Bandung, 2023Alunan musik klasik dari piano terdengar pelan sampai ke telinga saat Arsen melewati ruang musik. Nalurinya penasaran siapa yang sore hari masih berada di sana?, hingga tangannya membuka knop pintu.
Seorang perempuan berambut sepinggang dengan bagian atasnya di jepit, mengenakan baju blouse berwarna peach dan kulot putih membuat kesan manis. Arsen tersenyum,
"Malika?"
Yang dipanggil menengok lalu tersenyum membuat lesung pipi membentuk dengan jelas di pipi kanannya. Langkah Arsen mendekat memeluk pinggang kekasih nya.
Ada 2 menit lebih mereka saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing, tangan Arsen mengusap pucuk kepala Malika sesekali menghirup aroma strawberry dari rambutnya."kamu ngapain disini? Aku cariin dari tadi" Tanya Arsen dengan lembut.
Setelah melonggarkan pelukannya,
"Aku bosen, nungguin kamu" katanya sambil jari telunjuknya menuliskan sesuatu abstrak di dada lebar Arsen."Kan aku bilang juga apa, mending dirumah. Me time, Nonton atau apa gitu"
Malika mendongak, matanya tertuju dengan legam coklat teduh milik Arsen.
"ihh, aku kan mau temenin kamu. Lagi bosen juga udah seharian kemarin nonton di kamar"Arsen terkekeh sembari mengacak lembut rambut sang cewek,
"Yuk, pulang?".
.
.
"BRO"
Sedikit terjingkat, Arsen merotasi mata malas saat melihat bahwa Keenan pelakunya. Keenan, anak ibu Endah dan bapak Wawan. Kalau tidak menganggu hidupnya tidak tenang sepertinya, sifat usilnya menurun dari sang ayah. Terbukti saat Arsen berkunjung ke rumah Keenan, dengan jahil si 'Om Wawan' itu mengerjai anaknya dengan menyembunyikan kucing kesayangan Keenan si jenggot. Dengan berdemo di pagi hari buta mengatakan 'si jenggot mati, kelindas mobil tetangga' dan berhasil membuat Keenan uring-uringan seharian. Yang pada kenyataannya Si jenggot di titipkan Petshop untuk di grooming. Dasar.
"Arsen Nakula bengong wae, berarti sedang memikirkan sesuatu"
"TEH, MAU ES TEH HANEUT NYA YA"
"sen,..."
satu kali diam, Arsen hanya mendengar tanpa menjawab.
"senn"
Dua kali. Artinya Penting.
"Hm"
Keenan menarik kursi plastik kantin berwarna merah untuk mendekat, telunjuknya mengarah ke sudut 105° dari tubuh mereka berdua. Mata Arsen mengikuti telunjuknya hingga,
"Tah, kangenan maneh"
DEG!
Objek yang dari tadi dipikirkan muncul tepat di depan mata. Dengan kaos lengan pendek berwarna putih dipadukan dengan jaket denim birunya membuat Malika semakin cantik. Apalagi rambutnya di kuncir kuda seperti ini.... dengan beberapa helai di dekat telinga dibiarkan menjuntai. Aduh gakuat...
YOU ARE READING
hindia belanda, 1932
Fanfictionft. 이해찬 & 나재민 [ au, history ] seseorang pernah bertanya, "Apa itu cinta?" Aku hanya tersenyum simpul mendengarnya lalu alisku mengkerut memikirkan jawaban yang sebenarnya. "Cinta itu.... " setelah lamanya berpikir, aku tersadar.. Aku tidak tahu cint...