News

1K 41 91
                                    

WARNING!!! 

- lapak BOTTOM!San

- mpreg

- remake dari ff lamaku, bukan sesuatu yg baru. Jadi kalo pernah baca ini bukan plagiat

- yg pernah baca jan spoiler

kalo dah paham silakan lanjut

selamat membaca!

Cuaca seperti memercik api hingga udara tampak terbakar di atas jalanan kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca seperti memercik api hingga udara tampak terbakar di atas jalanan kota. Terutama jika yang kau bicarakan adalah aspal. Terik mentari yang selalu panas, hawa yang tidak pernah mendingin. Musim panas benar-benar membunuh warga ibukota. Termasuk seorang presiden direktur bernama lengkap Choi San yang bernapas di dalamnya. Ia akan merasa sangat tertekan dengan cuaca yang ia salahkan, mengeluh ria tak terkira, dan mengumpat tanpa ampun.

Itu jika ia tidak memiliki pendingin ruangan. Dan ia sangat bersyukur karena perusahaan hotel dan resort elit miliknya tidak mungkin tidak memilikinya.

Jadi jika ia tampak tertekan saat ini, alasan lain pasti adalah pemicunya.

Terlalu banyak berkas berita acara yang harus ia tandatangani. Sementara ia kelelahan. Ia butuh liburan. Dan berkas-berkas sialan itu seperti menertawakan kesusahannya. Ditambah jam dinding yang suaranya begitu mencolok di dalam ruangan kantor yang luas dan sepi itu berderak seakan meledeki.

Ia mempersilakan seseorang memasuki ruangan ketika ia mendengar pintu besarnya diketuk.

Dan manusia rupawan lainnya melangkah masuk.

"Selamat siang Tuan Choi."

"Ada yang bisa kubantu, Tuan Jung Wooyoung?" Suara itu terdengar dingin diiringi dengan raut wajah menyeramkan khas bos galak. Seorang karyawan pekerja biasa yang membawa beberapa dokumen di tangannya itu meneguk ludah melihatnya. Kalau aura buruk yang menyelubungi ruangan yang sama dengan bos satu ini ia rasakan, ia hanya berharap kalau ia bisa pulang dengan selamat sore ini.

"Berita acara dari divisi kami, tuan." Takut-takut Wooyoung menjawab dengan nada hati-hati. Tubuhnya merinding. Bulu kuduknya meremang. Bisa San lihat dari dokumen di tangan Wooyoung yang sedikit bergetar.

San tidak segera menjawab hingga keduanya mengalami hening yang memuakkan. Ia hanya menatap datar salah satu karyawan perusahaannya itu.

Dan karena keterdiaman San menciptakan ketiadaan ide konkrit yang membingungkan, maka tanpa aba-aba apa pun Wooyoung melangkah maju, meletakkan apa yang ia bawa dengan hati-hati dengan gestur yang—ia mengusahakannya untuk menjadi—sempurna. Tapi ketakutan itu gagal ia sembunyikan dari San yang telah melihat semuanya.

Wooyoung terlonjak dengan mata membelalak ketika San menyapukan tumpukan dokumen dari Wooyoung di atas mejanya dengan kasar menggunakan satu lengannya. Hingga mereka berserakan di lantai. Ia seperti baru saja meloloskan tantrum pembuka sebelum ia benar-benar mengeluarkan segala amarah yang ia punya.

P R E C I S T E P • WooSan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang