Jariku Terpotong!!

1.3K 41 6
                                        

" Toloooong.. " Teriak Ayek sambil menyeretkan badannya keluar kelas.
Ketika pun siswa yang melihatnya terlihat takut dan heran. Dan mereka paham ketika melihat Pak Aziz menyeret Ayek yang mencoba keluar kelas. Ulangan mendadak seperti sebuah penyiksaan yang tak pernah terlupakan. Beruntung saja para siswa 8-2 cukup pintar dalam pelajaran bahasa inggris, walaupun begitu kan ... .Namun Hilson terlihat stres berat. Dengan mulut yang penuh busa dia terlentang seperti orang keracunan. Memang sangat mengerikan ulangan mendadak. Ulangan pun dimulai. Suasana terasa hening. Tentu saja, karena ulangan kali ini adalah listening mau tidak mau mereka harus berusaha untuk tetap tenang. Jika mereka ramai, maka akan sulit dengan mendengar instruksi yang diberikan.

45 Menit kemudian setelah penyiksaan..

" Kenapa? Kenaaapaaaaa? " Teriak Lutfhi sambil mengeluarkan air matanya.
Lutfhi yang duduk sambil menaruh kakinya kebalakang mencoba berusaha memangku kepala Rosi. Rosi yang saat itu telah jatuh dari kursinya ke lantai ketika ulangan mendadak telah berakhir.
" Tidak apa-apa Lutfhi. Aku sudah siap dengan ini. Aku akan menyusul kucingku disana. " Kata Rozi dengan kalimat tetakhirnya.
" Tidaaaaaaak " . Teriak lutfhi berbareng dengan menutupnya mata Rozi. Anak-anak yang melihatnya menangis.
Lalu dari belakang terlihat Silmy memegang sebuah pisau tajam (pisau mah emang tajam).
" Aku tau caranya agar ia dapat bangun lagi. " Kata Silmy dengan wajah datarnya.
" Apa itu? Lakukan jika itu bisa membuat Rosi bangun kembali. " Kata Lutfhi sambil mengusap air matanya.
" Kita harus .. "
" Kita harus apa?? "
" Kita harus memotong jarinya " Kata Silmy.
" KAAU GILAAAA?!? " Teriak Rosi seketika bangun dari tidurnya dengan matanya yang mencelak.
" Oh Tidak, Rozi telah bangkit dari kematiannya dan menjadi zombie. Kita harus cepat memotong jarinya sebelum terlambat. " Kata Silmy dengan wajah takutnya.
" Apa kau gila.. aku tuh cuman . ."
Anak-anak melihat ke Rozi dengan tatapan menyeramkan sambil tersenyum lebar.
" Rozi.. "
Rozi yang melihat itu langsung kabur sambil menarik tangan Lutfhi. Anak-anak pun mengejarnya termasuk Silmy.
" Jangan biarkan Rozi kabur. Jika dia menggigit seseorang, orang itu akan menjadi zombie. " teriak Silmy yang terlihat seperti pemimpim mereka.
" Apa kau gila? Aku masih hidup tau!! " teriak Rozi sambil mencoba kabur dari kejaran para teman sekelasnya sendiri.
Rozi pun melihat ember yang berisi air pel. Dia menendangnya ke arah belakang. Seketika lantai menjadi licin. Anak-anak 8-2 pun terpelesat dan berjatuhan satu persatu. Namun tidak bagi Silmy. Dia meloncat dengan menaiki tumpukan anak-anak 8-2 yang berjatuhan di lantai. Dia pun berhasil melewatinya dan kembali mengejar Rozi. Rozi yang melihatnya terlihat kaget sambil mencelakkann matanya dan sambil memoncongkan bibirnya. Seketika juga Rozi melihat sebuah tumpukan dus yang ada di koridor sekolah. Ia menendang bagian bawah tumpukan kardus yang secara otomatis berjatuhanlah tumpukan kardus itu. Tumpukan kardus itu menghalangi jalan Silmy, itulah pikir Rozi. Namun tidak seperti kenyataannya. Dengan wajah garangnya Silmy menabrak tumpukan kardus itu sehingga memental semuanya. Rozi yang melihat itu kaget untuk kedua kalinya. Ia berpikir kalau Silmy itu adalah monster. Sambil terus berlari dan menarik tangan Lutfhi. Rozi sampai di gudang sekolah. Rozi pun punya ide untuk bersembunyi disana. Dengan mengeluarkan bom asap ia membuat seluruh koridor penuh dengan asap. (Anggap aja kalau ini seperti ninja hattori). Dengan kekuatan Silmy, dia meniup semua asap itu sehingga lenyap sudah asap itu. (Ngayal banget). Namun apa daya. Ketika lenyap sudah semua asap itu lenyap juga Rozi. Silmy pun terlihat seperti monster yang kehilangan mangsanya. Dengan menunjukan giginya dia menengok ke kanan dan ke kiri tapi tidak menemukannya. Lalu Silmy pergi mencarinya di tempat lain.
" hosh hosh .. untung saja. Selamat selamat. " Syukur Rozi yang sedang bersembunyi di gudang bersama Lutfhi.
" Kau tidak apa, Lut? " Tanya Rozi.
" Roz.. "
" Iya? "

" Jarimu harus segera dipotong " Kata Lutfhi sambil memegang tali yang sudah siap mengikat Rozi. Rozi yang melihat itu terlihat takut ditambah lagi ekspresi Lutfhi yang seperti ingin menerkam mangsanya.

" Kembali ke sini Rozi. " Teriak Lutfhi dari kejauhan yang mencoba untuk mengejar Rozi.
" Menjauh dariku kau orang gila!! " Teriak Rozi.
Rozi tidak percaya kalau teman baiknya sendiri percaya yang dikatakan Silmy.
Rozi pun terus berlari, hingga ia bertemu denga Nesha.
" Nesha, tolong aku. Aku dikejar oleh para orang yang sudah tidak waras lagi. " Panik Rozi sambil menarik tangan Nesha.
Rozi sangat berharap sekali dengan jawaban Nesha. Dan Nesha pun menjawab sesuatu yang membuat Rozi membeku.

" Maaf, kamu siapa ya? " Tanya Nesha dengan wajah senyumnya yang polos. Tiba-tiba Rozi melihat daun yang mulai berguguran dibelakang Nesha.
Namun itu lenyap ketika teriakan Lutfhi mulai terdengar dengan jelas. Rozi pun berlari ke lapangan basket. Dengan kagetnya ia melihat Silmy dengan wajah monsternya yang mencari dirinya.
" Gawat!! Ada Silmy " Kata Rozi dengan takutnya.
Lalu Silmy pun mengendus seperti anjing yang sering digunakan polisi untuk mencari narkoba. Rozi yang melihat itu tidak dapat berkata apaapun lagi. Ia sudah sangat terpukul melihat kelakuan temannya.
" Itu dia! Tunggu Rozi. " Tiba-tiba teriak Lutfhi dari belakang Rozi. Silmy pun mendengar teriakan Lutfhi dan langsung meneloh. Ia pun melihat Rozi di tepat hadapannya. Ia pun langsung mengeluarkan busa dari mulutnya dan langsung berlari seperti kucing yang melihat ikan asin. Sedangkan Lutfhi mulai berlari ke arah Rozi sambil membawa kobor api. Emang dia pikir ini pembantain penyihir.
Rozi hanya diam terpaku dan tidak dapat bergerak. Dia pun pasrah akan hidupnya, eh bukan dia pasrah akan jarinya. Namun tiba-tiba dari belakang Silmy terlihat laki-laki tinggi dengan memakai jaket OSIS dengan sigapnya memukul kepala Silmy samapi benjol. Lalu laki-laki tersebut langsung lari ke arah Lutfhi dan menendangnya hingga terpental ke luar sekolah (Alay banget).
" Kau tidak apa-apa? " Tanya laki-laki itu.
" I .. i.. iya " Jawab Rozi dengan wajah membekunya yang masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
" Kenapa bisa ya kedua hewan buas itu masuk sekolah? Apakah pak Rudy satpam lengah? " Heran laki-laki itu.
Rozi pun mencoba mencerna perkataan laki-laki itu.
" Jadi dia menganggap Silmy dan Lutfhi adalah hewan buas " Kata Rozi dalam hatinya.

-------------------------------------------------------
Maaf kalau ceritanya agak ngayal dan lebay ya namanya anak 14 tahun. Itu aja alasaannya. Jangan luoa coment and vote ya . Salam sejahtera :v

Namanya Juga SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang