberapa yang terbuka. Rasanya tak jauh berbeda dengan tempatnya di basement, bosan, jenuh, yang dilakukannya hanya memperhatikan pintu dan menunggu kehadiran Kazuha.
Saat Kazuha datang pun yang dilakukannya hanya bercinta sampai puas dan makan bersama. Hal itu dilakukan berulang-ulang--setiap hari tanpa adanya komunikasi. Tak jarang pun Scara mencium aroma alkohol yang pekat pada Kazuha.
Dan hari ini pun sama. Kazuha datang dengan aroma alkohol yang begitu menyengat, caranya berjalan seperti anak kecil yang baru belajar berjalan, dan caranya berbicara seperti anak kecil yang sedang belajar berbicara. Tak ada perkataan Kazuha yang terdengar jelas, pembicaraannya pun mengarah ke segala arah.
"Ugh Kazuha... Kau berat." Dengan sekuat tenaga Scara memapah lelaki berambut putih itu ke kamarnya. Sempat Kazuha menariknya untuk bergabung ditempat tidur tetapi dengan segera Scara menepis tangannya.
Untungnya sang empu tak memikirkannya dan terlelap dalam tidurnya. Cukup lama Scara memperhatikan empu yang sedang tertidur, wajahnya yang seperti bajingan ternyata terkesan lucu saat dia tertidur. Hingga teringat lah Scara dengan tujuannya, dia tidak akan menyia-nyiakannya, dia tidak akan mengacaukannya.
"... Kunci, dimana dia menyimpan kunci-kuncinya?" Gumam Scara, dia merogoh semua saku baju dan celana Kazuha hingga akhirnya dia mendapatkannya.
Jantungnya serasa akan lepas saat Kazuha tiba-tiba menggenggam erat pergelangan tangannya. Matanya terpejam namun cengkraman nya begitu kuat. "Aku tidak akan pergi, Kazuha. Aku hanya ingin pergi ke kamar kecil, kau menguncinya, ingat?"
"Mmm... Baiklah~ jangan lupa kembalikan lagi ya! Kalau tidak mmm... Kesayangan ku akan kabur..."
"Lebih baik aku mati daripada mengembalikan kunci ini pada mu." Gumam Scara, dia sampai berjalan jinjit agar sang empu tak terbangun dan sesampainya diluar kamar Scara langsung menutup pintu dan menguncinya.
Degup jantungnya memburu saat Kazuha mengoceh dari kamar karena dikiranya Kazuha tidak benar benar mabuk, sama seperti kejadian beberapa minggu yang lalu. Dan saat tak ada suara lagi Scara menghela napas lega, selangkah lagi untuk bebas dari tempat bak neraka ini.
Scara bergegas membuka semua pintu yang terkunci. Satu persatu pintu dibuka dan sayangnya tidak ada kunci yang cocok dengan kunci pintu rumah utama. Scara frustasi, lelaki itu menjatuhkan kunci-kunci itu dan mencakar dirinya berkali-kali---mengucap kalimat yang sama berulang-ulang. "Dimana kau sembunyikan kunci pintu Kazuha. Dimana kau sembunyikan kunci pintu Kazuha---dimana!? Padahal sedikit lagi... Padahal aku telah menunggu momen ini setelah sekian lamanya!"
Mungkin karena teriakannya Kazuha pun terbangun. Pintu kamar yang tadinya di kunci kini terdengar suara dobrakan. Seluruh bulu kuduknya berdiri, keringat dingin membasahi keningnya, ini adalah akhir hidupnya---tanpa melihat dunia luar sekitar 2 tahun.
"Sayang... Scara buka pintunya. Kau akan terluka jika pergi keluar sayang. Scara? Scara!" Gagang pintu dibuka secara paksa hingga terlepas. Beruntunglah Scara sudah meletakkan sofa didepan pintu kamar.
"SCARA! APA YANG KAU LAKUKAN BUKA PINTUNYA!!" Scara tak menjawab, dia menutup mulutnya dan menahan napas dan netra nya bergerak kesana-kemari dengan cepat mencari jalan keluar.
"SCARA!? BUKA PINTUNYA JIKA KAU TAK INGIN MENYESAL. KAU AKAN MATI JIKA AKU BISA MELEWATI PINTU INI SCARA!! SCARA!" Semakin lama waktu berlalu semakin lemas pula kaki Scara. Ingin berlari saja rasanya tak sanggup, dia takut, tapi dia ingin bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
You need me.
FanfictionMemiliki sifat protektif adalah hal wajar, tetapi Kazuha memiliki sifat itu yang 'agak' berlebihan. Rasa untuk menjauhkan (baca: mengurung) yang dipuja hati dari dunia luar sangat besar dan karenanya, yang dicintainya terjebak dalam rumah Kazuha. D...