Uwel Pashanandre [END]

15K 679 200
                                    

Di sampingku ada seorang lelaki yang memelukku dengan hangat, tetapi hatiku terasa begitu dingin dan kosong. Hujan deras di malam ini, memutar kembali ingatanku tentang lelaki itu.

Aku tidak lagi takut akan petir yang menggelegar membelah derasnya hujan seperti malam ini.

Aku tidak lagi takut akan gelap yang seolah ingin menelan diriku ke dalamnya.

Selama dua tahun ini yang aku takutkan hanya satu. Aku takut saat aku bertemu lelaki itu, hatiku akan menjerit memanggil namanya, melafalkan kata cinta merasuk ke dalam sanubariku.

Yang aku takutkan akhirnya terjadi. Selama dua tahun ini aku begitu sangat membenci lelaki itu.

Aku membencinya karena tidak ada sedikitpun dalam dirinya yang bisa aku lupakan.

Aku membencinya karena aku harus menyibukan diriku agar sosoknya menghilang dari pikiranku.

Aku membencinya karena aku tak pernah bisa berhenti merindukannya, dan tak mampu untuk tidak mencintainya.

Aku bertemu lelaki itu lagi saat aku sudah memiliki lelaki lain di sisiku.

Aku tahu, lelaki itu juga pasti sudah memiliki lelaki lain di sisinya.

Desiran di dadaku dan debaran jantung yang sudah lama sekali tak aku rasakan, hari ini aku merasakannya lagi saat melihat lelaki itu.

'Rangga Dwi Putra.. Aku masih mencintaimu..' Kataku dalam hati setiap mata kami bertemu.

Apa dia bisa melihat kerinduan di dalam mataku?

Aku bahkan sudah memaafkannya sejak lama. Tetapi luka di hatiku, mencegahku untuk menemuinya.

"Seminggu dari kejadian malam itu, Rangga melanjutkan study-nya ke LN." Begitu kata Gian memberitahuku saat kami bertemu satu tahun yang lalu.

Aku membencinya. Seharusnya Rangga mencariku dan memohon ampun padaku! Bukan melarikan diri seperti itu!

Kenapa Rangga tidak menemuiku saat dia kembali?

Aku merasa telah mengkhianatinya saat Reza memperlakukan aku sebagai kekasihnya di hadapan Rangga.

Sudah hampir tiga bulan aku menerima Reza sebagai kekasihku. Setelah satu setengah tahun Reza tak menyerah menunggu aku untuk menerima cintanya.

Ya, selama itu aku masih menunggu Rangga. Aku menunggu Rangga datang di hadapanku untuk memohon maaf padaku. Aku pasti akan memberikan kesempatan pada Rangga kalau saja dia datang padaku lagi. Kebahagian yang diberikan Rangga padaku jauh lebih besar dari luka yang dia beri.

Gian sudah memohon ampun padaku dan menceritakan padaku bagaimana dia menjebak Rangga pertama kali dengan obat.

Aku sangat membenci Gian! Dia telah menghancurkan hubunganku dengan Rangga! Tapi, nasi sudah menjadi bubur, aku tak bisa mengembalikan bubur menjadi nasi kembali, tetapi aku bisa membuat bubur agar bisa dinikmati.

Paling tidak, Gian sudah menyesali perbuatannya dan bisa mengambil pelajaran dari kesalahannya. Gian bahkan sudah satu tahun setia dengan satu orang. Pemecahan rekor seorang Gian yang sebelumnya hanya bisa bertahan dengan satu orang tidak lebih dari satu minggu.

Gian dan aku sudah tak bisa lagi menjadi seorang sahabat. Tapi dia tetap seorang teman untukku.

Dadaku sesak saat duduk berhadapan dengan Rangga di restoran tadi. Dia ada di hadapanku tetapi jaraknya terasa sangat jauh. Di sampingku duduk seorang lelaki yang sudah menjadi kekasihku. Tetapi dadaku berdebar karena lelaki di hadapanku yang sudah menjadi masa laluku.

Lelaki ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang