2 🖤

1.1K 44 0
                                    

"Mau kemana ?" tanya Jisung. Yups, mereka udah resmi nikah.

"Ke kamar sebelah. Gua ga mau tidur sama orang yang ga gua kenal"

"Silahkan, saya juga ga mau tidur sama kamu" ucap Jisung. "Gua bakalan kasih tau lo tentang rules kita di sini. No 1, jangan masuk campur hal gua. No 2, lo mau makan atau apa.. bikin sendiri" ucap Chenle lalu menutup pintu dengan keras.

Chenle pun bersiap-siap untuk keluar dan lagi-lagi Jisung menanyakan hal yang sama kepada diri nya.

"Rules no 1, inget" ucap Chenle lalu pergi. Sudah tentu ia ketemu sang kekasih. Masa sih dia mau spend time sama 'stranger'.

"Ningning-ah, aku kangen" ucap Chenle. "Aku juga kangen, le" balas Ningning. Mereka belum berpisah samsek. Ini salah satu ide Chenle. Tidak berpisah dengan Ningning walaupun ia sudah memiliki Park Jisung sebagai suami nya.

"Gimana suami kamu di rumah, le ?" tanya Ningning. "Dia ga nyari kamu nanti ?" tanya Ningning lagi. Dia takut kalo suami pacarnya menyerang diri nya karna masih memiliki hubungan dengan Chenle.

Walaupun Chenle bilang Jisung tidak peduli tentang keadaannya hanya karna rules mereka, Ningning tetap lah Ningning.

"Gausah peduli tentang dia. Siapa sih mau sama 'stranger' kayak dia" ucap Chenle.

"Stranger apaan sih, le. Kan itu suami kamu" ujar Ningning. "Suami emang suami, tapi aku ga ngangap dia suami aku melainkan stranger" balas Chenle.

"Kamu ga boleh gitu. Mahupun dia stranger, kamu udah punya hubungan yang sah sama dia"

"Udah, gamau bahas tentang dia" balas Chenle kemudian memeluk Ningning. "Ada anchor atau soju ga ?" tanya Chenle.

"Ada, tapi kamu ga boleh minum. Nanti siapa yang ngantar kamu pulang kalo kamu udah mabuk ?"

"Gausah pulang, tidur di sini aja sama kamu. Gapapa lah, Ning" balas Chenle lagi. Ia menggunakan malam pertama nya bersama Jisung dengan meluangkan masa bersama Ningning.

Ningning hanya mengganguk kemudian mengambil minuman alkohol yang Chenle minta. "Jangan minum banyak, nanti kamar ku bau alkohol gara-gara kamu"

"Dari mana, Zhong Chenle ?" tanya Tuan Zhong. Chenle terdiam. Sejak kapan papa nya ke rumah nya ? "Jawab, Chenle" ucap Tuan Zhong.

"Bukan urusan papa" balas Chenle lalu masuk ke kamarnya. "Mungkin dia cape, pa. Biarin dulu, ayo makan" ucap Jisung. Tuan Zhong mengganguk.

"Aku panggil Chenle dulu, pa"

"Baiklah"

Jisung pun mengetuk pintu kamar Chenle beberapa kali namun Chenle tetap tidak membukanya. Suara ketukan pintu membuat Chenle marah lalu membuka pintu kamarnya. "Kau mau apa sih ?!" tanya Chenle.

"Ayo makan, papa mu menunggu mu di bawah"

"Aku sudah makan bersama kekasih ku. Kalian makan lah" balas Chenle lalu menutup pintu kamar nya dengan kasar. "Huh, menyebalkan sekali" ucap nya.

"Eoh, Chenle nya mana ?" tanya tuan Zhong. "Tidur, pa. Gapapa, kita makan aja" balas Jisung.

TOK !
TOK !

"Aduhh, mau apa lagi sih ?!" ucap Chenle lalu membuka pintu kamarnya. "Oh, papa. Ada apa ?" tanya Chenle.

"Turun ke bawah" ucap tuan Zhong. Chenle pun keluar lalu menutup pintu kamarnya.

"Jadi, papa mau ngomong apa ?" tanya Chenle. "Kau dari mana saja ? Kenapa semua kerja rumah suami mu yang mengerjakannya ? Kau itu istri jadi kau seharusnya mengerjakan ini semua bukan suami mu" ucap tuan Zhong.

"Istri ? Papa bilang aku istri ? Aku tuh cowo, pa. Aku juga suami. Rumah tangga kami ga ada yang nama nya istri, kami berdua cowo. Semua nya harus kerjain sendiri"

"Whatever. Semua kerja rumah kau seharusnya lakuin bukan dia" ucap tuan Zhong.

"Aku males mau bahas hal ini. Bikin mood ku rusak aja" ucap Chenle lalu pergi. "KAU MAU KEMANA, ZHONG CHENLE ?!" teriak tuan Zhong.

Chenle menghiraukan teriakan papa nya lalu pergi ke rumah Ningning.

"Loh, Chenle ? Kenapa balik lagi ?" tanya Ningning. "Papa bikin aku kesel. Masa dia bilang aku istri, padahal aku kan cowo" ucap Chenle.

Ningning tertawa. "Jangan ketawa ih" ucap Chenle. "Ya, aku juga ga tau kenapa papa kamu bilang seperti itu. Sebentar, aku bawain minum" ucap Ningning.

"Nih, minum" ucap Ningning. "Makasih. By the way, kamu cantik-cantik gini mau kemana ?" tanya Chenle. "Mau ke mall" balas Ningning.

"Aku ikut ya" ucap Chenle. "Iya, cepet minum" balas Ningning.

"Dari mana lo? Jam segini baru pulang" ucap Jisung. "Urusan nya sama lo apa ? Ga ada kan ? Ingat rules kita" balas Chenle.

"Gua suami lo"

"Terpaksa kali. Gua ga sudi lo jadi suami gua bangsat" balas Chenle kemudian menampar Jisung. "Ingat, jangan masuk campur urusan gua" ucap Chenle lalu masuk ke kamar.

"Suami, suami... Gua juga suami kali" ujar Chenle.

TOK !
TOK !

"Lo mau apa lagi sih ? Risih gua lama-lama sama lo"

Chenle membuka pintu kamar nya, terus di tarik kasar sama Jisung. "HEH, LO MAU NGAPAIN BANGSAT"

"Lo lama-lama keterlaluan ya"

"INGAT JANJI KITA, PARK JISUNG !!!" teriak Chenle, coba melepaskan tangan nya dari tangan Jisung.

"Apa kita ada janji ? Gua rasa ga ada" ucap Jisung. "HEH, LO MAU NGAPAIN BAJINGAN" teriak Chenle sekali lagi.

"Ngehamilin lo"

"SIALAN. COWO NGEHAMILIN COWO. LAWAK LO" ucap Chenle terus menampar Jisung.

"LO KALO MAU NGES*X, SAMA JALANG NOH. GILA KALI COWO SAMA COWO NGES*X"

Chenle lalu pergi meninggalkan Jisung di kamar dan pergi ke rumah Ningning, sang kekasih.

"Chenle ? Bukan nya kamu baru pulang tadi ? Kenapa bisa ke sini lagi ? Ada masalah sama suami kamu ?" tanya Ningning setelah melihat Chenle baru masuk.

"Ning, aku tidur di sini ya. Aku males sama cowo brengsek itu" ujar Chenle. Ningning tau keadaan Chenle lalu memberi Chenle masa untuk menenangkan diri nya.

Setelah beberapa minit, Chenle pun memberitahu apa yang hampir berlaku antara diri nya dengan Jisung.

"Aku ngerti, yaudah kamu istirehat dulu"

Chenle mengganguk kemudian tidur.

Bullshit || Jichen Where stories live. Discover now