Ra, dimakan, jangan dimainin doang" tegur Jaehan melihat Aura hanya memotong motong baksonya
"Dewa teh kemana? belakangan ini kok teu keliatan" ucap mang Agus mengantarkan estehnya
"mati" ucap Helga emosi
"hus" tegur Mika tak kalah emosi
"mulut lo dijaga ya hel" sambung Mika
"kenapa? buat apasih dijaga buat cowo brengsek bajingan gatau diuntung kaya dia" ceplos Helga"tai lo hel, lama lama gua sumpelin bakso mercon juga mulut lo" Mika tak bisa lagi menahan emosi
"maaf ya, duh mang agus jadi gaenak, hayu dimakan atuh baksonya, mangga"
aura termenung, melamun melihat halaman universitas tak jauh dari sana, yang masih banyak orang yang keluar dari sana
tak disangka aura mendapati Dewa sedang memasangkan helm kepada Raline, dan mengacak rambutnya seperti ia mengacak rambut Aura dulu
tangan Jaehan menutupi pandangan Aura"gausah diliatin, sakit kan?" bisik Jaehan
"makan raaa, nanti lo sakit loh" sambung Jaehan
Aura tersenyum manis kepada nya dan melanjutkan makannya.
"eh ketemu kita" ucap Veno memandangi Dewa dengan tatapan aneh.
"lo kenapa sih wa? sakit lo? sampe sampe mainin Aura yang tulus sama lo" ucap Helga mendorong pelan bahu Dewa.
Dewa tersenyum
"maksud lo apa hah? gaada yang lucu" seru Helga"lo pada lucu" ucap Dewa singkat
"maksud lo?" veno bingung
"gua temenan sama lo pada juga terpaksa kali, asal lo pada tau ya, kalau lo semua itu toxic, gua udah gatahan pura pura temenan sama kalian"
ucap Dewa enteng'duagh' pukulan keras mendarat di pipi dewa
"gatau diuntung, sialan, gaguna lo" umpat Helga yang kemudian mereka meninggalkan Dewa.Dewa kembali merasakan sakit di kepalanya, bayang bayang itu kembali datang menghantuinya, tapi dengan sepenuh tenaga ia tutupi rasa sakit itu, dan tetap memberikan senyumannya
.
1 bulan berjalan dengan lancar, Aura sudah hampir melupakan kesedihannya kepada Dewa, walaupun nyatanya ia hanya memendam rasa cintanya yang belum hilang sedikitpun.Aura semakin dekat dengan Jaehan, mereka sedang di fase "PDKT" Helga dan veno makin membenci Dewa bahkan saat tidak sengaja bertemu Dewa, Helga dan Veno memberikan tatapan jijik kepada Dewa, Dewa mengerti, ia sangat mengerti konsekuensi perbuatan yang ia lakukan ini
setiap hari ia harus menahan cemburu kepada Aura dan Jaehan, hampir setiap minggu ia harus kontrol dan kemo, setiap hari tak lupa beberapa butir obat harus di minumnya, ia selalu di hantui rasa pusing, dan sakit kepala tak memandang waktu.
.
tibalah di saat Olimpiade ipa secara berkelompok
ia sudah mempersiapkannya dengan serius, tetapi dia sedikit cemas karena ia sangat merasa terganggu dengan sakit kepalanya yang tiba tiba datang.Dewa, Chintya dan Ernes sudah siap memasuki ruangan ujian 1
mereka berdiskusi dahulu, dan membaca baca materi itu lagi
"1 2 3 andalanesia jaya jaya juara"
mereka mulai mengerjakan soalDewa tentunya bisa mengerjakan soal itu dengan lancar, tetapi tiba tiba darah menetes dari hidungnya membuat chintya dan ernes cemas.
Mika dan para gurunya pun ikut cemas
"dew, lo mimisan" tegur Ernes"gapapa gapapa, kalian ada tissue?" ucap Dewa santai "ada nih" Chintya menyodorkan tissue kepada Dewa, ia langsung menyumbat hidungnya dengan tissue dan melanjutkan mengerjakan soalnya
mereka berhasil menyelesaikan soalnya.
kini mereka sedang duduk, menunggu nilai hasil mereka untuk lanjut ke babak berikutnya
"pak, jadi ini kita sehari doang ya?" tanya Ernes
"iya, jam 10 hasil nilai langsung keluar, hanya 3-5 dari puluhan atau ratusah univ yang bisa lolos, jam 2 babak ke dua, sekaligus babak terakhir berlangsung"'glek' Chintya menelan ludahnya, merinding
"kita lolos ga ya.." ucapnyaDewa sedari tadi tertidur, kepalanya tersender di tembok, wajahnya memucat, tangannya pun dingin
"guys!!!!! kita lolosss yesss" ucap salah satu guru datang "YEEEEEEEEEEEEYYYYY KITA GA SIA SIAAA" girang lainnya, Dewa hanya melemparkan senyuman tipis
.
babak terakhir berlangsung, hanya 5 univ yang bisa lanjut, Dewa dan yang lain sudah bersiap, mereka berkali kali benar menjawab, tetapi score mereka sama dengan univ citralestari, pertanyaan terakhir adalahSuatu tabung silinder AOB dengan panjang 2a berotasi dengan kecepatan sudut konstan w relatif terhadap suatu sumbu vertikal yang melalui titik pusat silinder O. Di dalam tabung pada jarak b dari O terdapat sebuah partikel yang pada awalnya berada pada keadaan diam. Jika diasumsikan tidak ada gesekan yang bekerja, waktu yang dibutuhkan partikel agar sampai ke ujung tabung adalah...
"tit" ya! citralestari
Andalanesia kalah cepat dengan citralestari
Ernes dan Chintya sudah pasrah menghadapi kekalahan, tapi Dewa masih berfikir keras dan memanfaatkan waktu untuk menghitung
"salah! silahkan andalanesia"
Dewa menunjukan jawaban dan hasil hitungnya kepada juri
"BENAR, SELAMAT ANDALANESIA"
mereka bertiga berpelukan
Dewa lega, sangat lega, tangannya semakin mendingin, Ernes dan Chintya dapat merasakannya, tubuh Dewa terasa berat, ternyata ia tak sadarkan diri saat itu
"wa! Dewa!!!! bangun"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA & RAHASIANYA (END)
Romance"Perjuanganku sudah sampai titik pasrah, Tuhan" Ini tentang Sadewa Reethenio, lelaki manis yang tumbuh di temani oleh banyak sekali tuntutan seorang pria, yang ia panggil ayah. Orang tua kandungnya sudah berpulang, sedari ia berumur 6 tahun, mening...