Setelah perjalanan singkat, Jay bersama Jeo kini sudah duduk dengan nyaman di salah satu kedai penjual mie ayam yang tak begitu jauh dari kediaman mereka.
Sambil menunggu pesanan, Jay mengutak-atik ponselnya terlihat sibuk dan Jeo hanya menatap bingung sang kakak yang terlihat fokus.
"Dua mie ayam sama dua es teh." salah satu pelayan meletakkan pesanan mereka di meja dan Jeo mengucapkan terimakasih.
Dilihatnya Jay masih sibuk dengan ponselnya terlihat sangat fokus bahkan tak berkedip.
"Kak gue makan ya." ujar Jeo pelan.
"Iya." jawab Jay singkat. Pandangannya tak beralih dari ponselnya dan terlihat sedang mengetikkan sesuatu.
Jeo yang tak ingin menganggu pun memutuskan untuk memakan makanannya sambil diam seribu bahasa.
Namun belum sempat dirinya menghabiskan setengah porsi, Jay sudah berdiri dengan tergesa.
"Weh! kenapa kak?! gue belum selesai makan loh." ujar Jeo terkejut melihat Jay yang tiba-tiba berdiri.
"Je, lo kakak tinggal gapapa?" tanya Jay, "nanti telpon aja si Panji, bilangin kakak ada urusan mendadak." ujarnya kemudian. Jay terlihat sangat serius.
"Gapapa kak, tapi kakak mau kemana?" tanya Jeo bingung.
"Kakak harus ngurus sesuatu, maaf ya Je."
"Lain kali kakak ajak makan lagi." setelah mengucapkan itu, Jay langsung pergi menuju motornya dengan tergesa.
Jeo linglung, dirinya cuma bisa menurut dan menatap kepergian Jay sambil bertanya-tanya.
"Gue chat kak Ji dulu." ujar Jeo setelah sedikit tersadar dari lamunannya.
Jeo membuka room chat dengan sang kakak yang sepertinya tengah asik berbaring ria dikasurnya. Jeo mengetikkan beberapa pesan dengan lincah, mengabari tentang Jay yang tiba-tiba bersikap aneh dan langsung pergi begitu saja serta meminta Panji menjemputnya.
"Mudahan aja nih manusia satu masih bangun." gumam Jeo.
Jujur Jeo sedikit kesal karena Jay meninggalkan-nya sendirian padahal kakaknya itu yang memaksa dirinya untuk pergi keluar bersamanya.
Namun disisi lain Jeo dapat memaklumi sepertinya sesuatu yang gawat sedang terjadi sehingga Jay yang biasanya tenang bersikap seperti itu.
ㅤㅤ
Memutuskan untuk tak terlalu memikirkannya, Jeo kembali melanjutkan acara makannya sambil menyeruput es teh miliknya dengan nikmat.Jeo tersenyum sumringah melihat seporsi mie ayam yang masih utuh didepannya ―yang tadinya itu milik Jay.
"Sayang kalo dibuang, mending masuk perut gue aja hehe." ujar Jeo cengengesan sambil memasukkan isi mangkung milik Jay kedalam mangkuk miliknya.
Setelah itu Jeo dengan santai memakan mie ayamnya sambil memandang jalan raya yang cukup ramai padahal sudah larut malam.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Disisi lain, Hares tengah melangkahkan kakinya dengan sangat terpaksa seraya menatap Jaeren dengan tatapan membunuhnya.Sekarang Hares sedang bersama Jaeren dan juga Jane.
Semua ini bisa terjadi karena Jaeren yang tiba-tiba mengajaknya (memaksanya) keluar untuk makan bersama dengan dalih akan mengerjakan tugas matematika miliknya jika Hares setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS
FanfictionJustin tidak tahu menahu, tiba-tiba saja dirinya mengalami kecelakaan saat pertama kali belajar mengendarai motor. Akibat kecelakaan itu ia kehilangan nyawanya. Namun ia diberi kesempatan sekali lagi untuk hidup, tetapi bukan di dunia aslinya. Melai...